BAB II

29 1 0
                                    

Eun Tak mengikuti Kim Shin yang masuk ke melewati pintu, dengan mengatakan kalau belum selesai bicara. Saat itu juga suasana tempat berubah. Eun Tak binggung, Kim Shin tak percaya Eun Tak  mengikutinya lewat pintu itu. Eun Tak bertanya dimana mereka sekarang.
“Apa yang terjadi? Kita ada dimana?” tanya Eun Tak kebinggungan. Kim Shin memberitahu mereka sedang ada di Kanada.
“Kanada... Maksudmu Negeri maple? Dimana ada aurora-nya itu? Jadi Kita di luar negeri?” ucap Eun Tak tak percaya, Kim Shin tak mengubrisnya memilih untuk pergi lebih dulu.Eun Tak masih tak percaya ternyata Kim Shin  bisa melakukan sesuatu semacam ini. Kim Shin pikir Eun Tak juga bisa melakukanan dan penasaran siapa sebenarnya Eun Tak itu.   Eun Tak pikir kalau mereka memang berada di Kanada dan memang Kim Shim dapat melakukan sesuatu seperti keajaiban maka keputusanya sudah bulat. Kim Shin tak mengerti maksudnya.
“Aku sudah membuat keputusan.” Kata Eun Tak, Kim Shin binggung dengan perkataan Eun Tak seperti omong kosong.
“Aku akan menikah denganmu. Aku sungguh berpikir bahwa kau adalah Goblin. Aku mencintaimu.” Ucap Eun Tak dengan senyuman bahagia. Kim Shin hanya diam.
“Kau pura-pura seakan baru mendengar kata-kata itu untuk pertama kalinya.” Ejek Eun Tak melihat wajah Kim Shin terlihat kaget.
Kim Shin meminta Eun Tak agar menghentikanya, Eun Tak merasa Kim Shin tidak berhasil menipunya lalu melihat kekanan dan kiri lalu mengajak Kim Shin pergi ke arah kiri dengan menganggap sebagai bulan madu mereka. Kim Shin pun mau tak mau mengikuti arah perginya Eun Tak.Eun Tak berjalan melewati jalan-jalan di Kanada yang terlihat sangat ramai dan indah, Kim Shin terus mengikuti kemana arah pergi Eun Tak walaupun terlihat jengkel harus mengikutinya. Eun Tak sempat mengambil foto Selfie sebagai kenangan di ponselnya.
“Penampilanku tidak aneh, kan? Apa aku terlihat seperti alien ilegal? Tidak kelihatan seperti aku baru pertama kali kemari, kan?” ucap Eun Tak yang menghampiri Kim Tak sedang bersandar di pohon,Eun Tak penuh semangat masuk ke sebuah toko, seorang pria bule menyapanya dan mengucapkan selamat natal. Eun Tak dengan malu-malu membalas dengan ucapan yang sama, Kim Shin masuk ke dalam toko. Eun Tak meminta agar Kim Shin mengambil foto untuknya karena  ingin mengabadikan momen ini untuk diri sendiri.
Kim Shin mengambil ponsel Eun Tak, lalu Eun Tak meminta agar Kim Shin menghitungnya lalu berjalan mundur untuk mengambil posisinya. Kim Shin mengatakan tak mau menghitung dan langsung mengambil foto dengan asal, melemparkan ponsel  Eun Tak lalu pergi.Keduanya berjalan di pepohonan maple yang sedang berguguran. Eun Tak masih tak percaya kalau ternyata berada di negeri maple lalu berpikir kalau Kim Shin membuatkan sebuah karpet merah khususnya dari daun Maple.
“Kau merasa terhormat berjalan bersamaku, kan?” goda Eun Tak. Kim Shin hanya diam.
“Untunglah. Aku kira kau akan berkata, "Kau bilang Merasa terhormat? Tidak !"” kata Eun Tak lalu melihat tanda aneh didekatnya dan bertanya apa arti tandanya.
“Para peri datang kemari.” Ucap Kim Shin, Eun Tak bersemangat mendengarnya tak Peri sungguhan menurutnya itu sangat luar biasa dan sangat Romantis sekali.
“Ini juga Bagus untukmu.” Kata Eun Tak, Kim Shin binggung kenapa itu bagus untuknya.
“Para peri datang kemari dan Kau sudah bertemu salah satunya. Aku adalah Tinker Bell.” Goda Eun Tak dengan senyuman manis. Kim Shin memilih untuk pergi meninggalkanya.
“Sedih sekali karena aku sudah ketahuan. Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan kemari? Tanda itu ada di sana agar mereka yang datang dapat membuat kenangan romantis.” Kata Eun Tak lalu menanyakan nama kota yang didatanginya.
Kim Shin menyebut  nama Kota Quebec. Eun Tak merasa  menyukai nama itu lalu melihat daun maple yang berjatuhan dengan berusaha mengambilnya, karena Kalau menangkap daun maple maka... Kim Shin sudah menangkapnya lebih dulu, Eun Tak melonggo kaget dan menyuruh Kim Shin agar segera membuangnya.
“Kalau kau menangkap satu daun maple yang gugur, maka kau akan jatuh cinta pada seseorang yang tengah berjalan bersamamu.” Kata Eun Tak, Kim Shin mengejek Eun Tak sedang mengarang cerita.
