After Ending

10.8K 571 165
                                    

°°°

Sudah bukan rahasia kalau aku begitu menyayangi manusia bebal keras kepala  seperti dia. Sumber segala masalah, pembuat onar, cerewet, tidak bisa diatur dan tak mau dikendalikan orang.

Aku menyayangi dia?


Ya mungkin saja, entahlah, rasanya lebih dari kata sayang. Aku membutuhkan dia untuk  hidupku terkenal sangat lurus dan normal.

Aku pernah kehilangan dia, dan rasanya seperti kehilangan separuh jiwa. Lan Xichen bahkan tidak mengenalku lagi, ya ya ya, aku pernah merasa kehilangan yang membuat hidupku hancur.

Hancur??

Iya. Aku tidak mengenal diriku sejak saat itu. Menikmati hidup dalam penyesalan, mengembara kesana kemari mencari sosok yang sudah menghilang— hancur tak berbekas, tapi aku sama keras kepalanya dengan dia, menolak bahwa dalam kehidupan kala itu, sudah tidak ada dia.


Menolak fakta kalau tidak Ada lagi Wei Wu Xian dalam peredaran hidupku.

Redup, gelap, tak berwarna, aku pernah merasa setidak berdaya itu dalam hidupku— dan itu karena kehilangan dia.

Aku membunuh  seorang Lan Wangji dalam hidupku sendiri. Setiap hari minum arak kesukaannya walaupun selalu mabuk dalam satu tegukan, bekas cambukan masa lalu karena Weiying masih jelas tergambar dipunggungku. Aku bahkan sering menyakiti saudara klanku sendiri jika ada yang bicara buruk tentang Weiying— padahal, dimana Weiying saja aku tidak tau.


Selucu itu.
Semenyedihkan itu.
Sekacau itu aku.



Tapi lihat sekarang aku selalu disisi siapa?? Lihat sekarang aku selalu berusaha menjaga siapa? Lihat bagaimana aku kembali menemukannya ketika aku mulai putus asa.

Kadang aku berpikir lagi, aku bertahan hidup selama ini dengan alasan berusaha menemukannya— menunggunya walau jawabannya mungkin dia tidak akan pernah kembali.


Aku hidup karena dia, menumbuhkan harapan-harapan yang dianggap konyol dan menyedihkan. Tapi aku bertahan hidup dengan itu. Weiying yang membuatku tetap hidup, walaupun dia juga alasan aku ingin mati.

Kalian pikir aku tidak ingin mati??? 
Lan Xichen sialan— kakakku yang saleh itu— selalu memberiku petuah menyebalkan, aku muak mendengarkannya setiap hari. Jadi mau tidak mau aku melakukan apapun yang dia inginkan, agar dia berhenti dari pekerjaannya mulianya itu.

Jangan tanya kenapa ku panggil dia sialan, aku hanya berani bilang begitu dalam hati, kalau bilang langsung mungkin akan di cambuk 3000 kali oleh pamanku sendiri. Peraturan Gusu Lan: menghormati yang tua.

Kakakku yang baik budi pekertinya luhur itu, aku tau dia juga mengalami sebuah kehilangan sepertiku. Adik sesumpahnya harus mati dipedangnya sendiri. Mungkin lebih sulit jadi dia, tapi aku tidak peduli— Weiying mengalami hal-hal berat karena perbuatan Jin Guangyao, haruskah aku bersedih untuk itu??

Aku bersyukur aku lahir dengan keterbatasan ekspresi wajah. Orang lain tidak bisa menebak apa yang aku rasakan, apa yang aku inginkan— karena wajahku selalu datar tanpa emosi berarti, tapi Lan Xichen adalah manusia pertama yang mengenalku. Kemudian Wei Wu Xian—Weiying, yang mengenalku lebih baik dari aku mengenal diriku sendiri.

Kalian punya orang seprti itu??
Jika punya, tidak boleh dilepaskan— mereka itu sumber kuatmu, saat kehilangan kalian akan berakhir seperti aku. Seperti orang bodoh.

Jadi saat aku turut berduka untuk kakakku, dia tau benar aku tidak setulus itu berduka.
Persetan dengan itu, bohong jika aku tidak senang orang seperti Guangyao mati dengan cara mengerikan.

[ONESHOT] THE UNTAMEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang