kandas: part II

2.1K 439 132
                                    

setelah seungwoo ngomong gitu, seungsik pergi masuk kamar mandi. gak keluar, satu jam-an. seungwoo sempet mau ngetuk pintu kamar mandi, cuma ditahan. dia tau seungsik butuh waktu. sama kayak dia, butuh waktu.

seungsik keluar, bajunya basah. matanya bengkak, hidungnya merah, bibirnya berdarah. seungwoo yakin, seungsik habis gigit bibirnya buat nahan nangis tapi ujung-ujungnya gak bisa.

seungsik diem aja, dia pergi ke kamar. ngambil baju, terus ganti baju. di depan seungwoo.

udah biasa. kan udah lima tahun bareng.

kelar ganti baju, seungsik nengok ke arah seungwoo. terus senyum. habis itu suaranya pelaaaaan banget, ngomong.

"woo, ngobrol yuk."

seungwoo diem aja, tapi tetep ngikutin seungsik yang sekarang udah duduk di kasur. seungsik meluk boneka yang dikasih seungwoo. suasana hening, sunyi. cuma suara pendingin ruangan aja yang kedengeran.

"kamu mau gimana, woo?" tanya seungsik, dia nolak buat ngeliat seungwoo. jari-nya sibuk mainin boneka yang ada di pangkuannya.

seungwoo diem. dia bingung. dia mau sama seungsik, sumpah mau banget. mau benerin ini semua.

tapi di sisi lain, he's getting way too attached to choi byungchan. wouldn't stay any longer hurt seungsik any deeper?

tapi dia gak siap untuk selesai sama seungsik. sumpah, gak siap.

"aku..." mulainya, pelan. "aku gak tau, sik."

seungsik gigit bibirnya, dia tahan nangis. "kamu sayang banget sama byungchan, ya, woo?" tanyanya, pelan.

kalau aja seungwoo gak punya pendengaran bagus, udah pasti dia gak bakal denger.

seungwoo ragu, tapi ujung-ujungnya ngangguk pelan. pas sadar seungsik masih nunduk, seungwoo jawab. "iya."

seungsik ngeremes bonekanya makin kenceng, dia ngangkat kepalanya. natap seungwoo lamaaaaa banget, terus senyum. senyum paksa, seungwoo tau.

"jagain byungchan ya, woo?" tanya seungsik pelan. matanya udah berkaca-kaca. dia mau nangis.

seungwoo geleng, langsung megang tangan seungsik. "sik, aku juga sayang kamu. aku sayang kamu banget. aku mau benerin ini, aku mau sama kamu aja."

seungsik geleng, pelan. dia senyum, tangan seungwoo dia pegang makin erat. "buat apa bertahan lebih lama cuma untuk nunda kebahagiaan sih, woo?" tanya seungsik. dia udah nangis. sakit.

seungwoo geleng, dia juga jadi pengen ikutan nangis. sumpah, seungsik terlalu baik untuk dia sakitin gini.

"maafin aku ya, woo. aku gak bisa jadi rumah yang nyaman untuk kamu tempatin." seungsik senyum, tapi sambil nangis.

hati seungwoo sakit banget. gak bisa dia liat seungsik gini.

seungwoo peluk seungsik, erat banget. "aku jahat sik, maaf. aku jahat, maaf."

seungsik geleng, dia lepas pelukannya sama seungwoo. terus natap seungwoo lama, sebelum akhirnya ngomong. "gak ada yang jahat dari jatuh cinta, woo. aku paham, my absence must have done the most part of it. maaf ya aku terlalu sibuk ngejar mimpi di sini?" seungsik udah mulai tenang.

"aku yang minta maaf sik. kamu sibuk ngejar mimpi, aku sibuk ngejar orang lain. maafin aku."

seungsik geleng, dia pegang tangan seungwoo. senyum miris pas liat gak ada cincin di jari manisnya. seungsik ngerogoh lehernya, ngeluarin kalung yang bandulnya cincin.

dia ambil cincin itu, terus diletakkin di tangan seungwoo. "jaga adekku ya, woo?" pinta seungsik pelan. dia nunduk, ngeliatin cincin yang sekarang ada di telapak seungwoo, agak lama.

seungsik narik nafas dalem, "aku kembaliin semuanya ya, termasuk hatimu yang sempet ku jaga selama lima tahun."

seungwoo sakit banget denger seungsik ngomong gitu. ini bukan yang dia mau. dia maunya benerin ini semua.

tapi setelah dipikir-pikir, bener juga kata seungsik. untuk apa nunda kebahagiaan? seungwoo cukup yakin sekarang kalau bahagianya ada di byungchan.

"sik, maaf..."

seungsik geleng, lagi. "gak perlu, woo. aku baik-baik aja."

seungsik bohong, guys. dia gak baik-baik aja. sangat gak baik-baik aja.

kalau aja seungwoo tau, sebetulnya seungsik mau ngasih kabar kalau dia bisa balik dua bulan lagi. balik yang beneran balik. urusannya di sini udah selesai.

tapi, kayaknya, kebahagiaan itu biar seungsik simpan sendiri. seenggaknya untuk sekarang.

hah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

hah

usaiWhere stories live. Discover now