“Tidak, Cerita itu sama dengan kisah bahwa kau bisa menikahi cinta pertamamu saat kau menangkap daun cherry yang berguguran.” Ucap Eun Tak
“Kau bilang kau mencintaiku.” Ucap Kim Shin, Eun Tak yakin kalau Kim Shin adalah Goblin,  Kim Shin menyangkalnya.Eun Tak meminta agar Kim Shin meminta segera membuangnya, Kim Shin pun ingin tahu mencoba menangkapnya. Eun Tak mengodanya kalau   sedang jalan-jalan dengan “Oppa imut” itu lalu menunjuk ke arah belakang terlihat pria bule sedang bersandar di pohon.
Kim Shin binggung, Eun Tak pun ingin  melihat “Oppa imut” itu dari dekat lalu berlari ke arah pria tersebut. Tiba-tiba ia kembali dengan wajah ketakutan memberitahu ternyata pria itu hantu asli Kanada, Kim Shin melalui jalan yang lainya. Eun Tak berbalik arah mengikuti perginya Kim Shin.Keduanya masih ke sebuah hotel, Eun Tak mengaku  sangat ketakutan karena bertatapan langsung dengan hantu membuatnya merasa sakit. Kim Shin heran melihat Eun Tak yang ketakutan karena sebelumnya bilang kalau sering melihat hantu. Eun Tak menceritakan kalau hantu tadi bicara menggunakan bahasa Inggris.
“Aku merasa lebih takut saat hantu bicara bahasa Inggris.” Keluh Eun Tak lalu tersadar kalau yang didatanginya adalah sebuah hotel.
“Kita sedang di luar negeri, kau tidak boleh membawa seorang murid SMU ke hotel. Setelah semua perdebatan tadi, apa kita kemari?” ucap Eun Tak ketakutan
“Kau bilang kalau kau akan menikah denganku.” Goda Kim Shin, Eun Tak bertanya apakah Kim Shin itu Goblin. Kim Shin menyangkalnya dan menyuruh Eun Tak menunggu di lobby hotel
Eun Tak bertanya Kim Shin mau pergi kemana, Kim Shin menjawab akan Melakukan sesuatu. Eun Tak menanyakan contohnya dan apakah ia boleh ikut denganya karena Ini pertama kalinya pergi ke luar negeri dan merasa takut. Kim Shin menyindir Eun Tak merasa takut tapi berkeliaran mengikutinya.“Itu karena... Karena kau ada di dekatku, itu sebabnya aku merasa aman. Apa Kau akan lama ? Siapa yang akan kau temui? Apa Seorang wanita?” tanya Eun Tak penasaran, Kim Shin Hanya diam
“Sudah kuduga. Tentu saja, kau hanya akan jauh-jauh datang kemari untuk sebuah alasan penting.Kau mengatakan bahwa aku bukan mempelai Goblin karena alasan tersebut. Aku mengerti, jadi Bersenang-senanglah.” Ucap Eun Tak
“Sekarang Aku tidak punya uang maupun passport. Aku tidak mengenal siapa pun di sini dan mendapat serangan panik, tapi harus menunggu seorang diri. Jadi Kau mengerti maksudku, kan?” ucap  Eun Tak terus mengoceh dengan wajah melas, Kim Shin mengaku tak mengerti ucapanya.
“Maksudku adalah... tidak bisakah kau meminjamiku uang 10 dolar? Entah disengaja atau tidak, kau mungkin saja akan meninggalkanku nanti. Jadi, aku tidak punya pilihan selain menghubungi kedutaan besar.” Kata Eun Tak
Kim Shin pikir kalau sampai melakukan lebih baik menuntutnya,  karena cara yang lebih cepat dibanding menelepon kedutaan lalu pergi meninggalkanya. Eun Tak heran kenapa Kim Shin  harus bersikap begitu persuasif hanya karena uang 10 dollar, lalu berteriak tak perlu memberikan uang karena tak membutuhnya. Kim Shin tetap berjalan meninggalkan hotel.Dua topi hitam ada diatas meja, salah seorang pria membawakan dua gelas ice americano dan memberikan uang kembalianya lalu memberikan  formulir untuk roh yang hilang, menurutnya seniornya itu  harus mengisinya sendiri. Wang Yeo mengangguk mengerti dengan helaan nafas.
“Kenapa kita harus memburu roh yang hilang? Aku hanya pernah mendengar tentang eksistensi mereka. Tapi belum pernah berhadapan langsung dengan mereka.” Ucap teman Wang Yeo
“Hal semacam itu dapat terjadi saat Dewa mulai bertingkah. Manusia menyebutnya sebagai "keajaiban"  Sedangkan kita menyebutnya  "roh yang hilang".” Kata Wang Yeo
“Kalau begitu, kasus sunbaenim itu juga sebuah keajaiban?” kata Teman Wang Yeo
“Ini Kasus yang aneh. Dia tidak ada dalam Daftar Kehidupan dan Kematian maupun  Departemen Penamaan.  Aku jadi tidak tahu peraturan mana yang harus kugunakan untuk menyelesaikan kasus ini” ucap Wang Yeo“Kedengarannya sangat rumit. Lalu, kapan sunbaenim bisa menyelesaikan kasus ini?” tanya teman Wang Yeo, Wang Yeo juga tak tahu.
