Part 4 - Chemistry

Start from the beginning
                                    

Yungseongie...

Jika tidak mengingat dimana ia sekarang, mungkin ia akan meloncat-loncat kegirangan. Yunseong menjilat bibirnya untuk menahan senyum. Tapi sepertinya percuma. Junho yang diam-diam memperhatikan dari tempatnya mengerutkan kening.

"Aku merasa hyung mulai aneh." Ucapan Junho mengalihkan perhatian Wooseok dan Yohan yang tengah memakan roti.

"Dia tersenyum sendiri sambil melihat handphone-nya."

Paham dirinya akan segera menjadi bahan bully, Yunseong memasukkan handphone ke dalam sakunya dan hendak beranjak.

"Sepertinya ada yang mulai jatuh cinta."

Ungkapan terakhir dari Yohan sebelum ia kabur keluar dari asrama terngiang di kepalanya.

Tidak. Ia tidak mudah jatuh cinta. Mereka baru benar-benar berinteraksi kemarin.

***

"Nuna!"

Chaewon yang baru sampai di kantin menoleh ke arah sumber suara. Ia melihat Junho berdiri dari kursinya sambil melambaikan tangan. Chaewon pun mendekatinya.

"Apa nuna akan latihan bersama Yunseong hyung?"

Chaewon menggeleng, "Tidak, hari ini aku ada kelas hingga sore."

"Benarkah? Aku ingat kemarin Yunseong hyung telah menyewa studio hingga malam."

Kemarin? Chaewon mengerutkan keningnya. "Tadi ia bilang baru akan menyewa dan kami sepakat untuk membatalkannya," gumam Chaewon pelan.

Chaewon yang baru saja duduk, dengan cepat berdiri. "Aku akan pergi dulu. Sampai jumpa lagi, Junho."

"Ah, sepertinya memang benar," gumam Junho sambil tersenyum kecil. Ia mengambil handphone dari sakunya. Membuka aplikasi chatting.

Junho pun memakan kembali makan siangnya dengan tenang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Junho pun memakan kembali makan siangnya dengan tenang.

***

Chaewon sampai di studio, tempat kemarin ia dan Yunseong berlatih. Mengintip melalui jendela pintu. Memastikan bahwa di dalam ruangan adalah Hwang Yunseong. Benar, pria itu ada disana, sedang duduk bersandar pada dinding sambil memainkan handphone-nya.

Ketukan pintu beberapa kali membuat Yunseong mengalihkan perhatiannya. Mengetahui siapa yang datang, Yunseong berdiri dengan cepat.

"Bagaimana bisa?" Mata besar Yunseong membulat tak percaya.

"Jahat! Kenapa tidak memberitahuku jika sudah menyewa studio." Chaewon berjalan mendekat dengan raut wajah merajuk.

"A-aku baru saja menyewanya untuk diriku sendiri."

"Bohong! Aku sudah tahu dari Junho."

Ah, Chacha... Aku harus berbicara serius dengannya nanti.

"Kamu belum makan siang, kan? Aku membelikanmu sandwich dan ion water." Chaewon mengeluarkan makanan dan minuman yang sempat ia beli sebelum sampai di tempat ini.

"Kamu suka minum kopi?" Yunseong melihat Chaewon membawa kaleng kopi.

"Ah, aku suka susu sebenarnya, tapi seseorang bilang bahwa aku seperti anak kecil jika meminumnya. Jadi aku terbiasa meminum ini."

"Abaikan saja orang itu." Yunseong berbicara pelan sembari membuka bungkus sandwich-nya.

"Dia tidak ada hak untuk melarang kesukaan seseorang dan aku tidak berpikir bahwa meminum susu akan terlihat kekanakan."

"Terimakasih." Chaewon tersenyum kecil. Ia sedikit lega sebenarnya mendengar apa yang dikatakan Yunseong. Menjadi pusat perhatian menjadikannya harus berhati-hati hingga ia hampir melupakan apa yang sebenarnya ia ingin lakukan.

"Tidak perlu berterimakasih. Dihadapanku, kamu bisa menjadi dirimu sendiri."

Chaewon tertawa geli, "Jadi kamu berpikir bahwa aku sebelumnya bukanlah diriku sendiri?"

"Ya. Mulai sekarang lakukan apa pun yang ingin kamu lakukan, makan apa pun yang ingin kamu makan. Bersikaplah seperti dirimu sendiri."

"Wuah, aku hampir meneteskan airmataku." Chaewon mengusap sudut matanya.

"Seperti yang diharapkan dari mahasiswa teather." Yunseong memakan kembali suapan terakhir sandwich-nya.

"Tapi aku sungguh senang mendengarnya. Selama ini aku harus menahan diriku sendiri. Orang akan memberikan kritik saat mereka merasa aku melakukan kesalahan. Mereka menyuruhku ini dan itu. Hingga tanpa sadar aku menjadi lebih pendiam semakin hari, selain dihadapan teman-temanku tentu saja."

Chaewon menerawang jauh ke depan. "Aneh, aku curhat pada orang yang baru kutemui dua hari yang lalu."

"Apa kamu menyesal?"

"Tidak. Aku hanya berpikir, bukankah kita cocok?"

Yunseong terkejut. Tapi kesadaran mampu menahan dirinya. Ia harus menjilat bibirnya untuk menahan senyum.

"Cocok seperti... Um, chemistry? Kita akan menjadi tim yang hebat! Bagaimana menurutmu?"

"Tidak buruk."

Keduanya saling bertatapan beberapa detik dan tertawa geli setelahnya.

Keduanya saling bertatapan beberapa detik dan tertawa geli setelahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<To Be Continued>

Simple Love (✔️) Where stories live. Discover now