Berhenti dan Kembalilah

262 2 0
                                    

Demi awan yang selalu memeluk langit.

Akupun merindumu seperti kering yang mendamba hujan.

Ketika kenyataan tak lagi sama dengan mimpi.

Merindumu selayak ingin tumbuhan di tengah Gurun Sahara.

Sungguh, demi deduri yang tidak pernah tidak ada dalam kaktus.

Ketika memeluk hitammu seumpama tertidur diatas ujung jejaruman.

Aku membutuhmu ketika sakit akan selalu menjadi hantu mengerikan.

Memikirkanmu aku mulai bagai seperti target panah.

Demi aku yang selalu tersenyum dalam bahagiamu padahal lukaku.

Bisakah kamu beristirahat sejenak?

Atau bahkan berhentilah kamu untuk bermain dalam lapangan otakku.

Aku pikir tintamu sudah habis untuk menoreh daftar pesakitan.

Aku harap senja segera turun menghilang ketika kamulah senja itu.

Gelap bukan mungkin tidak selamanya.

Ketika menanti adalah tugas setelah menyakit.

Tunggulah lain cahaya sedang dalam langkahnya menutupi pekatmu.

Maka kamu, wahai sang lalu.

Berhentilah bermain dengan waktu yang bukan taman bermain.

Masamu tak lagi saat sekarang ini, kau paham?

Kembalilah menjelma menjadi cerita lampau memenuhi pelajaran.

Berhenti dan KembalilahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang