Bonus chapter [1]

645 49 3
                                    

a.n

bonus chapter ke-1, ngejelasin gimana Ghisa-Aldi jadian aw. jadi... bonus chapternya ada 2, dan isinya flashback semua. jangan bingung kalau ga nyambung sama lastchapt itu, karena ini emang flashback.

ohiya, aku ada rencana mau buat cerita baru ha-ha-ha. ampun dah, cerita satu selesai bikin cerita baru padahal...yang lain belum selesai wkk. tapi gak bakalan di-post di waktu deket dulu, soalnya mau ditulis sampai akhir, baru di-post. biar gak stuck yey.

oke..segini aja a.n-nya, selamat membaca&&maap pendek.

***

Setelah dipaksa oleh Iqbaal untuk menyatakan semuanya, Ghisa turun dari bleachers dan menghampiri Aldi yang sedang meminum air mineralnya di pinggir lapangan.

Menarik nafas panjang, Ghisa berusaha menenangkan diri. Sambil menuruni tangga, ia berpikir bagaimana cara mengatakannya. Sampai-sampai ia tak sadar, ia sudah ada di dekat Aldi berdiri. Dekat sekali.

Aldi yang menyadari kehadiran Ghisa, menoleh. Bibirnya tanpa sengaja tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman. "Hei, Ghis. Ada apa?" tanya Aldi.

Ghisa tersentak dari lamunannya. Ia menoleh kanan-kiri, terlihat bingung. Ketika ia sadar bahwa dia ada di depan Aldi, ia tersenyum canggung. "Hei."

"Ada apa?" ulang Aldi.

Jantung Ghisa berdebar, bingung harus berkata dengan cara bagaimana. Tapi sekarang tidak ada lagi waktu untuk berpikir. Jadi, "Gue suka sama lo."

Aldi terlihat sedikit kaget, namun tak berapa lama kembali normal. Entah Ghisa sadar atau tidak, pipi Aldi bersemu merah. "Eng... gue.."

Ghisa menghembuskan nafas pelan, lalu tersenyum terpaksa. "Gak papa, gue tau jawaban lo pasti engga atau minta maaf karena ga bisa bales perasaan gue. Lagian, tujuan gue emang Cuma ngasih tau doang kok. Gak perlu dibales," ujarnya.

"Tapi lo pasti berharap gue bales perasaan lo, 'kan?" Aldi tersenyum, "tadi gue belum sempet lanjutin omongan gue. Jadi... gue, gue juga suka sama lo. Udah lama. Sejak kita SMP kelas 8, sampai sekarang. Iya, 3 tahun gue suka sama lo. Percaya gak?" sambungnya.

"3 tahun?" beo Ghisa, masih kaget.

"Ya," Aldi mengangguk. "Lo dari kapan suka sama gue?"

"Sama," jawab Ghisa.

Aldi tersenyum lebar, lalu meraih tubuh Ghisa kedalam pelukannya. Butuh beberapa detik untuk Ghisa sadar, kalau dia ada di dalam pelukan Aldi. Tak perduli jika ia basah karena keringat dari cowok bermata sipit itu, ia hanya merasa nyaman. Tak pernah senyaman ini sebelumnya.

"Jadi... kita pacaran?" bisik Aldi di telinga Ghisa.

Ghisa tersenyum malu, lalu mengangguk. "Kita pacaran."

25/10/2014

12:48

Unexpected • ams & idrWo Geschichten leben. Entdecke jetzt