03. Passionate

9.9K 1.7K 124
                                    

Sisi positif berikutnya; Dia adalah sosok yang bergairah

•••

"Apa Johnny ada di ruangannya?"

Wanita berambut hitam sebahu yang berdiri dibelakang meja resepsionis mengangguk pelan, "Iya, ada tuan." Katanya, "Apa anda telah mengatur janji dengannya?"

"Iya, kami akan membicarakan proyek kerja sama hari ini." Ucap lelaki didepan bawahan Johnny itu.

"Kalau begitu silahkan, Tuan. Mari saya antar ke ruangannya." Wanita dengan name tag Jisoo itu pun mengantar rekan bisnis sang atasan ke ruangannya. Tak lama berselang ia kembali ke meja resepsionis dan tersentak saat pria berwajah rupawan berdiri dihadapannya sembari tersenyum tipis.

Menunduk sopan, Jaehyun yang pada dasarnya tak bisa berbasa-basi pun berucap, "Apa Johnny ada di ruangannya?" Tanyanya.

Jisoo mengulum bibir, menepuk pelan kedua pipinya yang tiba-tiba memanas hanya dengan mendengar suara lembut nan manis milik sosok dihadapannya. "I-iya, Tuan." Ia berdeham lalu menyampirkan sebagian rambut pada telinganya, "Tapi sekarang daepyeo-nim sedang berbicara dengan tamunya. Kau bisa menunggu dulu disini." Ucapnya malu-malu.

Jaehyun mendengus pelan, ia tak punya banyak waktu sekarang. "Bolehkah aku meminta nomor ponselnya?" Tanyanya.

Jisoo mengangguk pelan, "Tentu," Katanya lalu terkekeh sembari menuliskan sesuatu diatas kertas kecil sebelum menyerahkannya pada Jaehyun. "Ini, Tuan."

"Terima kasih," ucap Jaehyun lalu tersenyum manis sebelum berbalik dan meninggalkan Jisoo yang masih terpanah dengan pesonanya. Ia menatap kertas dalam genggamannya, nomor Johnny telah berhasil ia kantongi. Menghentikan langkah, Jaehyun mengangkat alisnya heran. "Jisoo?"  Gumamnya lalu mendengus. Wanita tadi ternyata mengambil kesempatan, menulis nomor ponselnya yang sama sekali tak ia butuhkan.

Jaehyun merogoh ponselnya, memasukkan nomor Johnny kedalam list kontaknya hingga tidak sadar jika ia tengah berjalan didepan pintu masuk. Sontak ponselnya pun terjatuh ketika seseorang tiba-tiba menabraknya.

"Ah, maaf!" Lelaki paruh baya yang baru saja menabrak Jaehyun membungkuk, mengambil ponsel lelaki berlesung pipi itu dan menyerahkannya kembali kepada sang empu. "Maafkan aku, tuan." ucapnya sembari menunduk sopan.

Jaehyun menggeleng pelan sembari mengibaskan tangan, "Tidak, Paman. Aku yang tak melihat jalan." Katanya lalu tersenyum tipis saat melihat lelaki dihadapannya mengangkat wajah lalu memandanginya dengan tatapan kaget.

Ya, Jaehyun sudah biasa ditatap kagum oleh orang-orang karena ketampanannya.

"Kalau begitu aku permisi, Paman." Pamit Jaehyun lalu membungkuk sopan kepada si pria paruh baya. Ia menatap jam pada ponselnya sekilas sebelum berjalan tergesa mengeluari gedung kantor Johnny. Buru-buru ia menekan salah satu kontak di ponselnya sebelum melakukan panggilan.

"Jaehyun Hyung? Kau dimana?"

"Maaf, maaf. Aku baru saja berkunjung ke tempat temanku," Jaehyun merasa mual sendiri ketika secara tidak langsung ia menyebut Johnny sebagai temannya. "Apa kalian masih disana?"

"Tentu, Hyung! Aku dan Minho Hyung menunggumu."

"Baiklah, aku akan menahan taksi sekarang." Ucap Jaehyun sebelum memutus sambungan teleponnya bersama sosok diseberang sana.

•••

"Taeyong Hyung, kenapa kau belum pulang?"

Peter Jung | Jaeyong ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat