Bab 24

5.9K 583 169
                                    

Pagi ini Taehyung berniat menghindari kekasihnya. Semenjak kejadian kemarin, Taehyung jadi takut bertemu dengan Jungkook. Taehyung tahu apa yang dilakukannya kemarin itu pasti membuat Jungkook kesal. Tapi bagaimana lagi, Taehyung masih belum siap melakukan itu dengan Jungkook. Taehyung tahu kok apa yang ada di pikiran kekasihnya itu, bukannya tidak mau, tapi Taehyung rasa ini masih terlalu cepat untuk hubungan yang seintim itu.

Jam di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul 06.15 dan dia sudah berada di sekolah. Ini adalah rekor terpagi bagi Taehyung. Selama ini ia selalu datang tepat 10 menit sebelum bel masuk berbunyi.

Taehyung menghela napas. Ia yakin kalau sahabat-sahabatnya belum datang sekarang, jadi ia lebih memilih menuju tempat favoritnya, rooftop sekolah.

Taehyung bersenandung seraya berjalan menuju bangku panjang yang tersedia di sana. Cuaca yang cerah serta udara yang segar membuat Taehyung tersenyum. Jarang-jarang sekali ia bisa menikmati alam sekhidmat ini.

Perlahan Taehyung merebahkan tubuhnya di bangku itu. Matanya menatap langit yang mulai membiru.

"Ah, masih ngantuk sekali." Gumam Taehyung. Ia melirik jam tangannya lagi. Masih ada 30 menit sebelum masuk. Akhirnya Taehyung putuskan untuk tidur sebentar terlebih dulu agar saat masuk nanti, ia menjadi lebih fresh.

Cup

Cup

Cup

Cup

Tidur Taehyung terganggu saat ia merasa mendapat ciuman di seluruh wajahnya. Apakah ini adalah mimpi? Setahunya ia berada di sini sendiri. Perlahan matanya mulai membuka.

"Kamjagiya! Aisshh.. Mengagetkanku saja." Taehyung langsung terduduk saat menyadari keberadaan Jungkook yang tepat berada di sampingnya.

"Kenapa tidur di sini? Kamu tak sengaja menghindariku kan?" Tanya Jungkook. Pemuda itu kini mendudukkan dirinya di samping Taehyung. Taehyung yang mendengar pertanyaan itu hanya menunduk. Ia tak tahu harus memberikan alasan apa pada Jungkook. Kalian pasti tahu kan bagaimana bodohnya Taehyung saat mencari alasan?

"Emm... Itu..." Taehyung menggigiti bibir bawahnya. Ia masih tak berani menatap pemuda yang masih tetap memperhatikannya.

"Tidak usah dijawab." Jungkook menjeda ucapannya. Tangannya meraih kedua tangan Taehyung dan digenggamnya erat.

"Hei, lihat aku." Ujar Jungkook. Taehyung pun dengan ragu menatap Jungkook.

"Maafkan aku." Ucap Jungkook dengan tatapan sendu. Taehyung mengerutkan keningnya dan kemudian menggelengkan kepala.

"Kenapa meminta maaf? Kamu tidak salah apa-apa kok." Ucap Taehyung. Jungkook menghela napas dan kemudian membelai rambut Taehyung lembut.

"Kamu marah padaku? Atau kamu takut padaku?" Tanya Jungkook yang membuat Taehyung sedikit terkejut. Apakah sikapnya begitu mudah ditebak? Bagaimana kalau sikapnya membuat Jungkook tersinggung? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk membuat Taehyung tak langsung menjawab pertanyaan Jungkook.

"Aku tahu, Tae. Kamu pasti merasa tidak nyaman karena perlakuanku kemarin kan? Tak seharusnya aku melakukan hal itu tanpa perserujuanmu. Aku egois karena tak memikirkan dirimu, maafkan aku." Suara Jungkook melirih. Ia menunduk dengan raut wajah menyesal yang justru membuat Taehyung tidak nyaman.

Perlahan tangan Taehyung terulur untuk menangkup pipi Jungkook. Sedikit mengangkatnya hingga membuat tatapan mereka saling bertemu.

"Kookie, maafkan aku. Aku juga salah karena meninggalkan kamu begitu saja kemarin. Itu pasti menyiksamu. Emm... Bukannya aku tak mau melakukan itu denganmu, tapi aku rasa itu terlalu cepat dan aku belum siap." Jelas Taehyung. Ia kemudian menarik tangannya dan mengalihkan pandangnya dari Jungkook. Taehyung tidak tahu apakah apa yang ia ucapkan barusan bisa membantu atau tidak. Tapi memang itu yang ia rasakan dan Taehyung ingin lebih terbuka dengan kekasihnya.

"Aku mengerti, Taehyung. Terima kasih sudah terbuka denganku. Ingatkan aku jika aku khilaf dan berlaku sesukaku. Aku sungguh tak ingin menyakitimu. Aku mencintaimu, Taehyung." Taehyung kembali menatap sang kekasih diiringi sebuah senyuman. Ia merasa lega dan bersyukur, Jungkook tak serta merta menyalahkannya dan malah mau mengintrospeksi kesalahannya sendiri. Taehyung sungguh bangga dengan sikap kekasihnya itu.

"Aku juga mencintaimu." Taehyung meraih tubuh Jungkook dan dipeluknya erat.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kamu tahu kalau aku di sini?" Tanya Taehyung setelah melepas pelukannya.

"Aku mencarimu tadi dan setelah melihat kamu tak ada di kelas, aku yakin di sinilah dirimu berada. Jadi aku langsung ke sini dan benar, aku menemukanmu." Jelas Jungkook. Taehyung hanya mengangguk dan kemudian melirik jam tangannya.

Matanya membola kala melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 8. Gila! Taehyung tidak ikut pelajaran jam pertama.

"Anjir! Aku telat." Seru Taehyung panik. Ia segera mengambil tasnya dan berniat kembali ke kelas. Tapi gerakan Jungkook menghentikannya.

"Kamu mau ke mana? Kita sudah telat satu jam. Kalau kamu masuk sekarang, kamu hanya akan mendapat hukuman. Kita kembali saat pergantian pelajaran saja." Ucap Jungkook. Taehyung terdiam sejenak dan kemudian kembali duduk. Benar juga apa yang dikatakan Jungkook.

"Sial! Padahal aku sudah berangkat pagi-pagi. Tapi jadinya malah terlambat begini." Dengus Taehyung sebal. Bibirnya mengerucut dengan kedua alisnya yang menukik ke atas. Jungkook hanya terkekeh gemas melihat tingkah kekasihnya.

"Gemesin sekali sih pacarku ini. Jadi ingin khilafin lagi deh." Ucap Jungkook seraya menarik kedua pipi Taehyung gemas.

"JUNGKOOK!"

Bersambung...

B A N G S A T [KV]Where stories live. Discover now