Destructa part 1

15.6K 582 13
                                    

Aku membuka mataku saat mendengar suara keras di luar kamarku. Aku melihat mama menghampiriku dan memelukku. Aku merasakan kegelisahan yang mama rasakan.

Mama :"berjanjilah apapun yang terjadi jangan keluar dari persembunyianmu. Kami mencintaimu lebih dari apapun. Jangan menyerah dan teruslah berjuang untuk hidup."

Mama mengarahkanku untuk bersembunyi di kolong tempat tidurku. Dia menutup sela kolong dengan selimutku. Dari sela - sela selimut yang menutupi tempat tidur aku bisa melihat mama merenggang nyawa. Darah mengalir membasahi lantai kamarku. Darah itu mengalir mendekatiku dan mengotori bajuku. Aku masih terpaku melihat tubuh mama yang tertancap pisau. Dia menatapku dan tersenyum lembut menenangkanku. Aku menangis dalam diam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku melihat cahaya di mata mama menghilang. Aku membekap mulutku untuk menahan isak tangisku. Bau amis darah menyebar dan semakin membuatku ketakutan. Aku hanya bisa diam menatap mama tidak berkedip. Aku ingin menghampiri mama tapi rasa takut menyelimutiku. Semua terasa seperti mimpi. Baru beberapa jam tadi kami merayakan ulang tahunku bersama papaku yang baru pulang dari luar kota. Aku berusaha menahan isak tangisku. Aku hanya bisa berharap bantuan cepat datang untuk menolong mama dan papa. Aku tidak ingin kehilangan mereka.

Aku menatap kosong pada kedua kuburan orang tuaku. Aku hanya bisa menagis dalam diam menatap mereka yang pergi meninggalkanku sendiri. Aku tidak akan bisa bertahan sendiri di dunia ini. Aku masih terlalu muda untuk hidup sendiri di dunia tanpa mereka. Aku hanya bisa berdoa ini hanya mimpi burukku. Aku akan melakukan apapun demi membuat semua mimpi ini menghilang. Aku merasa ada yang memegang bahuku dengan lembut.

Wanita :"ana ayo kita pulang."

Aku hanya menggeleng lemah. Aku tidak tahu harus bagaimana menjalani hidup tanpa mereka. Aku bingung harus melakukan apa. Wanita yang memanggilku merangkulku dan membantuku berdiri.

Wanita :"aku clara pengacara orang tuamu. Aku akan membantumu menjalani hidupmu. Kita sekarang harus pulang."

Clara membimbingku pergi. Aku menatap kedua kuburan orang tuaku dengan sedih. Aku ingin hanya mereka yang membantuku.

Clara memberikanku secangkir teh hangat untuk menenangkanku. Dia menggenggam tanganku dengan lembut.

Clara :"aku akan membacakan wasiat untukmu."

Clara membuka sebuah amplop besar yang dia bawa.

Clara :"aku Cristian Louise dan istriku Marta Andity Louise membuat sebuah surat wasiat sesadar - sadarnya tanpa paksaan. Aku akan menyerahkan seluruh hartaku kepada Clara pengacaraku. Dia yang akan mengelola semua sampai anakku Anastasya Louise berumur 24 tahun. Aku dan istriku menyerahkan hak asuh anakku pada Clara."

Aku terkejut mendengar surat wasiat yang di bacakan clara untukku. Tiba - tiba clara menatapku dengan tatapan sinis. Aku merasa auranya berbeda.

Clara :"butuh 9 tahun untuk kau merebut semuanya dariku. kau tidak akan bisa mendapatkan itu."

Clara tiba - tiba menarik tanganku dan melemparku ke lantai. Aku bingung dengan apa yang dia lakukan. Clara menatapku dengan tajam.

Clara :"tenanglah aku akan merawatmu dengan baik."

Aku semakin takut melihatnya tertawa.

Aku di bawa ke panti asuhan. Clara sengaja membawaku ke sini untuk menelantarkanku. Dia membawaku ke luar negri untuk mencegahku kabur. Aku menatap takut pada sekelilingku yang nampak seram. Panti asuhan ini terlihat tua dan menyeramkan. Entah seperti apa kehidupanku selanjutnya.

Clara :"membusuklah kau di sini. Aku dengar anak - anak yang masuk ke panti asuhan ini tidak akan bahagia selamanya. Selamat menikmati penyiksaan ini."

Clara mendorongku ke arah seorang wanita yang nampak menyeramkan. Dia menarik tanganku dengan kasar. Aku berusaha meronta untuk melepaskan diri. Wanita itu menamparku untuk membuatku diam. Aku menangis kesakitan merasakan tamparanya yang kuat. Aku di lempar masuk ke sebuah ruangan yang nampak seperti penjara.

Wanita :"jangan berisik atau kau akan mendapat hukuman."

Aku menutup mulutku untuk menahan isak tangisku. Aku menginginkan mimpi ini segera berakhir. Aku takut berada di sini. Aku memanggil kedua orang tuaku dalam hati. Aku berharap mereka datang dan menjemputku. Aku takut sekali bahkan aku tidak bisa membayangkan hidupku kedepannya seperti apa.

                            TBC

DestructaWhere stories live. Discover now