" Tengku Arwin? "

Cepat-cepat Wina berlari menyelamatkan dirinya . Syukur dia diberikan kesedaran , lalu Wina pun selamat . Dia berjaya keluar dari rumah itu , rumah peninggalan orang tua Wina . Wina kecewa dan sangat terluka . Menyesal sungguh dia mengenali keluarga itu , sangat menyesal .

" Mungkin dia dah mampus agaknya! "

Kata Arwin sambil tergelak sinis memandang api yang sudah tebal itu mengelilingi rumah Darwina .

///
3 TAHUN KEMUDIAN

DARWINA tersenyum kecil saat pandangan mata tertumpu ke langit biru . Kenangan lalu terimbas tiba-tiba , Wina geleng kepala sendiri .

" Harap kebahagiaan yang aku rasakan ini adalah untuk selamanya "

Bisik hati Wina , dia masih mengukir senyum . Tenang rasa hatinya di ketika itu , tiada lagi gangguan Arwin .

Senyuman Wina semakin melebar di bibir tatkala bunyi tapak kaki berlari , semakin dekat menghampiri dia . Wina lantas menoleh , menghadangkan kedua tangan . Gadis kecil itu ketawa riang saat Wina cuba memeluk dia , seberapa dia cuba berlari , Wina berhasil mendapatkan dia .

" Wawa tak boleh lari dari mama "

Kata Wina pada anak kecil nya yang berusia tiga tahun itu . Ketawa riang mereka berdua , bahagia kerana tiada lagi yang dapat memisahkan mereka .

Darwina dan anaknya Wawa bersiar-siar di sekitar taman berhampiran dengan rumah mereka . Tangan anaknya tak pernah lepas dari genggaman nya . Mereka berjalan sambil bernyanyi .

Tetapi ... Kehadiran seseorang itu lantas mengubah seluruh perasaan Wina . Kini Wina benar-benar takut . Wina menggendong anaknya , menutup pandangan anaknya ke bahu .

" Apa khabar sayang? "

Arwin menyapa mereka . Sedutan rokok dilepaskan ke wajah Wina . Arwin kemudian tergelak sinis , cuba menyentuh Wawa tetapi cepat Wina menepis tangan kotor Arwin

" Kau nak apa? Macam mana kau boleh tahu aku ada dekat sini? " Soal Wina , geram . Arwin masih tergelak sinis .

" Aku tak tahu pun . Cuma kebetulan aje aku lalu sini dan tak sangka boleh berjumpa dengan kau . Apa khabar Darwina? "

Sekali lagi Wina menepis tangan Arwin . Arwin cuba menyentuh pipi Wina . Di tepisnya dengan begitu benci sekali pada lelaki yang bernama Arwin , lelaki yang telah menghancurkan segalanya .

" Jangan ganggu aku dan anak aku! Ni bukan anak kau! Pergi ... Jangan pernah muncul depan aku lagi "

Kata Wina mempercepatkan langkah kaki . Arwin senyum sinis , Wina tahu Arwin sedang merancangkan sesuatu .

" Sayang . Kita kena pergi ya dari sini? Tempat ni dah tak selamat lagi untuk kita "

Wina menangis . Berkali-kali mencium dan memeluk anaknya . Anak kecil yang berusia tiga tahun itu , belum pun mengerti penderitaan yang ibunya tanggung . Tergesa-gesa Wina mengemas pakaian .

" Jom sayang "

Wina menggendong anaknya . Bag sling saja yang dia bawa , dan segala itu adalah pakaian Wawa dan surat lahir Wawa . Wina berlari bersama anaknya , hanya mengharap belas kasih dari Illahi . Semoga Allah melindungi pelariannya ini , pelarian demi keselamatan anaknya yang terancam .

" Darwina!!!! "

Entah bagaimana Arwin boleh ternampak Wina . Langsung dia menjerit dan mengejar Darwina bersama orang-orangnya

" Ya Allah tolong aku Ya Allah "

Sepantas kilat Wina cuba berlari bersama tangisan . Anak di dalam gendongan nya itu sudah terlelap . Pabila Arwin hilang dari pandangan seketika , Wina bersembunyi di satu tempat . Dia meletakkan Wawa di sana

" Ya Allah ... Aku tak sanggup Ya Allah . Tapi ini saja cara agar Wawa selamat dari manusia-manusia iblis itu . Ya Allah , aku merayu dan aku memohon padaMu Ya Allah ... Lindungi kami Ya Allah "

Wina menangis sungguh-sungguh . Dia mencium Wawa dan memeluk Wawa . Tidak sanggup meninggalkan Wawa di situ

" Mama " Wawa bersuara semakin sebak hati Wina

" Wawa tunggu sini . Nanti mama datang balik ambil Wawa . Jangan bersuara ya sayang " Dia menangis lagi dan memeluk anaknya .

