01 : Believe it?

3.1K 301 13
                                    

Suara pintu ditutup berhasil mengeluarkan sedikit bunyi akibat engsel pintu yang sudah agak berkarat. Cukup menjadi pemecah keheningan walau hanya sesaat disaat terdapat orang di dalam ruangan tersebut. Tidak, ia sama sekali tidak bersantai didalamnya, justru ia sedang melakukan sesuatu dengan gerakan yang cukup terburu-buru.

"Doy, ayok cepat!"

Tiba-tiba suara pintu terbuka terdengar, semakin berdecit karena engsel pintu yang belum diganti. Seseorang muncul dari balik pintu, raut wajahnya bisa dikatakan ia sedang terburu-buru saat ini.

"Iya-iya!" Balasnya. "Itu topi yang dimaksud Donghyuk udah ketemu belum? dari tadi masih ribut aja nyariin topi,"

Lawan konversasi tersebut mengangguk. "Udah, barusan ketemu ternyata nyelip dibawah sofa," Yang ditanya berujar. "Yaudah buruan, 5 menit lagi udah ready ya,"

Ia mengangguk, mengiyakan ucapan lawan konversasi yang merupakan temannya itu. Kemudian ia menghembuskan nafas lega ketika selesai dengan urusannya membereskan barang yang akan dibawanya.

Namanya Kim Doyoung, usia 23 tahun. Ini sudah tahun ketiganya menjadi seseorang yang bekerja dalam industri musik bersama dengan 9 rekannya yang lain. Moon Taeil, Johnny Seo, Lee Taeyong, Nakamoto Yuta, Jung Jaehyun, Winwin Dong, Kim Jungwoo, Mark Lee, Lee Haechan, serta dirinya adalah anggota boygroup NCT 127.

Namun kemudian ia tersadar bahwa kamarnya sangat berantakan ketika tak sengaja kakinya menginjak sesuatu. Ia reflek terjongkok guna melihat apa yang ada didalam kolong tidurnya. Serius, ia tak pernah menyangka kolong tempat tidur miliknya benar-benar seberantakan ini.

Di dalam benaknya sudah terbesit niat untuk memebereskannya usai pulang dari aktivitasnya nanti. Maklum, dirinya adalah orang sibuk yang bahkan untuk memiliki waktu tidur yang cukup sangat sulit. Apalagi membereskan sesuatu.

Namun ketika akan beranjak dari posisinya, matanya malah menangkap sebuah kertas kecil, benar-benar kecil yang cukup menarik perhatiannya. Ia mengambilnya secara spontan.

Reflek matanya melebar, jantungnya berdegup cukup kencang ketika melihap secara lebih jelas apa yang telah ia temukan. Ia kira itu hanyalah sebuah stiker kecil hadiah dari makanan ringan yang biasa dibelinya. Ternyata sebuah pasfoto berukuran 2x3 cm.

"DO-YOUNG! DO-YOUNG!"

"IH NGOMEL TERUS!"

"Jangan marah-marah terus, senyum dong! nanti cepat tua abis itu aku ketawain!"

Ingatan sekilas itu membuat Doyoung tersenyum pahit. Hatinya mencelos bersamaan dengan kenangan yang semakin jelas terputar didalam benaknya. Ada rasa bersalah dikala rasa rindu yang menyelimuti hatinya. Namun apa daya kondisinya sekarang yang tak cukup meyakinkan untuk memenuhi keinginannya saat ini.

Ia tak bersuara sama sekali, rasanya ingin mengucapkan sepatah kata-pun terasa sulit ketika melihat sebuah pasfoto tersebut. Bukan, itu bukan foto dirinya. Itu adalah foto seseorang yang sudah lama tak ia jumpai. Maka dari itu dalam sekejap banyak kilas memori yang muncul.

Beberapa menit ia terduduk diatas kasur dengan kepala menunduk, berusaha menjernihkan pikiran. Sudah lama ia tak memikirkan tentang hal yang sudah cukup membuat pikirannya semakin kusut. Hanya satu masalah Doyoung saat ini, ia takut ketakutan terbesarnya menjadi kenyataan.

"Doyoung, masih lama?" Seseorang lagi-lagi membuka pintu kamar dan sukses memecah pikirannya. "Manager kita udah ngomel-ngomel. Takut ketinggalan penerbangan,"

"Ah, iya, Taeil hyung." Ia kemudian beranjak dari duduknya sambil membawa barang yang sedari tadi ia rapihkan.

Schedule yang sangat padat memang tak memberinya spasi untuk bernafas santai sejenak saja. Memang sudah konsekuensinya ketika mimpinya sebagai seorang penyanyi tercapai, tentu setiap langkah yang di ambil juga ada sisi enak dan sisi tidak enaknya.

Fireflies Where stories live. Discover now