Tubuh itu bergetar saat lidah rapper itu menembusnya. Matanya bergetar seraya menikmati sensasi dibawahnya, namun ia masih menutup bibirnya agar tidak melenguh.

Yoongipun juga begitu, menciptakan suara basah dari kegiatannya, menusuknya dengan lidah, menjilat sekitarnya, mencumbu dan mengigit pipi bokong itu dengan gemas sampai mendapati lubang berwarna pink itu basah dengan liurnya, melihat bahwa lubang itu sudah siap dimasuki.

Jimin berpikir bahwa hal ini gila. Tangan malang itu meraih ponsel itu yang terasa panas, lalu Jimin melihat wajahnya sendiri disana.

Tapi ia tak peduli betapa berantakan wajahnya, ia harus cepat cepat menekan tombol "end" pada live itu.

"B-baik semua, kita suda-"

CPLESSS!!!

Matanya terpejam kuat. Pukulan tepat ke arah lubang itu membuat Jimin terkesiap. Maniknya menatap Yoongi di bawah sana yang sudah menampakkan kepemilikannya didepan lubang Jimin.

"Aku end dulu ya"

Tangan mungil yang bergetar itu, belum sempat memencet tombol "end", Yoongi sudah menusuknya dengan keras dibawah sana, membuat Jimin menahan teriakannya serta melengkungkan tubuhnya dengan indah.

Dengan cepat Jimin memencet tombol "end" itu berkali kali, saat merasakan Yoongi menggenjotnya dengan kasar dibawahnya.

Namun semesta seakan tak mendukungnya. Layar itu tak berubah. Ponsel touchscreen itu tak merespon jarinya. Mungkin karena terlalu panas, jadi ponsel itu tidak merespon.

Jimin melihat dirinya sendiri terhentak hentak akibat Yoongi lewat ponselnya. matanya terbuka lebar, menatap kolom komen lamat lamat, berharap livenya sudah mati.

Namun satu komen mengerikan muncul dari livenya.

"Jimin, apa Yoongi sedang menyetubuhimu?"

Air matanya mengalir dari matanya, hancur sudah karirnya. Sudah susah payah dirinya menyembunyikan statusnya dengan Yoongi, namun pada akhirnya ARMY mengetahui itu semua.

Ia meletakkan tangannya di kedua matanya, menutupi bahwa dirinya menangis.

Dan Yoongi pada akhirnya menyadari bahwa aksinya gilanya berakhir buruk.

Ia melepas penyatuannya, kemudian merebut ponsel Jimin, menatap salah satu komentar yang menarik perhatiannya. Jimin tidak menggulir komentar itu kemana mana.

"Kau gila? Aku hanya mencari ponselku yang ia sembunyikan apa itu salah?" Jawabnya

"Kalian jangan bercanda seperti itu. Kalian tahu kan Jimin sangat sensitif? Tolonglah jadi ARMY yang memikirkan idolanya" lanjut Yoongi kesal, sembari memijat kepalanya.

"Aku akhiri livenya." Yoongi mendengus "i love you ARMY" lalu ibu jarinya memencet tombol end dan akhirnya live berhenti.

Yoongi meletakkan ponsel Jimin di nakas, lalu kembali kepada Jiminnya yang sedang menangis tersedu sedu, dengan posisi yang sama ia tinggalkan.

Yoongi merasa begitu bersalah pada dongsaengnya.

"Jimin.. sudah ku matikan" ujar Yoongi lembut, mengelus surai Jimin dengan sabar seraya mengecup keningnya. Jimin masih menutupi mata dengan tangannya.

Suara sesenggukan itu begitu menyayat hati Yoongi. Yoongi hanya ingin sensasi baru, namun ia tak menyangka akan menjadi seperti ini.

"Jimin" bujuknya lagi. Tangannya menyingkirkan tangan Jimin agar ia dapat melihat mata lelaki kesayangannya.

Mata sembab itu akhirnya terlihat dari mata Yoongi. Tak lama Jimin langsung memeluk Yoongi dan menangis dengan keras disana. Jemari mungilnya meremas baju bagian punggung Yoongi, dan badannya bergetar, menggambarkan bahwa Jimin sangat ketakutan.

Yoongi menghela nafas dan memeluk Jimin, mengelus punggungnya pelan seraya menenangkan kekasih manisnya.

"K-komentar itu... hiks.."

"Sudah.. sudah hyung bereskan. Tak ada yang akan tahu hubungan kita ya?"

Yoongi merasa bersalah saat mata sembab itu menatap Yoongi penuh harap, mendekatkan kepada dirinya untuk sekedar meminta sebuah ciuman.

Yoongi dengan senang hati memberikan kepada pemuda manis didepannya.

Kemudian ia menghela nafas, lega rasanya saat mengetahui Jimin tidak marah padanya. Jimin hanya ingin pelukan Yoongi. Menenangkan diri disana tanpa melakukan apa apa.

Seharusnya Yoongi mengerti bahwa Jimin sangat sensitif. Seharusnya Yoongi bisa mengkondisikan dirinya.

Walau terlalu banyak rencana rencana gila yang ia harus lakukan dengan Jimin, namun Yoongi harus lebih berhati hati.

Cemburu dengan ARMY tak boleh membuatnya ceroboh seperti ini. Bagaimanapun, ARMY yang membuatnya menjadi seperti ini. Ia tak boleh bertindak gegabah.

"Hyung"

Suara pelan nan lembut itu menyadarkan Yoongi pada kenyataan. Yoongi menjawab panggilan Jimin.

"Iya?"

Jemari mungil itu meremas baju di punggung Yoongi. Wajahnya berubah menjadi semerah tomat. Matanya dengan malu malu menatap manik sang dominan.

"M-mari kita lanjutkan yang tadi"

Yoongi menatap Jimin dengan tatapan terbelalak. Jimin menarik tangannya ke dada Yoongi dan menarik baju depannya pelan, memintanya untuk kembali melakukan kegiatan yang menyenangkan tadi.

"Ayo~"

"Ayo hyung~"

"Ayo main lagi~"

Ucapnya manja, membuat Yoongi lemah dibuatnya.

Dan malam itu dilalui dengan sangat panjang, sampai Jimin menyuruh Yoongi untuk mengambil Ben Wa Balls nya agar dipakai keesokan harinya, untuk memastikan bahwa dirinya harus kembali seperti sedia kala.

_______

Ben wa balls: itu bola yang bagus untuk melatih otot otot di organ intim anda agar lebih rapat dan singseut/plak

Moral: GAADA MORALNYA

Yoonmin RandomWhere stories live. Discover now