“Kudengar, sunbaenim pindah. Kapan jamuan pindah rumahnya?” ucap temanya
Wang Yeo memberitahu kalau  Tempat itu hanya sewa tahunan. Temannya juga ingin  pindah, tapi tidak punya cukup uang karena Pemilik tempat tinggal terus saja mengatakan kalau melihat Malaikat Kematian dalam mimpinya dan itu membuatnya sangat terganggu. Wang Yeo pikir sudah menyuruh juniornya itu  memeriksa tempatnya dulu sebelum pindah.
Juniornya pikir kalau tak ada yang bisa dilakukan karena sangat ingin  tinggal di rumah atap, tapi menurutnya aneh  Kenapa Malaikat Kematian membutuhkan tempat tinggal dan merasa mengantuk atau lapar saat tidak tidur maupun makan, bahkan bekerja lembur beberapa waktu belakangan dan merasa kelelahan luar biasa.“Aku bahkan membawa cokelat kemana-mana untuk mengisi energi. Ngomong-omong, ada seorang gadis yang sangat cantik di Kelas 23. Apakah kau pernah bertemu...” ucap teman Wang Yeo lalu tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam cafe.
Si pria melihat kebelakang dan seorang wanita mengikutinya memarahinya karena setelah memukul dan pergi begitu saja.  Si pria terlihat binggung, Si wanita sudah tahu kalau pria itu pasti pergi minum-minum. Teman Wang Yeo mengucapkan selamat bersenang-senang.
Wang Yeo memakai topi hitamnya, si pria menyangkal kalau tidak mabuk lalu mendorong si wanita kalau tubuhnya masih utuh jadi tak ada masalah.  Si wanita mengajaksi pria aga ke kantor polisi membuat laporan. Si pria menolak dengan menyuruh si wanita agar melepaskan tanganya bahkan mengancam untuk membunuhnya kalau memang bisa“Park Yong Won, Kim Hye Ryung... 4 Oktober 4, 2016, pukul 2:22 pagi. Meninggal akibat kecelakaan mobil... Benar kalian, kan?” ucap Wang Yeo, Si pria dan wanita terlihat kaget. Sebelumnya pada kecelakaan, si wanita tergeletak dijalan dan si pria ada di mobil dengan luka dibagian kepala.
Wang Yeo pergi ke sebuah tempat dan menaruh secangkir teh diatas tempat dengan beberapa paku diatasnya, lalu meminta Hye Ryung minum karena akan menghapuskan ingatan akan kehidupan ini. Hye Ryung masih tak yakin kalau  memang harus melupakan segalanya Bahkan kebencianku terhadap Yong Won.
“Itu semua kesalahanmu sendiri, Kita berdua sudah mati. Kenapa juga repot-repot memelototiku begitu?” ucap Yong Won melihat Hye Ryung melotot padanya.“Melupakan semuanya akan lebih baik untukmu. Melupakan juga merupakan anugerah.”kata Wang Yeo
“Kenapa kau memberinya minuman itu, tapi tidak untukku?” kata Yong Won binggung.
“Kau harus mengingat segala keburukan yang telah kau lakukan. Ini bukan kali pertama kau menabrak seseorang.” Kata Wang Yeo, Hye Ryung kaget dan buru- buru menghabiskan minuman dengan senyuman bahagia.
Sebelumnya Yong Won sedang mengemudikan mobil diatas salju dan menabrak seseorang lalu pergi meninggalkan begitu saja dalam udara yang dingin.  Wang Yeo tahu Awalnya, Yong Won akan menyesal karena tidak meminum teh ini, tapi Kemudian, akan penasaran mengapa tidak diberi sekali lagi.“Lalu, kau akan menyadari bahwa kau tidak dapat memutar waktu dan kau sudah terlanjur sampai pada hari kiamat. Kau akan merasa seolah tubuhmu terpotong-potong. Untuk setiap potongan, kau akan merasakan kesakitan yang membuatmu menyesali perbuatanmu di masa lalu. Namun, rasa sakitnya tidak mau berhenti. Selamanya.” Kata Wang Yeo, Yong Won langsung berlutut
“Maafkan aku.... Ampuni aku...” ucap Yong Won ketakutan
“Aku tidak yakin bisa melakukannya. Atasanku sangat temperamental.” Kata Wang Yeo menunggu ke atas.
“Aku mengenal seseorang yang hidup dalam tekanan rasa sakit, akibat semua ingatan masa lalu yang dimilikinya. Aku yakin, dia pasti sudah memohon berkali-kali untuk pengampunan. Ini Tidak akan berhasil. Dia masih tetap... hidup dalam kesulitan dan rasa sakit.” Kata Wang YeoKim Shin sudah ada ditengah lapangan yang luas dengan nisan batu didepanya, sambil bergumam kalau anak yang pergi bersamanya dari Goryeo dimakamkan di tempat itu bersama cucunya serta cicitnya, Terlihat nama (Yu Geum Sun dan Yu Moon Soo)
“Aku sempat mengira bahwa hidupku adalah sebuah anugerah. Namun, akhirnya aku menyadari itu adalah hukuman. Aku tidak pernah bisa melupakan kematian siapa pun.” Gumam Kim Shin
Flash Back
Kim Shin tinggal disebuah rumah dengan seorang anak yang memberikan minuman, anak tersebut akhirnya tumbuh dewasa dan menyalakan lilin untuknya. Sampai tua pun anak tersebut menyalakan lilin dan Kim Shin masih tetapa terlihat sama.
