Jinsang memandang sekeliling, rekan kerja perusahaannya tentu telah banyak berdatangan, entah kenapa rasanya ia penasaran ingin melihat Yoojung, dilangkahkannya kakinya menghampiri yoojung di kamar rias, namun langkahnya harus tertunda ketika dilihatnya Jinseok berdiri di pojok ruangan memandangnya dengan segelas wine ditangannya

"apa yang kau lakukan disini?" Jinsang menghampirinya

"tentu saja untuk mengucapkan selamat padamu, Hyung," ucapan itu seperti ucapan meledek yang diterima ditelinga Jinsang

"aku tidak membutuhkan ucapan selamat darimu sekarang,"

Hhahahaha kekeh kecil terdengar dari mulut Jinseok "kau itu lelaki yang jahat sekali, kau membuang gadis yang begitu baik padamu, kau...menghancurkan hidupnya sekarang, kasihan sekali,"

Jinsang terdiam, ia tahu benar Jinseok membicarakan Jukyung sekarang

"nikmati pestamu sekarang, kau bisa pergi jika merasa tidak nyaman," jelas sekali Jinsang merasa kesal

Jinseok tersenyum seraya mengangkat gelas wine yang dipegangnya

Jinsang pergi begitu saja, ia jadi kepikiran dengan Jukyung sekarang, ia harusnya meminta maaf pada gadis itu, gadis yang selalu menunggunya untuk membuka hatinya, tapi...Jukyung tak berhasil membuka hati Jinsang

Jinsang pergi kekemar rias Yoojung, Yoojung duduk didepan cermin tersenyum bahagia, haaah...hati Jinsang rasanya hangat ketika melihat senyum itu dihadapannya

"melihat senyummu kau pasti membayangkan bagaimana kau sedang berada di Istana," Jinsang menggoda Yoojung

Mendengar suara itu Yoojung langsung berbalik "Jeonha...."

Jinsang tersenyum lurus, kemudian berjalan mendekati yoojung, Jinsang bersandar pada ujung meja rias dan memainkan sisir

"Jeonha... apa mereka menggunakan pakaian seperti ini disini?" Tanya Yoojung ketika melihat Jinsang memakai setelan

"ini? Tentu saja...apa aku terlihat tampan?"

"yeee?" disinggung begitu Yoojung langsung tersipu malu "anda....anda.. tampan,"

Jinsang terkekeh, ini adalah kali pertama Jinsang terlihat terkekeh didepan seorang gadis, bagi yoojung ia sudah sering melihat "Raja" terkekeh, Raja akan terkekeh tanpa sebab ketika melihat Yoojung mengacuhkannya, hal itu dilakukan Raja untuk menarik perhatian Yoojung

"jeonha...bisakah anda memaafkan saya...saya..." Yoojung menghentikan ucapannya

Jinsang memandang kearah Yoojung, awalnya pemuda itu memandang Yoojung sebagai gadis gila dengan cerita absurdnya namun melihat betapa tulusnya Yoojung, pemuda itu mulai luluh

"apa kau melakukan kesalahan dimasalalu?"

Yoojung mengangguk "saya begitu acuh pada anda dan...saya tidak mempercayai anda walau anda terus menyuruh saya untuk percaya, saya banyak sekali menyakiti hati anda, saya benar-benar bodoh, saya...saya akan..."

Belum selesai Yoojung berbicara Jinsang sudah menciumnya, Yoojung terkejut namun membiarkan hal itu

"Jeonha...saya akan mempercayai anda...akan mempercayai anda apapun yang terjadi."

*********

Diapartemennya Jukyung terlihat terus menerus menelpon Jinsang namun panggilan Jukyung tak juga diterima oleh Jinsang

"haah...kau benar-benar membuatku tak punya pilihan lain...Jinsang,"

Jukyung melempar ponselnya dengan berlinangan airmata, ia kemudian berdiri dan berjalan kearah meja riasnya, mengambil sesuatu didalam laci, ia menatap botol obat penenang tersebut dengan nanar

"kau yang membuatku melakukan ini..."

