Karena bosan mendengar ocehan mereka aku pun langsung mengajak mereka berdua pergi ke UKS "Baiklah ayo kita pergi ke unit kesehatan siswa"

Selama di perjalanan aku mengingat ingat pertarungan yang tadi dengan anak anak itu mencari sebab kekalahanku tadi

sampai pada akhirnya aku berpikir kami yang kalah memang karena musuh kami lebih besar mereka sudah kelas 6 dan semuanya bertubuh bongsor.

Sampai dijalan tiba tiba saja kami melihat orang orang tua berjalan di depan kami dan parahnya itu orang yang kukenal disekolah ini, sebagai kepala sekolah

"DENORR!!!, ada apa dengan wajah mu!!??" dengan setengah berlari dia dan wakil kepala sekolah mendatangi kami bertiga. Kami pun langsung menunduk karena takut dimarahi dikarenakan terlibat dalam perkelahian tadi.

Tetapi aku tiba tiba saja kaget ternyata dia tidak memarahi kami malah dia membela Denor "bisa gawat kalau dilihat ayahmu bisa bisa aku dipecat Denor, coba jelaskan siapa yang melakukan ini" aku dan Alex yang mendengar itu langsung berbalik arah menghadap ke kepala sekolah dan langsung kami menatap Denor setelahnya

"Denor dia siapa..?" dengan rasa penasaran kami pun berkata seperti itu ke Denor tetapi Denor malah melepaskan gandengan tangan kami dan langsung menggandeng kepala sekolah dan membawa pergi kepala sekolah ke ruanganya

Karena kami bingung akhirnya kami berdua pun pergi ke UKS tanpa Denor

Dengan rasa penasaran yang masih ada di benak kami berdua akupun bertanya kepada Alex "Alex kamu tahu ayahnya Denor siapa?"

"mana aku tau Lei dia aja nggak pernah ngomong banyak selain mengejekku" dengan wajah masam dia berkata seperti itu kepadaku

"Alex jangan sedih mungkin dia ingin memujimu tapi dengan cara yang berbeda.... ha ha ha ha" karena tidak kuat tertawa lama lama akupun tidak melanjutkan humor ku yang receh itu dan bergegas untuk ke ruang kelas

Setelah duduk di kelasku aku pun menunggu kedatangan guru untuk mengajar matematika hari ini

"kenapa harus matematika si" karena bosan aku pun hanya merutukunya sendiri, teman teman ku yang lain tidak ada yang mendatangi ku mereka hanya melihatku dari kejauhan sampai akhirnya kepala sekolah datang di depan wajah ku yang lagi bersender di meja

"nanda Leiden kamu boleh pulang sekarang saya mengizinkan mu" dengna wajah tenang perempuan paruh baya ini menatapku aku yang di tatap hanya bisa mengangguk setuju

"akhirnya aku bisa pulang tidak mengikuti pelajaran mister Arnold" aku berkata dalam hati dengan langsung menyambar tas ku dan bersalaman dengan kepala sekolah "makasi Mrs Julia" setelahnya akupun langsung berlari ke lapangan tanpa memikirkan rasa sakit di sekujur tubuhku selesai baku hantam tadi pagi

Setelah sampai di depan halaman parkir sekolah aku langsung mengambil ponsel ku dan menelepon supir ku "mister aku sudah pulang bisa tolong jemput aku" dalam otak ku, aku hanya ingin pulang dan bermain game hahaha karena aku masih anak anak bebas saja aku menyukai game sampai pada akhirnya mataku melihat Denor serta orang bertubuh besar yang sedang memarahi Mrs. Julia, karena penasaran aku pun langsung bersembunyi di balik tembok dan menguping pembicaraan mereka dan mendengar percakapan mereka

"You must protect what you must to protect Miss I don't receive any excuses if you let my boy like this again I will make you suffer, I'm serious" dengan nada setengah membentak dia memarahi kepala sekolah

"yes Mister I will not let this happen again, maafkan saya bapak ketua" dengan setengah menunduk seperti orang jepang dia meminta maaf kepada bapak bapak yang dugaanku ayahnya Denor

Bapak ketua? Bapaknya Denor ketua apa ya. Karena penasaran akupun hanya bisa diam dan tidak terlalu ambil pusing karena aku tahu diriku kalau penasaran bakalan mencari jawabanya sampai ketemu akupun menghormati pilihan Denor tidak mau menceritakannya kepada kami.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVELY ACTORWhere stories live. Discover now