Di malam hari, Kim Shin terlihat ada didalam rumah dengan pisau yang menembus dadanya. Di luar terlihat hujan sangat deras dengan petir yang menyambar. Kim Shin memegang pisau dengan wajah ketakutan berusaha menariknya.Kim Shin menaruh bunga diatas makam dengan menanyakan kabar mereka apakah baik-baik saja, lalu memberitahu kalau ia masih hidup dan tidak merasa baik-baik saja.Eun Tak merasa bosan didalam hotel mengambil salah satu majalah tentang kota Quebe, sempat naik ke lantai atas tapi Kim Shin tak datang juga sampai akhirnya berjalan disekitar hotel untuk mencari kemana perginya Kim Shim.
Sampai disebuah bukit, Eun Tak tersenyum melihat sosok pria yang sedang dicarinya berdiri tak jauh darinya. Ia pun duduk dengan menatap punggng Kim Shin sedang duduk didekat nisan, lalu meniupkan bunga dengan bulu-bulu berterbangan ke arah Kim Shin.Kim Shin akan pergi dan dikagetkan oleh Eun Tak sudah ada dibelakangnya, lalu memperingatkan kalau sudah menyuruhnya agar tidak bertingkah. Uen Tak pikir dirinya tidak bertingkah dengan memakan permenya, karena Kim Shin bahkan tidak menyadari kalau aku ada di tempat ini sebelum menyapanya
“Jadi Inikah tempat yang harus kau datangi?”ucap Eun Tak, Kim Shin tak membahasnya mengatakan kalau sudah selesai jadi akan pergi.
“Tapi, Ahjussi satu-satunya yang tidak memiliki nama di batu nisan ini. Apakah kau selalu pura-pura mati seperti ini? Berapa kali kau melakukannya ?” ucap Eun Tak  melihat satu nisan tanpa nama.  Kim Shin pikir tidak menghitungnya.“Halo. Saya Ji Eun Tak... Saya akan menjadi mempelai Anda setelah 200 tahun berlalu.” Kata Eun Tak berbicara pada batu nisan dengan wajah Kim Shin, Kim Shin langsung menolaknya.
“Tidak apanya... Bahkan setelah 200 tahun berlalu, Anda masih tetap tampan. Kadang, Anda kejam sekali. Tapi jangan khawatir Anda menjalani kehidupan dengan sangat baik. Saya akan pergi sekarang.” Ucap Eun Tak kembali berbicara pada nisan dan mengajak Kim Shin pergi.Keduanya berjalan bersama, Eun Tak bertanya apakah Kim Shin tinggal cukup lama di kota ini. Kim Shin menceritakan  sempat menyaksikan gubuk-gubuk menjelma menjadi deretan hotel lalu ia pergi dan pergi lagi dan Ini adalah tempat pertama yang ditinggali setelah meninggalkan kampung halamannya
“Sayang sekali. Kalau begitu, seharusnya kau membeli salah satu rumah.  Dengan begitu, kau bisa menjadi pemilik salah satu hotel sekarang. Ah.. Jangan bilang, hotelnya memang...” ucap Eun Tak menduga dan diberi tatapan aneh dari Kim Shin.
“Tatapan macam apa itu?” keluh Eun Tak lalu memberikan sebuah permen dari saku bajunya.
“Darimana kau mendapatkannya? Kau kan tidak punya uang.” Ucap Kim Shin binggung, Eun Tak pikir itu sebabnya maka ia  mencurinya jadi menyuruhnya agar Cepat makanlah dan singkirkan barang bukti itu.Kim Shin kaget mendengarnya,  Eun Tak tertawa melihat mimik wajah Kim Shin yang mempercayai perkatanya, lalu menceritakan sebelumnya  terus saja menatap permen itu sampai pemiliknya iba dan memberikan padanya, lalu kembali penasaran apakah hotel itu milik Kim Shin. Kim Shin mengalihkan pembicaraan bertanya apakah Eun Tak tidak terlambat.
Eun Tak binggung, Kim Shin mengatakan untuk pergi  Sekolah. Eun Tak panik bertanya  Jam berapa sekarang di Korea. Kim Shin melihat jamnya sudah pukul 10 pagi. Eun Tak mengeluh dan berharap agar  tinggal di sini saja karena menurutnya Lebih baik daripada menjadi alien ilegal, Kim Shin pergi meninggalknya.Keduanya pun keluar dari pintu dan kembali ke Korea. Eun Tak merasa  tidur dengan nyenyak dan Rasanya seperti bangun dari sebuah mimpi, bahkan tidak pernah membayangkan kalau akan pergi ke luar negeri. Dan mengucapkan terimakasih karena bisa pergi kesana berkat Kim Shin lalu pamit pergi.
