" Nia, bangun Nia "

Adam meletakkan sapu tangan yang basah itu ke dahi Dania. Kembali bergerak pantas menuju ke dapur semula. Kabinet paling atas Adam buka, menggapai sekotak peti ubat.

" Minum ubat Nia, kau demam "

Adam benar-benar risau melihat keadaan Dania. Dia membantu gadis itu untuk duduk, menyuakan dua biji Panadol ke dalam mulut Dania. Dan... Adam tersentak halus bila Dania merebahkan kepala didadanya.

" Se...ju...k "

Bicara Dania dengan nada yang terputus-putus. Adam mengetap bibir, melihat remote penghawa dingin yang sangat jauh dari mereka. Mati akal Adam disitu, tidak dapat berfikir dengan baik. Rasa, tidak sanggup melarikan kepala Dania dari dadanya. Tapi gadis itu kedinginan, Adam buntu. Menatap marah ke remote itu.

Sempat Adam berfikir untuk jadi seperti Spiderman yang mampu menggapai benda dari jarak jauh, tapi dia tahu itu semua hanya pentas lakonan. Tersenyum lebar Adam pada kebodohan diri sendiri. Lalu, Adam menggendong Dania membawa gadis itu masuk ke dalam bilik tidurnya

" Selamat malam "

Ucap Adam, menyelimuti Dania. Adam menutup pintu biliknya lalu melabuhkan badan di atas sofa sambil menonton televisyen. Lama Adam menunggu, dia juga tercari-cari. Berulang kali Adam melihat ke daun pintu, masih tiada kelibat sesiapa.

Adam menggapai HP Dania yang letaknya dipermukaan atas meja lalu menghubungi nombor Syamie menggunakan HP miliknya. Lama berdering tapi tidak berjawab, saat Adam mahu menutup panggilan itu, suara Syamie mulai kedengaran

" Hello Nia "

" Saya Adam "

" Oh. Sorry " Adam berkerut kening bila Syamie meminta maaf tiba-tiba

" Untuk apa? Awak jadi ke datang sini ambik Dania? "

Syamie kelihatan bingung, dia menggaru dahi sendiri. Sesekali dia menoleh, melihat ke arah belakangnya. Keadaan di hospital saat ini sangat hangar bingar.

" Sorry, saya tak dapat. Saya ada Emergency Patient yang harus saya tanggani "

Sedikit Adam merasa terkejut bila Syamie mengatakan tentang Emergency Patient. Adam meneka lalu dia bersuara

" Awak... Doctor ke? "

" Sorry Cik Adam, saya sangat sibuk. Tolong jaga Dania dan minta dia untuk tunggu saya disana. Saya akan segera datang "

Syamie langsung memutuskan perbualan, kembali melaksanakan tugas, merawat pesakit-pesakit. Adam tersenyum pahit seorang diri. Kaca televisyen ia tutup, kembali Adam melihat Dania.

" Aku tak faham Dania... Kenapa aku rela berkorban dan mati untukmu? "

Gumam Adam, menundukkan kepala. Jelas terpancar, ada cemburu menapak didada Adam. Cemburu yang tiba-tiba datang saat mengetahui ada insan lain yang sayang dan cintakan Dania.

" Aku tak faham Dania, kenapa aku macam ni? Kenapa aku lakukan semua ni hanya demi kau Dania? Kenapa... "

Bukan mudah menyembuhkan luka dihati, bukan mudah berpura-pura tak sayang, dan bukan mudah untuk melupakan begitu saja. Adam lakukan semua kerana sayang terhadap Dania. Tapi, Adam tidak menyedari bahawa sayang terhadap Dania bukanlah sayang-sayang biasa.

Adam keluar bilik bila dia mendapat panggilan penting dari Joy.

" Hello Joy, macammana? "

" Dam, aku dah jumpa alamat Darwina "

" Kat mana? "

" Dia di Hotel "

" Hotel? " Pijoy saat ini sedang berada di dalam kereta, mendongak ke atas, melihat ke tingkap bilik Darwina.

Suami Yang HilangWhere stories live. Discover now