Kuda? Atau hanya topeng?

Tangan Jungkook mendekat, mengelus pelan ujung topeng yang dikenakan oleh makhluk kecil itu. Pemuda manis itu tidak berani membuka, tatapan mata yang diberikan oleh makhluk itu seolah melarangnya.

Keempat,

Keempat,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Koala. Tapi kenapa matanya terpejam begitu?

Kelima,

Kelima,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anjing. Lidahnya terus menjulur ke luar dari ujung mulutnya.

Yang terakhir,

Ini yang paling aneh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini yang paling aneh. Jungkook tidak tau ini makhluk apa. Yang lain masih ada sedikit kesamaan dengan hewan atau makanan, tapi yang ini?

Mata bulat Jungkook melirik ke luar, dimana hujan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Melirik kembali ke arah makhluk-makhluk kecil yang masih memperhatikannya, Jungkook menghela nafas.

"Ayo, ikut aku pulang ya?" Pelan-pelan kotak itu diangkatnya. Jungkook menahan tawa melihat ekspresi kaget dari wajah-wajah kecil itu. Tas belajaannya tadi digunakan untuk menutupi kotak agar tidak basah.

Kaki jenjang itu berlari kencang ke arah apartemennya. Pemuda manis itu tidak pernah se-bersyukur ini dianugrahi bakat olahraga. Sehingga ketika ia sampai di apartemennya tubuhnya tidak sampai basah kuyup. Walaupun cukup basah membuat kaos putihnya mencetak tubuhnya.

Jungkook menghela nafas lega saat pintu luar sudah terkunci dengan baik. Kotak berisi enam makhluk itu diletakkannya di wastafel toilet, sementara ia berganti pakaian di bilik shower.

Makhluk-makhluk kecil itu tidak bersuara semenjak mereka sampai di apartemen, hanya terus menatapi pemuda manis itu.

Jungkook tidak tau saja, mereka begitu fokus melihat tubuhnya yang tercetak dari balik kaos putih transparan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sekarang mengenakan sweater celana hitam sepaha, Jungkook menyandarkan kepalanya di kedua lengan yang dilipat. Membalas tatapan makhluk kecil yang masih diam, walaupun yang berbentuk hati kembali mencoba mengajaknya berbicara.

"Kalian— mau makan?" Jungkook berdiri, meregangkan tubuhnya sekilas sebelum berjalan ke kulkas. Mata bulatnya menelisir isi kulkas, agak meringis melihat isi kulkas yang hanya ada susu pisang dua kotak dan telur satu kotak. Jungkook menghela nafas. Beginilah nasib anak kuliah. Untung tadi ia sempat belanja bulanan.

Jungkook membawa berbagai macam makanan ke meja dapur. Roti tawar dan selai coklat, buah-buahan, sayur bayam, dan beberapa stik sosis yang sempat ia beli di perjalanan pulang tadi.

"Makan apa?" Jungkook bergumam bingung.

Mata bulatnya menatap lekat-lekat pada pergerakan salah satu dari mereka yang mirip alpaca. Makhluk berbulu putih itu mengambil sepotong roti tawar dan langsung mengunyah. Pipinya mengembung, begitu menggemaskan.

Tidak sendirian, alpaca itu menyuapi yang lain juga, berbagi roti tawar yang dimilikinya.

Setelah beberapa menit, mereka kembali diam.

Mata bulat Jungkook melirik ke jam dinding di dapur. Jarum pendeknya sudah berhenti di jam 7 malam.

"Ah, aku harus mengerjakan tugas." Jungkook menggigit bibir bawahnya. "Tapi, kalian bisa tidak aku tinggalkan?" Mata bulatnya melirik gugup ke arah kotak itu, dimana isinya tampak bermain-main dengan satu sama lain.

Jungkook berdiri. Suara kursi bergerak mengambil alih perhatian makhluk-makhluk itu. Pemuda manis itu kembali mengangkat kotak tempat tinggal mereka, membawanya ke kamar untuk mengerjakan tugas.

Kamar Jungkook rapi, karena pemiliknya juga bukan orang berantakan seperti anak kuliah lainnya.

Kamar Jungkook rapi, karena pemiliknya juga bukan orang berantakan seperti anak kuliah lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kamarnya didominasi warna-warna favoritnya, merah, hitam, dan putih. Dengan bantuan teman baiknya yang masuk jurusan designer, jadilah kamar yang aesthetic.

Jungkook meletakkan kotak itu di ranjangnya. Pemuda manis itu duduk di sofa sebelah ranjang itu. Dari sudut matanya, terlihat olehnya pergerakan makhluk-makhluk itu yang tampak mencoba keluar dari kotak, merasa penasaran dengan lingkungan mereka sekarang.

Merasa gemas dan penasaran, Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah ranjang.

Matanya membola melihat tangan si kepala hati itu memanjang, mengeluarkan tubuh kecilnya dari kotak sebelum membantu teman-temannya. Mulut Jungkook terbuka tidak elit, masih menatapi makhluk merah yang kini membalas pandangannya.

Perlahan jemari lentiknya meraih tangan (lengan?) si kepala hati. Menatapi lengan dengan motif polkadot itu heran.

"Bisa panjang gitu?" Jungkook menggumam, dengan hati-hati mencoba menarik lengan polkadot itu agar memanjang.

Benar saja, lengan lentur itu memanjang. Jungkook melepas genggamannya, dan makhluk merah itu kembali memendekkan lengannya. Masih menatapi Jungkook yang tampak terkejut.

Pemuda manis itu menggelengkan kepalanya. "Hari ini aneh sekali," Matanya melirik makhluk-makhluk yang kini melakukan hal masing-masing. Si koala tampak tidur, anjing kuning itu tampak mengamati kuda bertopeng menari bersama dengan kepala hati, dan kue kering sedang duduk dengan anteng di atas kepala alpaca.

"Kalian jangan ke mana-mana, ya." Jungkook mengambil bantal, menyusunnya agar mengurung para makhluk kecil itu. "Kalian kecil, nanti kalau hilang susah carinya."

Melirik sekilas lagi, barulah Jungkook mengalihkan perhatian ke tugasnya yang baru selesai setengah.

Pemuda manis itu tau sekali,

Bahwa hidupnya akan berubah.

***
TBC

Kebanyakan kata 'makhluk' kayaknya.

Chasing Stars .・゜゜・Where stories live. Discover now