" Dam, asal Dam? Tu apa Dam? "

Tanya Pijoy. Belum sempat Adam memberikan jawapan, langsung Pijoy merentap tiga helai kertas itu dari tangan Adam. Pijoy berkerut kening pabila membaca surat pengambilan anak angkat itu.

" Apa ni Dam? Wawa... " Pijoy mematikan ayatnya sendiri. Adam sangat terkejut, kembali dia bersedih.

" Dania, dia anak Darwina yang sebenar. Dia anak yang... " Adam jua mematikan ayatnya sendiri.

" So, Wawa isteri kau? Dia... Dia ke anak angkat seperti yang tertulis di dalam kertas ni? "

Adam mengangguk. Tanpa dipinta, Adam langsung menitiskan air mata. Dia keluar dari kereta, serabut dan gundah fikirannya ketika itu.

" Dam, aku tak faham. Aku betul tak faham! Kenapa uncle Arwin mengambil anak angkat sedangkan dia dan auntie Wina ada anak bersama? Why? Opah, Opah tahu ke Wawa isteri kau tu, bukan cucu dia? "

Adam mengesat air matanya, dia mencangkung seketika. Sungguh Adam celaru, tak dapat menyelesaikan teka teki itu dikala buntu.

" Joy, tu tak penting. Sekarang yang penting adalah auntie Wina dan Dania. Kita harus selamatkan diorang terlebih dahulu sebelum Arwin berjaya menemukan mereka. Terutama Darwina, dia ada dengan Wawa sekarang. " Ujar Adam, kembali berdiri. Adam sangat cemas.

" Macammana dengan Dania? "

" Macam ni, kau pergi rumah aku dan lindungi auntie Wina. Bawa dia ke apartment aku sementara aku pergi cari Dania "

" Okey Dam "

Langsung mereka memecut. Adam menghantar Pijoy terlebih dahulu di kediamannya bersama Wawa untuk melindungi Darwina, setelah itu Adam bergegas untuk menemui Dania. Adam menghubungi Syamie, meminta bantuan pada lelaki itu.

" Syamie, ini saya Adam " Ketika ini, Syamie baru saja selesai dari operasi kecil. Dia sedang duduk berehat di dalam ruangannya.

" Ya saya tahu. Ada apa? "

" Saya dah tahu siapa orang tua kandung Dania dan sekarang, saya rasa Dania sedang dalam bahaya. Saya rasa, uncle saya sedang mencari keberadaan Dania "

" Hah? " Seperti Adam, Syamie juga bergegas meninggalkan perkarangan hospital. Syamie tidak berhenti dari menghubungi Dania.

" Dania, please jawab " Rayu Syamie, mencuba menghubungi Dania lagi.

///

Dania baru selesai mesyuarat, dia meninggalkan HP di bilik pejabatnya. Pada saat Dania hendak masuk ke dalam ruangannya, Farah tersenyum memandang dia seraya menghulurkan sesuatu.

" Cik Dania, ni ada sesuatu buat Cik Dania " Hulur Farah sekeping kad kecil pada Dania, kembali Farah duduk ditempatnya.

- I miss you. Saya tunggu awak di lobby -

Sangka Dania itu adalah Syamie, langsung dia tersenyum tanpa masuk ke dalam ruangannya. Dania menggunakan lift untuk ke tingkat satu, tidak sabar menemui Syamie di sana. Apabila Dania tiba di sana, tiada Syamie dilihatnya. Dania mahu menghubungi Syamie, tapi dia baru teringat telefon nya tertinggal di dalam bilik pejabatnya.

Dania cuba menunggu seketika. Pada saat kakinya sudah lemah berdiri, Dania mahu meninggalkan lobby tetapi, seseorang datang menghampiri Dania.

" Cik Dania? "

Lelaki itu menegur Dania tapi, Dania tidak mengenali lelaki itu. Dania langsung mengabaikan lelaki itu dan berlalu pergi. Tetapi, tiba-tiba saja mulutnya ditekap kuat dengan sapu tangan dari arah belakangnya menyebabkan Dania hilang kesedaran lalu dia pun pengsan.

" Dam, auntie Wina takde kat rumah... Wawa, wawa kata kau tahu siapa yang bawa auntie Wina pergi "

Adam berhenti seketika bila menerima panggilan dari Pijoy. Kembali Adam menitiskan air mata, merebahkan dahi ke steering kereta.