“Aku sudah bangun, jadi aku harus pergi ke sekolah. Meskipun aku kebanyakan tingkah, tolong lupakan saja untuk kali ini. Itu karena aku sangat... sangat bersemangat.” Ucap Eun Tak sebelum pergi meninggalkan Kim Shin, Kim Shin melihat Eun Tak pergi hanya bisa tersenyum melihat tingkah anak muda yang selalu mengikutinya.Eun Tak berada diruang guru dengan wajah tertunduk, gurunya memarahi karena muridnya yang datang terlambat. Eun Tak hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya. Gurunya tak percaya Eun Tak bisa datang terlambat padahal murid SMU tingkat akhir.
“Beginikah caramu menghargai sekolah? Apa Kau tidak mau sekolah lagi? Kau sudah mendaftar ke perguruan tinggi, maka kau berpikir semuanya sudah beres, begitu kah? Kau menganggap bahwa kau sudah menjadi mahasiswi, Kudengar, kau bahkan tidak sanggup membayar biaya sekolah..” Ucap Si guru mengomel, Eun Tak hanya bisa mengucapkan permintaan maafnya.
“Kenapa kau datang terlambat? Aku tahu kalau kau menjalani kehidupan yang sulit, kehilangan orang tua dan tinggal bersama bibimu, tapi bukan hanya kau yang mengalaminya. Banyak juga yang berada di posisi sama sepertimu.Jangan membuat murid lain merasa terbebani hanya karena kau tidak bisa kuliah.” Sindir Si guru
“Saya akan kuliah.” Kata Eun Tak yakik, Si guru meremehnya menyuruh Eun Tak kuliah saja karena tak ada yang melarangnya merasa kalau muridnya itu bersikap tidak sopan meski sudah bicara baik-baik.
Saat itu ponsel gurunya berdering,  nada suara berubah jadi lembut pada wali murid yang terlihat kaya dan berduit. Eun Tak hanya mendengus kesal mendengarnya karena diperlakukan berbeda.Eun Tak duduk di halte bus dengan melihat majalah Quebec yang berhasil dibawanya dan melihat sebuah daun mapel yang berhasil disimpanya. Di telinganya mendengar siaran radio yang sedang diputar.
“Pada malam hujan begini, apa yang menjadi payungmu?”
Eun Tak mengingat saat di bukit meniupakan bunga pada Kim Shin yang duduk tak jauh darinya,“Suara yang merespon saat kau memanggilnya. Kenangan melihat sesuatu di saat bersamaan. Saat pertama kalinya kau cocok dengan seseorang. Adakah seseorang yang kau pikirkan?”
Eun Tak mengingat saat pergi ke sebuah toko lalu berjalan di guguran pohon maple dan kembali ke korea. Si penyiar mengatakan kalau itu memang orang tersebut dan memutarkan sebuah lagu untuk para pendengarnya. Eun Tak mengingat saat Kim Shin berhasil mengambil sehelai daun maple senyumanya terlihat.Wang Yeo sedang asik menonton drama dari depan lukisan, Kim Shin tiba-tiba datang menghalangi bertanya apakan ia sibuk. Wang Yeo tetapmentap layar mengataakn akalu sibuk. Kim Shin tak peduli memerintahkan agar Wang Yeo mengikutinya tapi jangan terlalu dekat.
“Pastikan hal itu benar-benar penting, kalau tidak... mati kau.” Kata Wang Yeo
“Itu sebabnya aku mencoba memeriksanya. Takdirku.” Ucap Kim Shin lalu mengajak pergi dan membuka pintu lalu berpindah ke seperti sebuah ladang.Wang Yeo bingung apa maksud ucapan Kim Shin, lalu keluar dari rumah dan melihat ada di halaman depan. Kim Shin melihat Wang Yeo belum mengikutinya. Wang Yeo mondar mandir didepan rumah kebinggungan karena tak melihat Kim Shin. Semantara Kim Shin akhirnya kembali masuk melalui pintu dan sampai kembali ke dalam rumah. Wang Yeo binggung kenapa Kim Shin bisa keluar dari dalam rumah karena sebelumnya melihat sudah keluar rumah.Kim Shin rasa Wang Yeo juga pasti aneh melihatnya,  bahkan orang ini juga melakukan sesuatu yang bahkan membuat Malaikat Kematian juga merasa aneh. Wang Yeo langsung penasaran siapa yang melakukan itu, dan apa maksudnya.
“Lakukan lagi dan Mendekatlah.” Ucap Wang Yeo tiba-tiba berbicara dibelakang kuping Kim Shin, Kim Shin benar-benar kaget dengan memegang telinganya.
“Aku tidak bisa tinggal diam. Kau mau kemana?” kata Wang Yeo semakin penasaran
“Aku ini Goblin, kau tahu! Jadi Enyahlah sana dan Jauh-jauh dariku.” Ucap Kim Shin terlihat tak mau berdekatan dengan Wang Yeo
“Hei.. Jangan meninggalkan aku di sini seperti ini!” ucap Wang Yeo lalu berpikir apa yang tak bisa dilakukanya.Tiba-tiba Yoo Duk Hwa datang memanggil Wang Yeo dengan sebutan Tuan Penyewa, Wang Yeo kaget melihat Duk Hwa yang datang. Duk Hwa bertanya kenapa Wang Yeo ada diluar dengan Cuacanya dingin sekali dan ingin tahu keberadan Kim Shin. Wang Yeo memberitahu kalau Kim Shin ada di dalam. Duk Hwa menahan Wang Yeo sebelum masuk.
