[3] the new student

12 6 0
                                    

Sudah dua bulan kursi Minjung kosong. Tidak pernah ada teman sekelas Minjung yang berani berpindah duduk di sana, bahkan untuk meletakkan barang di meja Minjung saja mereka merasa enggan. Hampir setiap hari, Yeri dan Doyeon menatap kursi itu sedih, lalu berharap temannya itu segera sadar dan kembali ke sekolah, duduk di kursinya. Mereka tidak tahu kalau sebenarnya setiap hari Minjung duduk di sana, belajar seperti biasa bersama mereka.

Selama dua bulan, tidak ada yang pernah menyentuh kursi itu, posisinya masih sama seperti terakhir kali Minjung duduk di sana, bahkan tak tergeser sedikit pun. Namun tidak dengan hari ini, ketika seorang guru mengumumkan bahwa kelas mereka kedatangan murid baru.

Minjung mengerutkan keningnya heran. Murid baru di tengah tahun ajaran? Yang benar saja?

"Kau boleh memperkenalkan dirimu." Kata sang guru sambil tersenyum tipis.

Murid baru itu mengangguk. "Perkenalkan, aku Xiao Dejun. Panggil saja Xiaojun. Aku baru pindah dari pinggir kota."

Sang guru menghadap ke seisi kelas. "Ia Chinese, jadi bertemanlah dengan baik. Mengerti?"

Seluruh murid mengangguk.

"Baiklah. Xiaojun, kau boleh duduk di kursi kosong di sana." Ujar sang guru sambil menunjuk kursi Minjung.

Minjung yang duduk di sana dalam keadaan tak terlihat langsung terkejut. Tentu saja gadis itu tidak rela. Ia hanya koma, bukannya mati. Kursi itu tetap miliknya. Bagaimana bisa gurunya memberikan bangku itu pada orang lain seakan-akan Minjung tidak akan kembali lagi?

Tepat setelah guru itu menyelesaikan kalimatnya, Yeri mengangkat tangannya tanda ingin berbicara.

"Ada apa, Kim Yerim?"

"Maaf, tapi kursi itu milik Minjung." Ujar Yeri lantang.

Doyeon mengangkat tangannya juga, lalu ikut mengeluarkan kalimat pembelaan untuk mempertahankan kursi Minjung. "Minjung hanya absen, bukan berarti ia meninggalkan kursi itu selamanya." Katanya.

Guru itu menghela nafas, sementara sang murid baru hanya bisa terdiam di depan kelas. "Aku mengerti. Ini hanya untuk sementara. Akan ada kursi baru setelah Minjung kembali nanti." Ujar sang guru, berharap kedua gadis itu tidak membantah lagi.

Pada akhirnya, Yeri dan Doyeon saling bertatapan dari kursi mereka yang agak jauh, lalu mengangguk pasrah pada sang guru.

"Xiaojun, kau boleh duduk di sana."

Xiaojun mengangguk, lalu menghadap ke depan. 

Minjung menatap laki-laki itu, dan ia bersumpah, laki-laki itu juga menatapnya. Namun satu detik kemudian Minjung tersadar bahwa laki-laki itu menatap kursinya, dan ia duduk di sana. Gadis itu segera berdiri, lalu minggir dan membiarkan si murid baru duduk di kursinya. Minjung masih berdiri di sana untuk beberapa saat, mengamati laki-laki yang baru saja menjadi pemilik baru kursinya.

Menyedihkan sekali, baru dua bulan, kehadirannya sudah tak dianggap seperti ini. Seakan-akan gadis itu benar-benar mati. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Tentunya tak ada. 

Minjung akhirnya pasrah, lalu berjalan menjauh dari kursinya menuju ke belakang kelas. Gadis itu menyender ke dinding, lalu mendengarkan pelajaran yang dituturkan gurunya.

Belajar sambil berdiri bukanlah masalah besar, kan?

Belajar sambil berdiri bukanlah masalah besar, kan?

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
minjung [xiao dejun]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن