Paragraf 25 ; Gone

Start from the beginning
                                    

Dengan muka bantalnya itu Evan segera membuka pintu kamar Saga yang memang tidak pernah terkunci. Saga terus berjalan sambil meraba dinding kamarnya menuju ke arah Evan, lalu Saga mencengkeram kaos yang dikenakan Evan sambil memperlihatkan wajah khawatirnya. Wira pun ikut terbangun dan segera pergi ke kamar Saga, berniat untuk memberitahu mereka jika Runa sudah kembali ke Indonesia dengan memilih penerbangan yang paling pagi.

Tubuh Saga melemas, dan ia hanya bisa bengong sambil jatuh terduduk di lantai kamarnya. Sama halnya dengan Evan yang juga tidak mengetahui hal tersebut, dan kini ia malah memarahi Wira karena tidak mau memberitahunya sejak kemarin. Wira sudah berusaha menjelaskan jika semua itu adalah keinginan Runa, tetapi Evan tetap merasa jika Wira harus mengatakan hal tersebut kepada Saga karena bagaimanapun Saga harus mengetahuinya.

"Tolong antarkan aku ke bandara sekarang. Aku yakin jika Runa masih ada di bandara, aku yakin dia belum terbang ke Indonesia. Dia pasti sedang menungguku di bandara. Tolong, tolong antar aku ke sana."

***

Setibanya mereka di Bandar Udara Internasional Gimhae Busan dengan mobil mereka, Evan langsung menggandeng Saga masuk ke dalam bandara, dengan Wira yang memimpin di depan. Meskipun ia tidak tahu pukul berapa pesawat Runa berangkat, tetapi dalam hati ia juga berharap jika Runa masih ada di bandara. Setidaknya Saga bisa bertemu dengan Runa untuk yang terakhir kalinya.

Wira merasa begitu bodoh karena tidak memberitahu Saga, dan kini ia merasa menyesal. Ia takut Saga akan kembali down seperti dua tahun lalu, dan ia juga takut Saga akan menjadi pemurung dan menutup rapat dirinya seperti dulu. Bodohnya lagi, Wira bahkan tidak ingat jika ia harus menyerahkan surat dari Runa untuk Saga. Hingga kini surat itu masih ada di dalam lemari tua yang pernah digunakan Saga untuk bersembunyi bersama Aya ketika kecil dulu.

"Breaking news pukul 10 hari ini. Pesawat BA dengan nomor penerbangan 7034 dengan rute Busan ㅡ Indonesia mengalami kecelakaan. Diduga pesawat mengalami stall dan hilang kendali hingga menukik tajam ke arah perairan di sekitar jembatan Gwangan pada pukul 7 pagi hari tadi. Seorang saksi melihat jika Pesawat BA 7034 meledak di dalam laut hingga menimbulkan bunyi ledakan yang cukup keras dan membuat pesawat hancur. Bisa dipastikan bahwa seluruh penumpang sebanyak 210 orang tewas akibat ledakan tersebut. Meskipun demikian, para petugas masih melakukan penelusuran untuk mencari black box pesawat maupun para korban yang mungkin saja selamat. Sekian breaking news hari ini!"

"Evan, apa kamu melihat Runa? Haruskah kita bertanya kepada petugas saja? Mungkin mereka bisa membantu kita."

"Sebentar, bang. Aku tidak sengaja melihat berita yang ada di layar. Tunggu sebentar, aku ingin mencerna berita itu dulu."

Evan berusaha untuk mengingat kosa kata bahasa Koreanya agar dapat mencerna berita yang diputar terus menerus pada layar besar yang ada di dalam bandara. Sama halnya dengan Wira yang tubuhnya sudah bergetar sejak tadi. Apalagi petugas bandara mengatakan jika pesawat yang terbang ke Indonesia hari ini hanya pada pukul 7 pagi hari tadi, tentu hal tersebut membuat tubuh Wira menjadi lemas.

"Evan, apa aku tidak salah dengar? Ada kecelakaan pesawat? Evan? Runa tidak menaiki pesawat itu, kan? Bisa saja ada pesawat lain yang terbang ke Indonesia hari ini, iya kan?"

"Bangㅡ"

Evan menggigit bibirnya, ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kecelakaan yang mungkin saja dialami oleh Runa itu kepada Saga. Namun saat itu Evan sudah melihat Wira yang terlihat seperti sedang menangis di dekat salah seorang petugas bandara, dan bisa ia pastikan jika Runa mungkin saja ikut menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut.

"Runa!!! Runa!!! Kamu di mana?!? Runa!!! Katakan padaku kalau kamu tidak naik pesawat itu! Runa! Jangan pergi! Argh! Tolong siapapun nyalakan lampunya! Aku ingin mencari Runa. Tolong biarkan aku untuk melihat beberapa menit saja! Aku ingin mencari Runa! Di sini gelap selali, tolong bantu akuㅡ"

Wira yang mendengar teriakan Saga itu pun segera berlari mendekat dan ikut membantu Evan untuk menenangkan Saga yang terlihat sangat terpukul dengan berita tersebut. Awalnya Saga meronta-ronta sambil berteriak dan menangis hingga membuat kedua sepupunya kewalahan, tetapi lama kelamaan tenaga Saga habis, dan ia pun jatuh pingsan akibat shock yang dialaminya.

Orang-orang yang ada di sekitar bandara tidak bisa membantu banyak karena beberapa dari mereka juga kehilangan anggota keluarga yang turut menjadi korban, dan barulah beberapa petugas mendatangi mereka ketika Saga tak sadarkan diri. Saga pun dibawa ke rumah sakit dengan ambulance, bersama dengan Evan dan Wira yang masih terlihat belum mempercayai berita kecelakaan pesawat tersebut.

Wira dan Evan bahkan secara bergantian mencoba untuk menghubungi ponsel Runa, namun ponsel Runa sudah tidak aktif. Evan juga berusaha menanyakan Runa kepada Radit, tetapi Radit bahkan tidak tahu jika Runa pulang ke Indonesia secara mendadak dan tidak menghubunginya terlebih dahulu. Di saat pikiran keduanya sedang kalut, tiba-tiba saja ponsel Evan berdering, memunculkan nama sang ayah di layar ponselnya.

"Papa sudah menemukan kornea yang cocok untuk Saga. Tolong segera ajak Saga ke rumah sakit untuk pemeriksaan kecocokan kornea, sebelum kornea ini diambil oleh orang lain."

***

PARAGRAFWhere stories live. Discover now