“Sebenarnya, aku kemari untuk bertemu denganmu.” Kata Duk Hwa lalu tiba-tiba mendekat seperti ingin menyentuhnya,  Wang Yeo menghindarinya menyuruh Duk Hwa menghentikanya.
“Oh, rupanya kau tidak suka disentuh. Ini Tidak terlalu penting, tapi Aku hanya ingin tahu apakah semuanya baik-baik saja. Apakah rumahnya mendadak terasa sangat lembab Atau segala sesuatu di luar menjadi begitu bercahaya secara tiba-tiba?” kata Duk Hwa, Wang Yeo binggung“Sebenarnya, aku hanya ingin pamanmu itu lekas pergi.” Ucap Wang Yeo sinis, Duk Hwa membenarkan karena mengingkan Kim Shin juga  lekas pergi ke luar negeri.
“Aku tidak mengerti kenapa orang sukses seperti dia bersikukuh tinggal di Korea. Bukankah kau merasa begitu?” kata Duk Hwa merasa sependapat, Wang Yeo mengatakan tidak seperti itu.
“Oke, bukan begitu rupanya. Aku akan sering mengunjungimu. Tapi Bagaimana sebaiknya aku memanggilmu?Rasanya, kurang pantas memanggilmu "Tuan Penyewa".” Kata Duk Hwa  dan berpikir memanggilnya paman terlalu berlebihan.“Ijinkan aku meminta tolong padamu. Kumohon, bantu aku. Jika ada seorang pria tua datang dan bertanya siapa dirimu, bisakah kau mengatakan padanya kalau kau datang hanya sekedari mampir? Dia bisa membunuhku kalau dia tahu aku menyewakan sebuah kamar di sini.” Ucap Duk Hwa
Wang Yeo bertanya siapa pria tua yang dimaksud, Duk Hwa mengatakan kalau itu adalah kakeknya dan bersumpah akan berada di pihak Wang Yeo  sampai akhir dengan mengangkat tanganya. Wang Yeo merasakan tiba-tiba kepala bagian belakangnya sakit lalu masuk ke dalam rumah.Eun Tak memegang gagang pintu menyakinkan kalau membuka pintu ini maka akan ada dikanada seperti sebelumnya, tapi ketika membuka pintu ternyata kamar mandi biasa dan mulutnya langsung melonggo binggung. Seorang wanita melihat Eun Tak berpikir ingin menggunakan wastafelnya, Eun Tak mengelengkan kepalanya dan masih terlihat binggung.
“Apa kau siswa Tahun akhir SMU?” tanya si  wanita menebak, Eun Tak binggung si wanita itu bisa mengetahuinya.
“Anak muda dengan mata memerah tanda kelelahan serta mengenakan seragam kebanyakan seperti itu.” Ucap si wanita, Eun Tak pun menutupi matanya karena orang bisa melihatnya.
“Kau tinggal dimana?” tanya si wanita, Eun Tak mengatakan berada didekat sini. Si wanita itu pikir bagus dengan memberikan sepastik bayam karena  mendapatkannya dari seorang pria.
Eun Tak binggung  mendengar Seorang pria memberikannya bayam. Si wanita menyuruh Eun Tak agar pulang dan makan bersama keluarganya.Eun Tak pun pulang dengan membawa seplastik bayam, Bibinya melihat Eun Tak pulang dengan sinis mengeluh pulang telat. Eun Tak mengaku kalau langsung pulang dari sekolah. Si bibi terlihat kesal mendengar Eun Tak yang berani menjawabnya. Anak pertama bibi mengeluh lapar. Bibinya juga merasa lapar lalu memarahi anaknya yang  selalu malas-malasan saat di rumah.
“Cepat masak makan malam! Semua orang kepalaran.” Teriak Bibi pada keponakanya, Eun Tak mengerti dengan nada kesal lalu melihat ke kulkas tak ada bahan makanan. Teringat kembali si wanita yang ditemuinya di dalam toilet dengan memberikan bayam dan berpesan agar Pulang lalu  makanlah bersama keluarganya.                                        
Eun Tak akhirnya membuat kimbap dengan isi telur dan bayam, tiba-tiba anak kedua bibi keluar dari kamar membawa majalah Quebec yang dibawa Eun Tak dari hotel, memberitahu ibunya kalau Eun Tak mencoba melarikan diri dan sudah mencarinya di internet kalau kota itu ada di Kanada. Bibinya ingin melihat majalah yang dibawa anaknya. Eun Tak melihat mengikutinya.“Aku sudah tahu dia pasti akan melakukan ini. Kau berencana kabur ke luar negeri dengan uang asuransi itu. Kau bilang, kau tidak punya rekening bank!” ucap bibinya marah.
“Kembalikan padaku. Itu hanya suvenir.” Ucap Eun Tak ingin mengambilnya, Si bibi malah memukulnya tak percaya kalau itu dianggap souvenir.