Gadis itu segera membuka tutup botolnya dan menumpahkan semua obat keatas telapak tangannya, tanpa pikir panjang lagi dimasukkannya semua butiran obat tersebut kedalam mulutnya

*******

Jinsang berlari meninggalkan acara pertunangannya, ia seperti orang kesetanan, mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, ia mendapatkan kabar tentang Jukyung yang sekarang tengah berada dirumah sakit akibat overdosis obat penenang

Sementara di Hotel Yoojung masih menunggu Jinsang, walaupun ia tahu Jinsang tak akan datang dan tamupun sudah pulang, nenek Jinsang merasa tak nyaman badan dan pulang lebih dulu akibat ulah Jinsang, yoojung masih menunggu....ia yakin dan percaya bahw Jinsang akan datang, ia tak ingin lagi tak mempercayai Jinsang, ia masih menunggu dan menunggu...

Dirumah sakit Jinsang berada disamping Jukyung yang masih belum sadarkan diri, dokter berhasil menyelamatkan nyawa Jukyung

"haah..kenapa kau bodoh sekali," ucap Jinsang cemas

******

Yoojung masih terus menunggu, didalam ruangan hotel tempat pertunangannya, matanya kadang terpejam karena lelah, tapi ia masih tetap menunggu, menunggu Jinsang yang akan menjemputnya segera, sama seperti saat Raja menyuruhnya menunggu didalam sumur

Dan akhirnya pagi menjelang, Yoojung terbangun diruangan yang mulai dibersihkan tersebut, haaah...ia terlihat sedih, Jinsang tak kunjung datang untuk menjemputnya

"Haaatttccciihhh...!!!!" Yoojung bersin, wajahnya memerah, sepertinya ia terkena flu, Ratu kita sakit

*****

Menjelang pagi Jukyung membuka matanya, senyumnya merekah ketika dilihatnya Jinsang terlelap disamping ranjangnya, ia menggerakkan tangannya dan mengelus kepala Jinsang, Jinsang terkesiap dan menggeliat, ia membuka matanya dan melihat Jukyung menatapnya

"aaa...kau sudah siuman, haaaahh..." Jinsang merenggangkan ototnya

"apa kau mengkuatirkanku? Kau disini semalaman?"

"eemm....pegal sekali rasanya,"

"lalu...bagaimana dengan pertunanganmu,"

Ditanya begitu Jinsang langsung terdiam, benar...pertunangannya, Yoojung!!

Jukyung tersenyum "aku senang kau masih mengkuatirkanku dari pertunanganmu," Jukyung berusaha untuk duduk dan Jinsang membantunya

Jukyung tersenyum melihat Jinsang, ia tentu sangat senang karena Jinsang lebih memilihnya daripada Tunangannya itu, Ponsel Jinsang berdering, pemuda itu segera menerimanya

"apa? Nenek sakit? Yoojung belum kembali? Dia...baiklah," Jinsang segera bangkit dan hendak pergi namun Jukyung menarik tangannya

"jangan pergi...kumohon,"

"Jukyung-ah..."

Jukyung mulai menangis "selama ini aku terus bersamamu, aku bahkan menghabiskan waktuku untukmu hingga aku tak memiliki siapapun, hanya kau yang kumiliki Jinsang-ah­...kumohon,"

Mendengar itu Jinsang merasa bersalah, memang benar, Jukyung tak memiliki siapapun untuk menjaganya karena sejak dulu Jukyung hanya menemaninya dan bersamanya, rasa bersalah Jinsang muncul, ia duduk kembali dan menatap Jukyung

"aku akan kembali...aku berjanji,"

Jukyung tersenyum, ia mengulurkan kedua tangannya dan memeluk Jinsang, ekspresi Jinsang, ekspresi itu menunjukkan rasa dilemma sekarang, bagaimanapun saat ini ia harus bertanggung jawab pada Jukyung, Jukyung benar dan ia memang jahat

ONCE AGAIN I LOVE YOU [TAMAT]Where stories live. Discover now