I (All i want is nothing except to be accept)

3.6K 303 28
                                    

Warning:

Crackpair, Ooc, Typos, OC(maybe), late update, and many more.

If you don't like it, feel free to leave. I'll always open my door to leave or to enter.

"For the sake of our fate, i demand a promise"

Musim semi dan bunga sakura yang berterbangan menghiasi dua anak muda yang tengah berdiri dengan perasaan campur aduk. Seorang pemuda dan seorang gadis terlihat seperti sedang melakukan acara romantisme klise di kalangan remaja. Sang gadis dengan paras yang cantik membuka mulut dengan ragu.

Melontarkan perkataan yang diterima dengan hati yang berat oleh si pemuda, berjalan dan pergi dengan muka yang masam.

Setelah kepergiaan pemuda itu, sang gadis menatap ke atas, memperlihatkan bunga sakura yang tertiup angin dengan kencang.

Lagi, kejadian yang akan terus terulang selama ia masih mengenyam pendidikan.

'Kapan semuanya akan berakhir?' pikirnya.

Ia melangkah pergi dan kembali ke kelasnya, memulai semester baru dengan perasaan yang cemas dan takut.

Bel sekolah berbunyi menandakan akan dimulainya pelajaran pertama, gadis bernama Hinata duduk dengan wajah yang sendu. Menatap kumparan bunga sakura di halaman sekolah yang jatuh tertiup angin. Keberadaan guru tak mengalihkan perhatiannya, kecuali saat guru memperkenalkan beberapa siswa baru di kelasnya.

"Mohon bantuannya," katanya yang membuat atensi Hinata teralihkan ke depan.

Dua orang dengan gaya berbeda, aura yang berbeda membuat Hinata mengerutkan keningnya.

'Ah, aku tidak memperhatikan.'

Kembali, Hinata mengalihkan atensinya ke tas sekolahnya dan mulai membuka buku tanpa memedulikan kedua orang di depannya.

Tanpa terasa, pelajaran dimulai dan berkhir dengan cepat.

Siswa siswi pun pergi untuk urusan masing-masing, meninggalkan kelas demi makan siang, bermain, ataupun tetap di kelas dan bergosip. Hinata merupakan salah satunya, duduk dan membaca buku romansa murahan yang ia dapat dari adik satu-satunya.

"Ku dengar dia menolak  Nagato-senpai."

"Hah? Siapa?"

"Itu, siapa lagi? Jalang kecil di kelas kita," katanya, Hinata sangat merasa bahwa dirinya yang menjadi pembicaraan.

"Hah? Bukannya Konan-senpai menyukai Nagato-senpai? Apa dia tega melakukannya? Astaga ...."

"Hem, tentu saja, kau tidak tau? Waktu sekolah menengah dia bahkan merebut pacar temannya sendiri!"

"Yang benar?" Gadis yang lain mengangguk membenarkan.

Setelah mendengar dirinya yang menjadi topik pembicaraan membuat Hinata menghela napas lelah dengan diam, dibaliknya halaman dari buku milik adiknya untuk membaca kelanjutannya.

Ia tidak peduli,

Dan tak akan peduli.

Sayangnya, pembicaraan tentang dirinya masih saja berlanjut walaupun Hinata mencoba untuk tidak peduli.

Bahkan, pembicaraannya semakin buruk dan bisa melukai harga diri seorang Hyuuga. Hinata memilih berdiri dengan kasar, menimbulkan bunyi deritan keras dari meja dan kursi yang ia tempati.

Beberapa orang yang membicarakannya menoleh dan memilih menutup mulut, bubar dengan sendirinya. Hinata menghela napas, berjalan menuju kamar kecil. Ia butuh mendinginkan otaknya.

Lets Get Dating, ThenWhere stories live. Discover now