“Memangnya kau pernah kemari sampai mendapatkan suvenirnya? Kau pasti akan melakukannya. Beginikah caramu membayar kebaikan kami?” ucap Bibi marah memukul Eun TakAnak bibi kedua melihat Eun Tak yang sudah membuat kimbap dan ingin memotongnya, tapi yang terjadi adalah jarinya teriris, lalu menjerit kesakitan. Kakaknya datang melihat kimbap yang lezat akan memakanya tapi akhirnya tersedak. Si bibi mengeluh dua anaknya yang berbisik didapur, Eun Tak menahan amarahnya memilih untuk mengambil satu gulangan kimbap dan pergi. Bibinya berteriak karena Eun Tak malah pergi meninggalkan rumah.Eun Tak makan kimbap di dekat tangga sambil menangis karena nasibnya seperti dineraka berada dirumah bibinya. Sementara Kim Shin dengan berbaring di kamarnya terlihat gelisah memikrkan Eun Tak yang bisa memanggilny dan mengikuti melewati pintu itu, tapi tidak bisa melihat pedang itu.
“Siapa kau sebenarnya?” ucap Kim Shin, lalu teringat saat Eun Tak berbicara didepan batu nisan. “Saya akan menjadi mempelai Anda setelah 200 tahun berlalu.” Lalu pernyataan “Aku mencintaimu.” Dengan senyumanya.
“Jika dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya, maka ini jadi terasa aneh. Keingintahuan selalu menang melawan gengsi. Aku terlalu penasaran, jadi akan bertanya langsung padanya.” Kata Kim Shin bangun dari tempat tidurnya.Eun Tak seperti berjalan berputar-putar disekeliling rumahnya, saat itu didekat rumahnya melihat Kim Shin seperti sudah menungunya. Kim Shin mengeluh kalau mereka baru saja bertemu  dan kenapa memanggilnya lagi tengah malam begini padahla sangat sibuk dan sedang melakukan sesuatu. Eun Tak merasa tidak memanggilnya.
“Kau memanggilku.” Ucap Kim Shin menyakinkan, Tapi Eun Tak yakin kalau tak memanggilnya dan tidak melakukannya.
“Lalu Kau memikirkanku atau tidak?” kata Kim Shin berusaha mencari alasan, Eun Tak mengingat-ngingatnya.
“Sudah kuduga, pasti benar. Kau memikirkan tentangku, kan?Karena kau terus memikirkan aku, membuat aku terus saja terpanggil meski sedang sibuk.” Ucap Kim Shin mengeluh kalau sangat melelahkan.
“Apa Kau merasa terpanggil saat aku memikirkanmu?” ucap Eun Tak bingung, Kim Shin mengaku tak yakin dengan hal itu.
“Tapi, aku memang sangat sensitif. Jadi, jangan sembarang memikirkan aku.” Perintah Kim Shin, Eun Tak mengangguk mengerti dan meminta maaf.Kim Shin melihat raut wajah Eun Tak lalu bertanya apa yang sedang dipikirkan, Eun Tak mengatakan "Kanada begitu indah. Aku senang berada di sana. Aku merasa bahagia meski sebentar." Dengan memikirkan hal itu, kemudian teringat akan Kim Shin.
"Dia mengenakan pakaian mahal. Dia bahkan memakai jam tangan yang lebih mahal lagi. Hotel itu nampaknya memang miliknya. Dia memiliki banyak hal...tapi kenapa dia terlihat sedih?" Itulah yang kupikirkan.” Cerita Eun Tak
“Tapi, Kenapa kau berkeliaran seperti itu tengah malam begini?” tanya Kim Shin, Eun Tak mengoda Kim Shin yang penasaran, Kim Shin mengaku tak ingin tahu juga.
“Aku menunggu Bibiku tertidur. Dia sangat sulit bangun kalau sudah ketiduran. Aku akan pulang ke rumah setelah dia tidur, kemudian berangkat sekolah sebelum dia bangun. Dan Dia pergi tidur tengah malam.” Jelas Eun Tak
“Apa Kau berencana berkeliaran mencurigakan begitu sampai lewat pukul dua belas malam?” tanya Kim ShinKeduanya akhirnya berjalan-jalan bersama, Eun Tak merasa makanan bisa tercerna dengan baik karena  berjalan dengan Kim Shin, Kim Shin mengetahuinya karena Eun Taksudah mengatakannya padanya dan  pasti makan malam sangat banyak.
“Aku tidak ingin kau salah paham.” Ucap Eun Tak, Kim Shin mengingatkan Eun Tak  sudah tiga kali mengatakannya.
“Kau juga tidak harus menemaniku.” Kata Eun Tak, Kim Shin juga ingat Eun Tak sudah berkata seperti itu tiga kali.
Seorang teman berada didekat mobil mengirimkan pesan pada grup. “”Aku baru saja melihat Ji Eun Tak dengan "Sugar Daddy"[sebutan untuk pria dewasa yang menjadi sponsor--transaksi seksual dan material--dengan anak remaja] Pria itu setidaknya berusia 30 tahunan.”
Teman yang lainya merasa Eun Tak sudah gila, lalu minta Foto mereka dan menunjukannya, Teman Eun Tak ingin mengambil foto saat Eun Tak tepat lewat didepanya, tapi saat itu pintu mobil didepanya terbuka membuatnya terjatuh. Ketika akan marah dan melihat orang yang ada didalamnya kosong, Teman Eun Tak langsung berlari ketakutan.Eun Tak berjalan ke pelataran toko dan melihat sebuah restoran denagn pengumuman(Membutuhkan Pekerja Paruh Waktu) saat masuk, seorang wanita cantik  terlihat mempesona di depanya, seperti membuat semua iri dengan kecantikanya. Si wanita yang bernama Kim Sun atau Sunny bertanya apakah mau dibungkus.
