"Tidak masalah." Renjun tidak terlalu memikirkan itu, mencari tanaman racun hanyalah rencana dadakannya. Dirinya bahwa belum yakin jika Ten akan menyetujui itu, ada banyak tanaman racun di Hutan Abadi dan diantara mungkin dapat bereaksi hanya dengan sentuhan. Racun memang tidak sepenuhnya dapat membunuh penyihir tapi penyihir pun tidak sepenuhnya dapat selamat dari racun.

"RENJUNIEEEEEE!!!"

Renjun tersentak, begitu juga dengan Jaemin. Ia langsung berbalik dan memunggungi Jaemin karena itu adalah suara kakaknya, Lucas. Sepertinya Renjun sudah pergi seorang diri cukup lama. Beberapa detik kemudian, Renjun dapat melihat sosok Lucas yang berlari kecil ke arahnya. Renjun mengangkat tangannya seperti yang selalu ia lakukan jika Lucas mencarinya lalu menemukannya. Dibelakangnya Jaemin hanya menatap Renjun dan seseorang yang tengah memghampiri mereka itu secara bergantian.

Lucas tidak sendiri, ada Ten dibelakangnya.

"Kamu pergi lama sekali...," kata Lucas setelah berada di dekat Renjun, memeluk adik kecilnya itu lalu menatap sinis Jaemin yang kedua matanya masih berwarna ruby. "dan siapa vampir ini?"

"Ah! Namaku Jaemin, aku sudah banyak dibantu oleh Renjun," kata Jaemin sambil membungkukkan badannya. "Maksudku Huang-nim!" sambungnya gugup.

Pelukan Lucas terlepas, kedua saudara itu menatap Jaemin lurus dengan pemikiran yang berbeda.

"Panggil saja Renjun," sahut Renjun tenang. Meski baru mengenal Jaemin, ia tahu bahwa Jaemin tidak nyaman ataupun suka dengan perbedaan tingkat yang ada di dunia ini.

"Benar. Kamu seperti sedang membicarakan Huang yang berusia setengah abad dengan suffix itu," sambung Lucas yang sudah kembali pada sifat santai dan ramahnya.

"Maafkan aku!" Jaemin menunduk, semuanya terasa canggung.

"Renjunie mendapatkan teman baru? Itu bagus!" Ten yang akhirnya berhasil menyusul langsung mengatakan dua kalimat itu, senyuman di wajahnya terlihat begitu berseri-seri dan saat Jaemin menyadari bahwa ia di kelilingi oleh tiga orang penyihir membuatnya merasa sedikit pusing.

Jaemin tidak pernah mau berurusan dengan para penyihir sejak dulu tapi situasinya saat ini sungguh diluar kuasanya.

Demi segala puji bagi anggota kerajaan Lee, saat ini Jaemin sungguh pusing setengah mati.

...

peculiarity

...

Harusnya Renjun, Lucas, dan Ten sudah harus kembali pulang begitu mereka sudah saling bertemu di Hutan Abadi setelah berpisah selama beberapa saat. Seharusnya begitu. Tapi faktanya, saat ini mereka berada di sisi luar Hutan Abadi, disebuah vila sederhana dengan nuansa alam dan vintage yang sangat indah. Mereka tengah berada di teras, duduk tenang sambil menikmati teh yang di sediakan oleh pengurus vila tersebut. Jaemin masih berada bersama mereka, terima kasih pada Ten yang berhasil membuat Jaemin tidak dapat menolak ajakannya.

Jaemin tidak pernah mendekati vila ini, seumur hidupnya sebagai seorang vampir yang sering mengunjungi Hutan Abadi. Vila ini adalah salah satu properti yang harusnya tidak di dekati oleh vampir 'rendah' sepertinya. Jaemin duduk gelisah di kursinya, ia menatap ke sekeliling. Meskipun dibawa kesini oleh Ten, dia sendiri masih belum mengetahui siapakah orang yang mereka temuiㅡJaemin sungguh berharap bukan kalangan vampir 'tinggi' seperti yang ia pikiran liarnya pikirkan. Helaan napas panjang keluar, Jaemin merutuki dirinya yang mendadak sangat out of character seperti ini. Apapun yang terjadi, itu bukanlah urusannya, ia hanya orang asing yang dibawa untuk duduk dan minum teh disini.

"Berani-beraninya kamu kemarin tanpa mengabariku," kata seseorang yang berjalan mendekati tempat Renjun, Lucas, Ten, dan Jaemin duduk. Suaranya sungguh ringan dan tenang, tapi dari kata-kata yang ia ucapkan dapat dibilang orang itu sedikit kesal. "Ten."

Mereka semua menoleh, hanya Ten yang meminum tehnya dalam tenang lalu menoleh kesamping dan tersenyum manis pada seseorang yang telah mereka tunggu sejak tadi. "Lama tidak bertemu, Doyoungie."

Raut tenang Jaemin sudah menghilang entah kemana, begitu juga dengan rasa percaya dirinya yang sempat berpikir untuk bersikap masa bodoh dan acuh tadi. Orang yang selama ini mereka tunggu, orang yang tidak pernah Jaemin harapkan untuk ada disini, dan orang yang bahkan belum pernah Jaemin berani untuk mengabaikannya. Orang itu adalah anggota keluarga kerajaan Lee, keluarga kerajaan yang selama ini telah memimpin sisi gentlelity dengan baik dan makmur.

Kim Dongyoung, keponakan dari Raja Lee yang telah memimpin para vampir dan sepupu pertama dari Pangeran Lee Taeyong.

"Dasar." Doyoung mendudukkan dirinya pada kursi kosong yang ada diantara Jaemin dan Ten.

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[End of Chapter 26]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

A/N :

Maaf, aku tahu harusnya update kemarin. But, so many things happen dan aku baru nulis chapter ini sekarang. I'm so sorry (。•́︿•̀。) Chapter ini juga belum sempat di edit, mohon dikoreksi jika banyak typo atau ada kesalahan.

Btw, kalian gak ada yang penasaran ya Jaemin disini ngenalin dirinya cuma 'Jaemin' aja bukan 'Na Jaemin'..., pancinganku gak berhasil lagi huhuhu.

Thanks for reading, love you so much guys!

23/06/2019 (#HappyXiuhanDay ♡)

P.S: Ada yang masih ngeship XiuHan jaman sekarang, gak? (๑و•̀ω•́)و

xoxo,
ㅡhunshine delight

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Where stories live. Discover now