Snowdahlia 1

399 7 3
                                    

Gedung yang berdiri didepanku sekarang adalah sebuah istana megah berlapis cat putih antik. Sepasang gerbang besar melindungi istana megah itu, Salah satu gerbang itu berwarna-warni bak pelangi yang selalu menampakkan warnanya.

Sementara gerbang yang satunya lagi berwarna hitam suram, memancarkan hawa negatif yang membuat siapapun merinding melihatnya, seperti disuruh memilih, seluruh badanku bergerak menuju gerbang hitam kemudian menyentuh tiang gerbang itu dengan telunjuk.

Gerbang tersebut terbuka dengan sendirinya, uap dingin menyembur keluar menerpa tubuhku yang kecil ini, membuatku makin merinding. Aku menoleh ke sebelah, gerbang pelangi sudah tidak lagi berdiri disana, hilang. Uap dingin yang tadinya keluar kembali masuk ke dalam gerbang seolah ingin menarikku memasukinya. Kakiku mulai melangkah masuk ke dalamnya, perasaan tidak tenang tetapi penasaran membuatku nekad masuk ke dalam gerbang horor itu.

Aku melihat apa yang berdiri didepanku, istana putih itu, sama seperti yang kulihat diluar, 'Jadi apa perbedaan kedua gerbang itu?' tanyaku dalam hati. Aku melihat sekeliling, hatiku seakan tenang ketika melihat hamparan ladang bunga yang sangat luas, membuat sang istana terlihat jauh. Aku berlari menghampiri lingkaran ditengah taman yang berwarna hitam bercampur merah dan hijau, yang ternyata bunga mawar hitam langka dan mawar merah berada.

"Sepi..." aku melihat sekeliling dan baru menyadarinya, "Aku kesepian... hiks... hiks..." terdengar suara isakan dari suatu tempat "Hai bunga.. ada yang datang yah?" suara itu lagi, suara seorang perempuan, dari suaranya terdengar sangat menyedihkan. Aku masih terus mencari arah datangnya suara, "Dimana?" teriakku diantara bunga-bunga, sepasang tangan memelukku dari belakang diikuti tiupan angin yang kuat.

"Hai manis..." ucapnya sambil membelai rambutku yang panjang "Rambutmu lembut, aku juga mempunyai yang seperti itu" Bisiknya lembut. Tangannya berpindah menyentuh pipiku. "Jangan membalikkan badanmu sebelum kuijinkan atau sesuatu yang buruk terjadi" bisiknya pelan.Aku terkejut saat jari telunjuknya menyentuh pipiku, Dingin, aku langsung menjauh dan memutar badanku melihatnya.

"Kamu...." ucapku kaget saat melihatnya.

"Hehehe... Bukannya aku melarangmu membalikkan badan sebelum kuijinkan?"

'Ah! Gawat! Aku lupa' ucapku dalam hati.

"Tenang saja" ucapnya mengelus rambutku lagi "Kamu pasti lupa kan?"

'Dia bisa membaca pikiran?' pikirku

"Ya! Tentu saja" ucapnya menjawab pikiranku.

"Kh..." ucapku memalingkan wajah.

~*~

Namaku Rine dari Snowdahlia. Saat aku membuka mataku, tiba-tiba saja aku sudah berada didepan sepasang gerbang yang berbeda warna. Aku berharap kalau saja itu mimpi, tetapi sayangnya itu bukan mimpi, karena aku sempat pingsan dan terbangun disebuah kamar yang sangat luas.

"Sudah bangun ya?" ucap seorang gadis yang sangat cantik, tapi, aku teringat akan tangannya yang sangat dingin.

"Hhh.... Sang putri es" ucapku cuek.

"Hei... kenapa cuek?" tanyanya "Putri es ya? Nama yang menarik! Akan kucatat itu!" serunya kemudian berputar dan menari kearah meja dan mencari sesuatu.

"Kamu lihat!" serunya dari sana "Ini diariku" ucapnya sambil menunjukkan diari kunonya itu.

"Terus?" tanyaku cuek "Oh ya! Bisa kasih tau namamu? Aku cuma tau namamu Putri Es"

"Hah... Putri Es terus.." ucapnya kemudian berputar dan menghampiriku "Namaku Lilia, manis bukan?"

Aku kembali memalingkan wajah, tidak mau melihatnya. Hamparan bunga mawar dari jendela yang kulihat sangat menarik hati.

Snow Princess' White CastleWhere stories live. Discover now