Paragraf 12 ; Happiness

Start from the beginning
                                    

Evan dan Wira tentu tahu mengapa mereka berniat untuk membuat Saga menghabiskan waktunya bersama Runa. Selama Runa menghindarinya, Saga terus saja melampiaskan kemarahannya kepada kedua sepupunya itu, meskipun mereka tidak melakukan suatu kesalahan. Bahkan Sean pun juga sempat menjadi tempat pelampiasan Saga, hingga adiknya itu terus saja menangis hampir setiap malam.

"Runa?"

"Hmm?"

"Setelah ini aku ingin ke pantai sejenak. Tidak apa-apa, kan?"

"Tentu, kamu bebas mengajakku ke tempat manapun yang kamu mau, Saga."

***

"Waaaa, pantaaaaiii!!!"

Runa begitu antusias ketika ia melihat hamparan laut biru di hadapannya. Ia tidak menyangka jika Saga akan membawanya ke pantai yang begitu terkenal di Busan, yakni Haeundae Beach. Ia begitu senang hingga keluar dari mobil terlebih dahulu, meninggalkan Saga, Evan dan Wira yang masih berada di dalam mobil.

"Dia terlihat senang sekali, bang. Untung abang memilih pantai ini, dan kebetulan pula kami berdua sudah menyewa penginapan di dekat pantai, karena sepertinya tidak mungkin juga kita pulang malam-malam. Lagi pula Sean juga sedang berlibur, jadi kita juga harus berlibur. Tidak masalah kan, bang?"

"Bagus, Wira! Aku tahu kalian berdua pasti yang merencanakan ini semua, bukan? Baguslah kalau kalian sudah menyewa penginapan, jadi aku bisa puas menghabiskan waktu bersama Runa. Sebagai imbalannya, kalian berdua akan aku berikan tempat di perusahaan ayahku. Terserah kalian mau menduduki posisi apa, lagi pula saat ini kalian juga yang mengurus perusahaan untuk menggantikanku."

Evan langsung mengutarakan keinginannya begitu Saga menawarkan sebuah posisi di perusahaan ayahnya. "Aku ingin posisi direktur, bang."

"Kalau aku apa saja tidak masalah, yang penting hidupku sudah terjamin." Kali ini gantian Wira yang mengutarakan keinginannya.

Untungnya suasana hati Saga sedang bahagia, jadi ia mengiyakan saja keinginan kedua sepupunya itu. Kini keduanya dengan sigap segera membantu Saga untuk turun dari mobil, lalu menuntun Saga ke tempat Runa berada.

"Apakah kamu merasa sesenang itu hingga melupakanku?"

"Oh, maaf. Aku benar-benar terhipnotis dengan hamparan laut biru pantai ini di sore hari. Langitnya pun begitu indah, sudah lama juga aku tidak menikmati keindahan pantai seperti ini."

Saga hanya mengangguk, lalu ia berjalan ke arah Runa sambil meraba sekitarnya. Sengaja ia meninggalkan tongkatnya pada Evan, agar ia bisa terus berada di dekat Runa. Runa pun tak masalah dengan hal itu, karena suasana hatinya kini juga sedang dalam kondisi bagus.

Mereka berdua menghabiskan waktu di sore hari menjelang malam dengan bermain air di pinggir pantai, sedangkan Evan dan Wira menghabiskan waktu mereka untuk merekam kegiatan keduanya dari kejauhan. Kedua kakak beradik itu juga akan terus merekam kebersamaan kedua sejoli yang sedang jatuh cinta hingga Runa kembali ke negaranya, tentu ini semua mereka lakukan demi Saga.

Tak terasa matahari telah terbenam, dan keduanya kini sudah merasa kelelahan karena terlalu asyik bermain di pinggir pantai hingga malam tiba. Untungnya tadi Runa sudah diberitahu oleh Wira mengenai lokasi tempat penginapan mereka, jadi kini mereka memutuskan untuk segera menuju tempat penginapan untuk beristirahat.

"Kamu tahu letak penginapannya, kan?"

"Aku tahu. Tadi sepupumu Wira sudah memberitahuku. Hanya tinggal berbalik dan berjalan lurus ke depan dari sini."

Saga mengangguk paham dan berjalan berbalik sambil mencari keberadaan Runa. Sayangnya lagi-lagi ia tidak sengaja menabrak Runa yang sedang memeras ujung pakaiannya yang basah, membuat wanita itu terhuyung ke belakang dan terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Kakinya menjadi sedikit terkilir karena ia tidak bisa menahan beban tubuhnya, dan ia pun kini hanya bisa meringis kesakitan.

"Runa, kamu tidak apa-apa? Apa aku menabrakmu lagi? Maaf, aku tidak tahu kalau kamu berada di belakangku."

"Tidak apa-apa, kakiku hanya terkilir sedikit."

Saga membantu Runa bangun dan ia mencoba untuk memegang pergelangan kaki Runa yang terkilir sambil berjongkok. Tanpa pikir panjang, Saga segera membopong Runa ala bridal style, tetapi Runa malah berusaha melepaskan diri dengan cara memukul dada Saga beberapa kali. Saga menyerah, dan ia pun menurunkan Runa dengan perlahan.

"Aku bisa menggendongmu, apa kamu tidak percaya padaku? Kakimu terkilir, dan tidak mungkin kamu berjalan pincang sampai ke penginapan."

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kamu yakin bisa berjalan tanpa tongkat? Apalagi harus menggendongku. Aku tidak mau menyusahkanmu."

"Naik ke punggungku sekarang. Aku akan menggendongmu."

"Aku akan berjalan saja. Ayoㅡ"

"Naik! Sekarang! Juga! Jika tidak ingin aku marah, turuti perintahku!"

Runa mengalah ketika tangannya dihempaskan oleh Saga ketika ia hendak menggandeng Saga. Ia pun menaiki punggung Saga dan membiarkan lelaki itu menggendongnya. Nada bicara dan tatapannya saat ini membuat Runa takut. Ia masih tidak terbiasa dengan Saga yang akan berubah menjadi galak dan menyeramkan secara tiba-tiba.

"Beri aku arahan agar aku tahu harus berjalan ke arah mana. Aku hanya bisa mengandalkan kaki dan telingaku saat ini, jadi aku mohon beri aku arahan yang jelas."

Sambil cemberut, Runa memberitahu ke mana Saga harus berjalan. Berkali-kali ia menghela napasnya dengan perlahan, merasa kesal karena Saga membentaknya seperti tadi. Meskipun Runa mengarahkan Saga dengan nada yang sedikit tidak ikhlas karena ia masih merasa kesal, tetapi untungnya mereka bisa berhasil sampai di tempat penginapan.

"Dekatkan kepalamu padaku. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."

Runa hanya menurut, lalu ia memajukan kepalanya ke arah kanan Saga. Betapa terkejutnya ia ketika Saga menoleh ke kanan dan berhasil mencium dirinya tepat di bibirnya, dan kejadian tersebut tidak luput dari pandangan Evan dan Wira yang saat itu tengah meminum soda, hingga membuat mereka tersedak karena terkejut.

"Bang, itu benar bang Saga yang kita kenal, kan? Bang Saga sepertinya telah berubah. Gila! Aku tidak menyangka bang Saga akan berani mencium Runa di depan umum seperti ini."

"Wira! Bang Saga telah kembali! Sepertinya rencana kita berhasil! Ayo, kita lanjutkan misi ketiga kita."

***

PARAGRAFWhere stories live. Discover now