“Saya bukan pembeli. Tapi Saya melihat pengumuman di depan kalau di sini membutuhkan pegawai.Apakah pemiliknya ada di sini?” ucap Eun Tak, Kim Sun mengatakan kalau ia pemiliknya.
“Apa Kau murid SMU?” tanya Kim Sun, Eun Tak membenarkan merasa tak percaya kalau Kim Sun itu pemiliknya karena berpikir kalau tadi seperti pelanggan yang begitu cantik.
“Ya. Para pembeli selalu cantik,tapi sudah lama sekali aku tidak melihatnya pembeli seperti itu” ucap Kim Sun memperlihatkan restoran yang kosong.“Silahkan tanyakan apa pun yang Anda inginkan. Dan Juga,saya akan menerima apa pun persyaratan dari Anda.Saya tidak memiliki tempat tujuan lain.Saat masih berusia 9 tahun,saya kehilangan keluarga saya dan harus menyokong diri sendiri. Saya tidak memiliki kerabat” ucap Eun Tak mencoba untuk memperkenalkan diri.
“Lobak...” kata Kim Sun yang membuat Eun Tak binggung. Kim Sun memberitahu kalau lobak yang mereka miliki sangat aneh.
“Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali pembeli meminta lobak pada kami.” Kata Kim Sun menawarkan snack yang dimakannya, Eun Tak pun menerimanya lalu memakanya.
“Apa kau miskin?” ucap Kim Sun blak-blakan, Eun Tak kaget dan akhirnya menjawab “yah seperti itulah”Kim Sun menanyakan sekolah Eun Tak apakah ia dikeluarkan dari sekolah, Eun Tak menjawab masih sekolah dan ada di tahun terakhir SMU. Kim Sun melihat Eun Tak itu beruntung karena masih muda lalu bertanya apakah punya rencana ke depan. Eun Tak menjawab tidak. Kim Sun pun memutuskan kalau ini hari pertama bekerja.
Eun Tak melotot tak percaya dan langsung mengucapkan terimakasih dengan berjanji  akan melakukan yang terbaik. Kim Sun mengerti dan menyuruh Eun Tak untuk segera berkerja.  Eun Tak memastikan kalau akan bekerja keras meski tanpa diperintah dan yakin kalau ayam yang dimaksud adalah ayam ini. Kim Sun tahu tapi tidak ingat terakhir kali pembeli memesan ayam.Eun Tak melihat Pin nama di tempat kerja barunya dengan bangga, lalu mulai memikirkan Kim Shin dengan bertanya apa yang sedang dilakukanya, saat membalikan badan ternyata Kim Shin tak datang walaupun sudah memikirkanya. Eun Tak pun menyalakan batang korek api lalu meniupnya.
“Aku akhirnya mendapatkan pekerjaan dan bosku sangat cantik...” ucap Eun Tak yakin Kim Shin datang, Kim Shin akan mengigit daging steaknya hanya bisa terdiam.
“Apa Kau sedang makan steak mahal ?Lalu kenapa kau tidak mau memberiku uang 5,000,000 won?” keluh Eun Tak
“Bagaimana kalau kau membuat janji bertemu melalui telepon?Kita harus lebih manusiawi.” Kata Kim Shin kesal seperti menganggu saat makan.
“Aku baik-baik saja menggunakan cara seperti ini.” Ucap Eun Tak, Kim Shin menegaskan kalau ia yang  tidak baik-baik saja dam Eun Tak bahkan pernah mempertimbangkan situasinya.
Eun Tak menyalahkan Kim Shin  tidak datang saat memikirkanya, padahal  tidak keberatan bertemu dengan Kim Shin kapan saja, demi masa depan  mereka, lalu kembali menyatakan “Aku mencintaimu.” Kim Shin memilih untuk pergi dengan makan steaknya, Eun Tak pun bisa mencium bau steak yang dibawa oleh Kim Shin.Wang Yeo sedang duduk binggung melihat Kim Shin datang dengan cepat berlalu didepanya. Ia pun akan bersiap-siap tidur, tiba-tiba dikagetkan dengan Kim Shin datang ke kamarnya. Kim Shin memperlihatkan gaya pakainya dan menanyakan pedapat Wang Yeo kalau Pakaian ini lebih baik. Wang Yeo tak mengerti.
“Dibandingkan yang sebelumnya.” Ucap Kim Shin, Wang Yeo binggung seperti tak sadar kalau Kim Shin itu sudah berganti pakaian.
“Apakah buku ini cocok dengan pakaian yang aku kenakan?Kurasa, dia akan terus memanggilku.Aku ingin terlihat pintar dan sempurna setiap kali dia memanggilku.” Ucap Kim Shin memperlihatkan dua buku ditanganya, Wang Yeo penasaran siapa yang dimaksud. Kim Shin meminta agar Wang Yeo fokus saja.
“Pikirkan pakaan yang akan kupakai saat pergi keluar.” Perintah Kim Shin, Wang Yeo langsung memberikan dua jempol kalau penampilanya  terlihat baik dan memukau.

GoblinWhere stories live. Discover now