Dania dan Adam kini bertembung. Langkah kaki Dania terhenti dengan sendiri. Seraya dengan itu, ketua pengurusan yang lain menyapa Adam.

" Kalau macam tu, kami pergi dulu Cik Dania, Cik Adam "

" Baik "

Serentak Dania dan Adam bersuara. Pandangan Dania terhadap Adam, kelihatan jelas dipenuhi rasa benci. Tetapi mengapa? Hal itu buatkan Adam tertanya. Pijoy tidak mengacau daun, lantas menemani Darwina dihujung kedai pakaian wanita itu.

" Apa khabar Cik Dania? Saya harap, Cik Dania ada terima semua MC-mc saya " Ujar Adam, tersenyum pahit.

" Awak sakit apa sampai MC seminggu? " Tanya Dania.

" Sakit yang takkan pernah sembuh " Jawab Adam.

" Setiap sakit tentu ada ubatnya. Saya minta diri dulu Cik Adam, saya ada hal "

Ucap Dania, memusingkan badan, mengorak langkah pergi. Lemah langkahnya, air mukanya langsung berubah. Ada kesedihan dan ada kekecewaan dibalik wajah itu.

" Cik Dania " Panggil Adam. Dania mematikan langkah kaki, tidak menoleh ke arah Adam.

" Tahniah atas perkahwinan Cik Dania yang tak lama lagi. Semoga bahagia "

Ucap Adam, membuatkan Dania menangis. Dania diam, langsung kembali mengorak langkah kaki. Dania pergi menyembunyikan diri di dalam tandas wanita. Lama Dania menangis di sana.

" Kalau kau Adam aku, kenapa kau tak pernah mahu mengaku Adam? Kau buat aku seperti perempuan yang bodoh! Aku silap menyayangi kau selama ini! Aku menyesal berikan hatiku pada kau Adam! "

Bisik hati Dania, masih menangis di dalam toilet. Berusaha agar tiada sesiapa diluar sana yang mendengar tangisannya.

" Aku takut Dania. Aku takut kau terluka. Kalau hanya dengan cara ini kau selamat, aku sanggup. Aku rela, korbankan kebahagiaan ini. Maafkan aku Dania, aku... Sayangkan kau "

Bisik hati Adam, menahan air mata... Darwina siap berbelanja, menggunakan duit yang pernah Marina beri pada dia. Darwina tidak lupa membeli hadiah untuk Marina, niat itu dia simpan bila tiba dipusara Marina.

" Kejap, saya nak ke tandas "

Ujar Darwina, Adam dan Pijoy serentak menganggukkan kepala, menanti Darwina diluar tandas wanita. Dania cuba tenangkan diri, dia berhenti menangis. Pergelangan kemeja, Dania tarik hingga ke siku. Dia membasuh muka, melihat diri sendiri ke dalam cermin.

Dania terlihat tiga buah paper bag di dekat sinki yang tak bertuan, langsung Dania menggapai paper bag itu.

" Siapa pula yang tinggalkan barang kat sini? Apa ni? " Dania menyeluk tangan, terdapat satu kad kecil di dalam paper bag itu.

" Buat anakku Wawa, mama sayangkan kamu " Baca Dania sambil berkerut kening.

" Wawa? "

Kata Dania, nama itu tidak terasa asing bagi dia. Nama yang seringkali menghantui dia di dalam mimpi. Dania meletakkan kad kecil itu semula ke dalam paper bag tersebut, menyimpan kembali ke tempat asalnya. Dania mengelap muka dengan tisu, lalu kehadiran Darwina membuat pandangannya terhenti disitu. Dia mengenal wanita itu.

" Awak? " Kata Darwina, juga terkejut melihat Dania di situ.

" Makcik yang hari tu kan? "

" Haah. Maafkan makcik ya pasal hari tu " Dania tersenyum seraya menggeleng kepala.

" Takpe, saya tak marah pun "

Kata Dania, menurunkan semula kemeja ke pergelangan tangan. Darwina berkerut kening melihat tanda lahir di belakang pergelangan tangan Dania.

Suami Yang HilangWhere stories live. Discover now