My Princess

2.7K 224 20
                                    

Disclaimer : All Character belongs to J.k Rowling

"Alright guys, let's play a game of Truth Or Dare."

Daphne Greengrass mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam laci meja belajarnya. Sedikit melakukan gaya shaking hanya ingin menunjukan kepada teman-temannya kalau ia mempunyai permainan yang cukup unik. Daphne menaruh botol tersebut di atas meja, kemudian beralih menatap teman sekelasnya satu persatu, seolah menantang mereka siapa kira-kira yang berani ikut dalam permainan menjebak itu. Dan ternyata permainan putar botol tersebut cukup laris manis dan sangat pas dilakukan ketika pelajaran sedang kosong. Terbukti hampir seluruh penghuni kelas menyambut ajakan Daphne dengan antusias.

"Ayo mulai bentuk lingkaran dan kita mulai permainan ini." Ginny Weasley berseru dengan semangat yang berapi-api. Gadis bersurai merah menyala itu mengamit tangan Hermione Granger - teman sebangkunya - yang sedang menatap botol itu dengan pandangan tak berminat.

"Uhm, maaf. Aku tidak ikut Ginny, kau saja."

Hermione menggelengkan pelan, lalu kembali menyibukkan diri dengan buku ditangannya yang ditaksir memiliki ketebalan nyaris mencapai limaratus halaman. Melihat keengganan Hermione, Ginny memutar bola mata bosan, gagal paham dengan hobi ekstrim yang sangat disukai sahabat dekatnya itu.

"Jangan bilang kalau kau takut?." Ginny mengerling nakal sengaja menggoda Hermione. Yeah, selain kutu buku, Ginny juga tahu kalau Hermione sangat introvert.

"Kau tidak lihat?. Aku sibuk Ginny!."

"Ohh, come on Hermione. Lupakan dulu tugas itu dan bergabunglah bersama kami. Kurasa kali ini kau butuh refreshing."

"That's right Hermione. This is just a game. Percayalah, ikut dalam permainan ini tidak akan membuat nilai-nilaimu menurun. So pull it together and let's go play this game. Come on!."

Lavender Brown, Pansy Parkinson dan beberapa teman lainnya mulai membujuk Hermione. Dari ocehan, rengekan, sampai teriakan satu kelas yang menyuruh Hermione untuk ikut dalam permainan tersebut, akhirnya meluluhkan hati si nona tahu segala yang tahun ini dipercayakan menjabat sebagai ketua murid di kelas mereka. Mau tak mau, Hermione pun ikut bergabung dalam lingkaran besar yang memuat hampir seluruh penghuni kelasnya, meski merasa dongkol setengah mati.

Botol diputar dengan kencang membuat puluhan pasang mata fokus menatap benda tersebut dengan konsentrasi penuh, berharap ujung bibir botol yang diputar tidak berhenti tepat mengarah pada posisi mereka.

Dan inilah saat-saat yang dibenci oleh Hermione.

Botol itu berhenti tepat mengarah padanya.

"Truth Or Dare Hermione?"

Seisi sekelasnya, baik perempuan maupun laki-laki, tersenyum lebar melihat siapa yang terpilih menjadi korban diawal permainan. Mereka pikir, apapun yang dipilih oleh Si 'ketua kelas cantik' yang sangat terkenal cuek dan galak itu, adalah sebuah kesempatan untuk mereka mengerjai Hermione habis-habisan.

"Dare, aku pilih Dare." Hermione menjawab dengan dengusan kesal. Ia khawatir jika memilih Truth teman-temannya pasti akan memaksa dirinya untuk membuka diri dengan melontarkan berbagai pertanyaan aneh. Sedangkan bersikap terbuka itu sama sekali bukanlah gayanya.

"Yaaa, kenapa kau tidak memilih Truth?. Padahal aku punya segudang pertanyaan yang sudah lama ingin kuajukan padamu Hermione." Celetuk Seamus tiba-tiba, membuat seisi kelas ikut heboh menyoraki, seakan telah lupa jika jam pelajaran saat ini masih berlangsung, dan guru di kelas sebelah yang sedang mengajar, sewaktu-waktu bisa mendengar kehebohan mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 13, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

M I (O) N EWhere stories live. Discover now