Paragraf 20 ; Disappointed

Start from the beginning
                                    

"Iya, mah. Evan dan Wira janji akan menjaga bang Saga dengan sebaik-baiknya."

***

"Terima kasih sudah bersenang-senang denganku hari ini, Saga. Kalau kamu membutuhkan bantuan, hubungi aku saja. Aku akan selalu siap kapanpun kamu membutuhkanku."

Saga hanya memasang wajah datar dan mengangguk dengan asal, lalu ia panjangkan tongkat lipatnya untuk membantunya berjalan masuk ke dalam rumah. Sebenarnya ia enggan pergi bersama dengan Rara, tetapi apa boleh buat? Ia harus terlihat kuat di depan Runa setelah kejadian kemarin. Sebenarnya Saga hanya ingin pamer kepada Runa jika dirinya juga bisa jalan dengan wanita lain selain dirinya. Bodohnya, Runa melihat semua kejadian itu tepat di depan matanya, tepat setelah ia baru pulang dari kampus.

"Saga..."

Saga terkejut ketika mendengar suara Runa yang sepertinya berada tidak jauh darinya, tetapi ia berusaha untuk menyembunyikan keterkejutannya itu dengan memasang wajah super dinginnya. Dengan cepat ia berjalan menjauh dari Runa dengan mengetukkan tongkatnya ke aspal, namun Runa berhasil menghadang Saga dari depan sambil menggenggam tangannya.

"Saga, aku minta waktu sebentar. Tolong dengarkan penjelasanku dulu."

"Lepaskan tanganku."

Saga dengan sedikit kasar mencoba untuk melepaskan tangan Runa dan mendorong wanita itu ke belakang. Entah apa yang dikatakan Rara pada Saga hingga lelaki itu bisa bersikap kasar pada Runa, namun yang pasti, hati Runa benar-benar terasa nyeri ketika ia didorong oleh Saga seperti itu. Runa hanya bisa menatap Saga dengan tatapan nanar, namun sayangnya Saga tidak dapat melihat tatapan menyedihkannya itu.

"Penjelasan apalagi yang harus Saga dengar, wahai wanita jalang? Bukti foto yang ku tunjukkan pada Wira kemarin sudah menjelaskan semuanya. Kamu berselingkuh di belakang Saga, dan itu adalah faktanya. Jika menurutku salah, lalu mengapa kalian terlihat bahagia sambil memamerkan cincin kalian, hmm? Cincin pasangan pula. Ckck, ternyata wanita polos sepertimu ini dapat berpikir licik juga."

Plak!

Runa menampar pipi Rara dengan keras, sampai meninggalkan bekas kemerahan di sana. Airmata yang sudah ia tahan sejak tadi turun begitu saja, rasanya sangat menyakitkan ketika ia difitnah seperti ini. Rara yang tiba-tiba ditampar itu pun berpura-pura kesakitan dan mengadu kepada Saga dengan melingkarkan tangannya di lengan Saga, tentu tontonan tersebut membuat hati Runa semakin sakit dibuatnya.

Saga hanya diam, tidak bergeming sama sekali. Sepertinya ia sudah terlalu memercayai ucapan dan cerita bohong yang dibuat oleh Rara untuk menghancurkan hubungan keduanya. Padahal mau bagaimanapun, pada akhirnya Runa juga tetap akan kembali ke Indonesia dan meninggalkan Saga. Namun bukan perpisahan seperti ini yang diinginkan Runa. Ia tidak ingin dibenci oleh Saga, dan ia takut jika Saga tidak mau mendengarkan penjelasannya lagi.

"Saga, apa semalam kamu tahu jika aku menyelipkan selembar kertas di bawah pintu kamarmu? Aku sudah menuliskan beberapa kata dalam huruf Braille di sana. Apa kamu membacanya? Aku tidak bersalah, Saga. Aku difitnah!"

"Lalu bagaimana dengan foto kalian yang sedang membeli cincin?"

"Saga, cincin ituㅡ cincin itu untukㅡ"

"Sudahlah, tidak perlu membuat alasan lagi. Aku sudah terlanjur kecewa kepadamu, Runa. Aku tetap tidak mengerti mengapa kamu membeli cincin pasangan bersama Evan."

Rara tersenyum bahagia melihat kehancuran hubungan keduanya, dan dengan santainya ia menggandeng Saga untuk membantunya masuk ke dalam rumah. Rasa sakit hati yang luar biasa dapat Runa rasakan saat ini. Jujur, trauma Runa terhadap kegagalan hubungannya dengan lawan jenis memang belum sembuh sepenuhnya. Kini, lelaki yang sudah dicintainya itu tengah menggoreskan luka yang teramat dalam di dirinya. Lagi-lagi ia merasa dirinya memang tidak ditakdirkan untuk bahagia dalam menjalin hubungan, dan mungkin ia akan menjadikan Saga seseorang yang ia cinta untuk terakhir kalinya.

Sedangkan Saga tidak merasa bersalah sedikit pun pada Runa, meskipun sebenarnya semalam ia membaca beberapa kalimat yang Runa tulis dengan menggunakan huruf Braille. Ada kata 'maaf, salah paham, tidak bersalah, difitnah, mencintaimu, Saga' di dalamnya, tetapi tetap saja Saga tidak tersentuh dengan isi tulisan tersebut. Ia terlalu jatuh dalam perangkap yang dibuat oleh Rara, dan hanya kedua sepupunya lah yang menyadarinya.

Tidak masalah jika Saga tidak ingin berbicara pada Evan dan Wira untuk saat ini, karena yang terpenting keduanya sudah mulai mencari bukti-bukti terkait kejadian kecelakaan dua tahun lalu yang menimpa Saga dan orang tuanya. Dibantu oleh ayah mereka, perlahan-lahan keduanya menemukan bukti mengejutkan yang terus mengarah pada ayah Rara. Hingga pada akhirnya, mereka mengetahui jika tersangka utama dalam kecelakaan itu adalah ayah Rara.

***

PARAGRAFWhere stories live. Discover now