3/3 : Apologize

1K 101 14
                                    

Januari, 2017

"Hai, Dons!" Yuta menyapa Doyoung yang baru saja datang berkunjung. Terlihat Doyoung datang dengan seragam perawatnya. Yuta melirik jam masih menunjukkan pukul sembilan pagi. Doyoung langsung datang kemari begitu selesai dengan shift malamnya? Wah.

Doyoung tidak membalas sapaan Yuta tapi melempar beberapa lembar berkas kepada pria Osaka itu.

Yuta mengerinyit heran. "Apa ini?" tanyanya sambil membuka berkas itu.

"Salinan rekap pasien Lee Taeyong." Doyoung bisa lihat Yuta membeku. "Ini dilarang, kalau ketahuan aku bisa kena sanksi. Tapi kurasa kau perlu melihatnya." Doyoung menghela napas Yuta tak memberi reaksi apa-apa.

Doyoung bukannya bermaksud ikut campur. Pada awalnya ia hanya penasaran tentang Lee Taeyong. Lee Taeyong sudah cukup menarik perhatian karena wajah rupawannya dulu. Sekarang pasien yang menjadi bahan obrolan para perawat itu ternyata mantan kekasih salah satu teman terdekatnya. Terlebih menurut pengakuan Ten, Taeyong juga penyebab utama beberapa hal yang janggal dari Yuta. Pada akhirnya saat mengaggur di sela-sela waktu kerjanya, Doyoung berniat memuaskan rasa ingin tahunya dan langsung memutuskan untuk membiarkan Yuta tahu kenapa Taeyong mendatangi rumah sakit tahun lalu begitu Doyoung menemukan bahwa Taeyong kerap datang untuk konsultasi psikologis.

"Sudah, ya. Aku kemari hanya untuk memberimu itu. Sampaikan salamku untuk Johnny. Dah!" Lalu Doyoung pergi tanpa diantar Yuta sampai pintu depan karena Yuta sudah langsung disibukkan dengan mengkonsumsi fakta tentang Taeyong yang selama ini tidak diktahuinya.

.

.

Januari, 2011

Pada awalnya, bekerja masih sesuai dengan ekspektasinya. Kerja lembur, laporan, revisi, proposal, atasan menyebalkan, rekan kerja kurang menyenangkan, semuanya cukup sesuai dengan dugaan Taeyong meski lebih melelahkan sedikit. Beruntung ada bekal buatan Yuta, Taeyong bisa menjalani harinya dengan semangat.

Namun perlahan, segala yang tidak enak di tempat kerja makin bertambah saja kadarnya. Misalnya, waktu deadline dimajukan, tapi paper yang perlu dikerjakan juga semakin banyak. Saat Taeyong gagal menyelesaikannya tepat waktu, atasannya akan marah-marah menyalahinya sekaligus menyindir latar belakang pendidikannya yang hanya tamatan sekolah. Belum lagi, karena ia karyawan paling muda, rekan kerjanya mulai memandang rendah dirinya. Menganggap Taeyong pantas disuruh-suruh. Tidak sedikit dari mereka menumpahkan pekerjaan mereka pada Taeyong. Tidak sedikit pula memperlakukan Taeyong seperti pesuruh.

Itu semua, masih Taeyong maklumi. Ia mengerti kenapa ia diperlakukan demikian. Ia hanya perlu bekerja lebih keras sedikit, lalu dengan demikian perlahan ia bisa membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi superior.

Tapi waktu itu tidak kunjung datang. Kenyataan yang lebih buruk justru menghampiri dengan cepat.

Taeyong itu punya wajah rupawan yang siapapun akui. Badannya mungkin berisi, tapi dalam balutan setelan jas yang rapi, terlihat kecil dan ramping. Di zaman saat lovewins di mana-mana, memiliki fisik seperti Taeyong sebenarnya sangat rawan mengalami pelecehan.

Tidak sekali dua kali ia merasakan tepukan di bokongnya. Awalnya ia kira itu bentuk ketidaksengajaan, tapi makin lama makin sering membuatnya risih. Taeyong mulai merasa tidak nyaman.

Amending [ TaeYu ]Where stories live. Discover now