Sebatas

66 2 1
                                    

Aku melihat pohon-pohon tumbuh keatas, hewan-hewan yang kian membesar.
Kuambil batu yang dua hari lalu ku asa dengan tujuan untuk memotong hewan buruan ku. Kemudian, kugoreskan batu tajam itu ke tangan ku " loh, kok sakit? Kok ada cairan? "

Aku merasa, kami sudah berada di puncak rantai makanan. Apa ada yang lebih kuat dari pada kami? Ntahlah tapi itu terus saja membuat nalar ku terus berontak, seperti hewan-hewan yang kemarin belarian ketika aku sudah mulai hendak ingin memburu mereka.

Lalu, kemarin orang yang berada tepat didepanku mulai sudah tak bergerak, ia mengeluarkan cairan akibat terkaman hewan. Ya, cairan yang sama ketika aku menggoreskan batu tajam ke kulitku.

"Kenapa dia?" Pikirku ketika melihat dia yang semakin di kerumuni serangga yang akan memangsa nya. " Hei, bergeraklah " ucapku pada orang yang tak bergerak itu. Namun, ia sama sekali tak bergerak.

Ada apa ini?

Apa ada yang lebih kuasa?
Apa ada yang lebih kuat?

Aku melihat ke atas, sebuah tempat yang ditempati kapas kapas putih dengan air laut biru yang tak mengenaiku walaupun dia berada diatas kepalaku.

Aku yakin ada yang lebih kuat. Namun, siapa kah itu?

Apakah pohon besar disana? Pohon yang memberikan aku dan kelompokku buah, kayu untuk rumah. Apakah ada yang dibalik pohon itu? Semacam mereka mereka yang sudah tak bergerak itu, sesungguhnya mereka berada didalam sana. Untuk terus membantu kelompoknya?

Pohon itu menyelamatkan kami, melindungi kami. Apakah dia si lebih kuat itu?

Terus bagaimana dengan pohon-pohon yang tumbuh keatas? Hewan-hewan yang kian membesar? Kulitku yang jika digores dengan batu tajam malah keluar cairan?

Semua cerita,perjalanan, apapun itu pasti punya awal bukan?

Aku tak tahu lagi apa awal itu. Aku menyerah, aku tak mampu, aku sudah mencapai batasku.

Yang penting aku sudah tahu bahwa ada yang lebih kuat dan lebih punya kuasa.

Dan aku lebih yakin sang awal itu pasti ada.

Aku tak tahu namanya, yang penting dia ada. Mungkin aku tak melihatnya karena ketidakmampuanku, aku menyerah. Aku hanya percaya sang Awal itu ada.

-------

Kebenaran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang