part 7 (Perfect Mark Lee)

Start from the beginning
                                    

Sesampainya di kantin, Mark segera mendudukkan Haechan di salah satu meja dan pergi membeli beberapa makanan yang menurut Haechan terlalu banyak. "Makan" ujar Mark sambil menyodorkan seluruh makanan.

"Hyung, ini semua terlalu banyak" keluh Haechan. "Aku tidak akan bisa menghabiskan semuanya" Haechan menjauhkan beberapa makanan di depannya.

Mark kembali mendekatkan makanan yang dijauhkan Haechan. "Tidak baik, memilih-milih makanan. Habiskan semuanya"

Haechan memelototkan matanya. "Hyung pikir aku babi?!" teriaknya kesal.

Mark hanya mengendikkan bahu menyebalkan. "Habiskan" ujarnya sebagai perintah mutlak. Huh, Haechan benci memiliki kekasih seperti Mark. Sepertinya Haechan harus menarik kata-katanya kembali tadi pagi. Kata-katanya yang ingin mempertimbangkan untuk jatuh cinta dengan Mark.

"Menghabiskan waktu belajar saja" lirih Haechan. Tapi, Mark masih bisa mendengarnya. "Mulai hari ini... Tidak ada waktu belajar pagi hari... Tapi, setiap malam, aku akan menjadi tutor untukmu. Jadi, kau tidak perlu khawatir"

Haechan berpikir sebentar kemudian mengangguk. "Oke" tapi, sedetik setelahnya, sebuah pemikiran langsung menghantamnya. "Berarti Hyung setiap hari menginap di rumahku?!"

Mark menggeleng. " Kau yang menginap di rumahku"

Apa?! Haechan langsung tersedak makanannya.

***

Sekarang, Haechan sedang berada dalam ruang club memanah. Ia sedang meminta izin pada Johnny hyung —pelatih memanahnya— untuk istirahat selama beberapa minggu selagi ia fokus belajar untuk olimpiade matematika. Johnny sih, tidak akan keberatan selama izin dengan alasan yang jelas. Haechan bersyukur memiliki pelatih pengertian seperti Johnny hyung. Johnny hyung juga orang yang asik diajak bicara, Haechan jadi sering lupa waktu jika mengobrol dengannya. Yah... Contohnya seperti saat ini. Mungkin Haechan masih terus bercerita panjang lebar andai Mark tidak muncul dan memanggil namanya.

"Haechan-ah... Masih lama? Hyung, jangan tahan kekasihku terlalu lama" ujarnya mengingatkan Johnny.

Johnny sendiri hanya tertawa kecil. "Jangan gampang cemburu, dude"

"I'm not! You just waste my time with your bullshit"

"Uh, you're lil bastard... Tetap tidak sopan seperti biasa" Johnny menepuk-nepuk pundak Mark gemas. "Haechan-ie... Aku tidak menyangka kau bisa bertahan dengan kekasih pencemburu semacam dia. Tapi, semangat ya... Aku tetap akan mendukung hubungan kalian" Johnny berlalu sambil tertawa terbahak-bahak.

Haechan jadi heran, seterkenal itu kah hubungannya dengan Mark? Sampai pelatih panahnya juga mengetahuinya. Atau Johnny hyung memang sudah mengenal Mark terlebih dahulu? Melihat percakapan keduanya yang tampak akrab.

"Jangan dengarkan dia" ujar Mark yang masih terlihat kesal.

"Hyung, kenal Johnny hyung?" tanya Haechan.

Mark mengangguk. "Aku pernah menjadi murid favoritnya. Tapi, aku bosan dengan semua omong kosongnya. Dia sangat banyak bicara. Jadi, aku pindah ke club basket" jelas Mark.

Haechan hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Kalau Mark hyung sampai menjadi murid kesayangan... Berarti Mark hyung sangat berbakat. Huh... Sudah pintar dalam akademik... Pintar olahraga pula... Seperti Lee Jeno. Inner Haechan. Tapi, sedetik kemudian ia menggeleng cepat. Kenapa dari tadi pagi Haechan membandingkan Mark dengan Jaehyun hyung juga Jeno?

Valentine day [✅]Where stories live. Discover now