" Ya Allah ... Lindungi kami Ya Allah " Ucap Darwina memeluk erat anaknya . Tidak sanggup meleraikan pelukan itu .

" Wina!!! "

Suara Arwin kembali kedengaran lantas Wina melepaskan pelukan nya dan langsung melarikan diri tanpa membawa Wawa bersama . Wawa menangis tetapi sepertinya dia mengingat pesan Wina . Mendengar jeritan Arwin lantas Wawa melekapkan telapak tangan ke mulutnya tapi air matanya masih deras mengalir .

Selepas sejam sejak Wina meninggalkan Wawa . Wawa meninggalkan tempat itu dan menangis sambil berjalan kaki untuk mencari ibunya

" Mama " Panggil Wawa ,menangis dan takut

Mungkin yang Maha Esa mendengar doa-doa Darwina . Dato Qabeel kebetulan lalu jalan itu selepas pulang dari airport untuk menghantar anak dan bekas isterinya .

Pak Sudin tiba-tiba menekan pedal brek dengan kuat , terkejut Dato Qabeel

" Ada apa Pak Sudin? " Soal Dato Qabeel .

" Ada budak kecil Dato " Kata Pak sudin , menggelabah jadinya

" Hah? Kamu terlanggar budak ke? "

Pantas Dato Qabeel serta Pak Sudin keluar dari kereta dan melihat budak kecil itu sudah terbaring di atas jalan raya , tidak sedarkan diri . Langsung mereka membawa Wawa ke hospital yang berdekatan .

Doctor menemui Dato Qabeel dan mengatakan bahawa Wawa tidak mengalami sebarang kecederaan . Wawa pengsan kerana dia terkejut dan anak kecil itu sepertinya sedang tertekan . Tambahan lagi , Doctor itu katakan bahawa Wawa sedang mengalami 'Diare' kerana tersalah makan .

Amat panjang lebar Doctor itu menjelaskan pada Dato Qabeel lalu terdetik dihatinya rasa simpati terhadap gadis kecil itu . Dato Qabeel memutuskan untuk membawa Wawa pulang ke rumahnya , sementara dia membantu anak kecil itu untuk mencari keluarganya .

Wina datang kembali ke tempat itu tetapi dia tidak berhasil menemui Wawa di sana ... Wina seperti hilang akal , dia terus-terus menjerit memanggil nama Wawa seperti orang tidak normal

" Wawa ... Wawa Safiyah ... Wawa anakku ... Ya Allah ... Wawa ... "

Tetap saja Wina tidak berhasil menemui Wawa sehinggalah Wina kehilangan kewarasannya . Darwina di masukkan ke dalam Hospital Sakit Jiwa . Tiap hari dia hanya menangis dan tiada hentinya dari menyebut nama anaknya . Wawa Safiyah .

///

Dato Qabeel gagal menemukan orang tua kandung anak kecil itu . Dia senyum saja pandang Wawa yang hanya diam sambil menikmati Coklat Cadbury itu . Menonton cerita Barbie di ruang tamu .

" Terpaksa Dato hantar gadis kecil ini ke rumah anak yatim Dato " Ujar Pak Sudin .

" Ya Dato . Biar tak ada masalah di depan hari . Itu adalah cadangan yang baik dengan menghantarkan gadis kecil ini ke rumah anak-anak yatim "

Ujar Bik Ria , isteri Pak Sudin . Sependapat dengan suaminya . Kerana tidak mahu Dato Qabeel mendapat masalah di depan hari mengenai gadis kecil itu . Dato Qabeel senyum , dia geleng kepala .

" Saya dah buat keputusan . Gadis kecil ini saya akan ambil dia jadi anak angkat saya , anak kandung saya "

Senyum Bik Ria dan suaminya pandang wajah bahagia Dato Qabeel .

" Alhamdulillah "

Suami Yang HilangWhere stories live. Discover now