Syamie baru tiba di Shopping Compleks itu, langsung berlari menaiki tangga untuk pergi ke ruangan Dania. Tetapi,

" Eh Cik Syamie " Tegur Farah.

" Cik Dania ada kat dalam tak? " Tanya Syamie, membingungkan Farah.

" Apa Cik Syamie cakap ni? Kan Cik Syamie tulis surat tadi buat Cik Dania, minta Cik Dania datang ke lobby " Ujar Farah, serta merta Syamie terkejut besar.

" Apa? No Farah, saya takde tulis surat bagai apa semua. Tolong periksa rakaman cctv. Sekarang! "

Perintah Syamie dengan tegas. Meski kehairanan, segera jua Farah melaksanakan permintaan itu. Syamie menghubungi Adam, kembali dia meneruskan perjalanan untuk mencari Dania.

" Dania takde kat office. Setiausaha dia kata, ada seseorang yang minta Dania datang ke lobby "

Adam bengang, memukul steering dengan begitu kuat. Sama-sama buntu dengan keadaan itu. Bingung, ke mana mereka harus mencari Dania. Tiada sebarang petunjuk yang mereka terima.

///

" Bagitau Wawa, kat mana uncle bawa Darwina dan Dania? " Tengking Pijoy pada Wawa, masih berada di situ.

" Aku tak tahu " Wawa masih menafikan kebenaran.

" Please Wawa, jangan macam ni! Kesiankan Adam! "

" Kenapa Adam je yang harus di kesiankan? Habis aku ni apa? " Wawa turut memperdengarkan nada lantang.

" Just tell! Ke mana Arwin bawak Darwina? Please Wawa... Wawa yang aku kenal tak macam ni! Please... Aku merayu "

Wawa masih berkeras, enggan memberitahu Pijoy. Tiada cara lain lagi, Pijoy harus memaksa Wawa untuk mengatakan ke mana Arwin telah membawa Darwina.

" Wawa, selama ni Adam dah banyak berkorban demi kebahagiaan kau Wawa. Kau tak kesian ke dekat Adam? Dia sanggup lepaskan semua semata demi kau? Tolong pandang kasih sayang Adam selama ni kat kau dan anak kau! Tolong ingat tu Wawa "

Pijoy mengalirkan air mata, rasanya dia telah sehabis daya memujuk Wawa. Gadis itu tetap berdiam. Tetapi, Wawa menangis di situ.

///

Pijoy menghubungi Adam lalu Adam menghubungi Syamie. Mereka bertiga memecut menuju ke tempat yang telah dikatakan Wawa.

" Syamie, aku dah tahu ke mana Arwin bawa Dania dan Darwina "

" Okey Dam, aku faham "

Tiba mereka disana, gegendang telinga langsung disapa oleh bunyi tembakan yang sangat kuat. Serta merta langkah kaki Adam dan Syamie terhenti. Mereka tergamam bila melihat sekujur tubuh yang sangat dikenali sudah terbaring di atas lantai.

" Dania! "

Seraya dengan itu, Syamie dan Adam serentak menjerit, melaungkan nama Dania. Pantas mereka berlari, mendapatkan Kheyra Dania.

///

Kheyra Dania dikejarkan ke Hospital Kerajaan, di mana Syamie adalah doktor pakar bedah di Hospital itu. Syamie menangis menolak stretcher menuju masuk ke dewan bedah yang menempatkan tubuh Kheyra Dania.

Di bilik pembedahan, nafas Dania langsung terhenti sebelum sempat dia dirawat. Syamie tidak dapat menerima begitu saja, dia tetap berusaha mencuba menghidupkan Kheyra Dania semula.

" No Dania please... Please Dania... No... "

Syamie berusaha tanpa mengenal erti putus asa. Adam menangis diluar bilik pembedahan itu melihat keadaan Syamie.

" Dania please... Jangan tinggalkan saya Dania... Dania... "

" Doktor Hanaz, pesakit dah meninggal dunia. Kami dah mencatat waktu meninggal pesakit " Ujar Jururawat, memberitahu Syamie keadaan yang sebenar.

" Dania... Please Dania... Please... Dania... " Syamie menangis teresak-esak, memeluk tubuh yang tak bernyawa itu.

" Dania!! Arghhhh!! " Jerit Syamie, memeluk erat jenazah Kheyra Dania.

Suami Yang HilangWhere stories live. Discover now