The Beginning Of My Psyco Life

366 10 0
                                    

Apa ini?

Kataku sambil mengusap usap wajahku yang terkena cairan merah kental berbau menggelikan ini dari wajahku. Aku mengadah keatas dan mencari dari arah mana datangnya cairan aneh ini.

Barang seperti ini tidak akan tahu tahu tumpah di pipiku, pasti ada sumbernya.

Dan ketika aku melihat keatas, cairan tersebut merembes dari langit langit kamar mom.

Ugh!! Jangan bilang mom menumpahkan cat kukunya yang berwarna shocking red di langit langit kamarnya?! Bodoh sekali.

Aku mendengus kesal dan menghapus noda merah tersebut dari langit langit kamarnya dengan syalnya yang katanya dibelinya dari paris seharga 300 dollar. Mana mungkin mom pergi ke paris? Membenarkan keran air panas saja tidak bisa, apalagi Paris? Oh, please aku bukan anak kecil yang mau menukarkan iphone demi sebungkus permen!

Dan setelah di pikir pikir, mengapa rumah ini menjadi sangat tenang? Biasanya Sheila akan berteriak teriak karena terpeleset, atau Buster akan menyalak kepada perapian atau Mandy yang setia mengomeliku tanpa tahu apa ada kesalahan yang ku lakukan.

Ah, aku lupa. Sophia Agatha, itu namaku. Sheila Agustus adalah adik kembarku, yang didukung dengan fakta bahwa aku lahir 5 detik lebih awal darinya. Dan Buster adalah gembala jerman yang diadopsi oleh keluargaku. Tidak lupa, Mandy adalah pembantu tua yang terlalu kelewatan cerewet.

Mungkin kalian akan bertanya tanya, mengapa tidak ada seorang dad di hidupku. Well, biar ku jelaskan. Pernah ada 'dad' di hidupku, 12 tahun yang lalu, yang berarti aku masih berumur 5 tahun, sebelum ia berubah menjadi seekor monster, seekor binatang buas yang haus akan darah. Yah, mengingat kembali membuatku menitikkan airmata jika di teruskan.

Aku berjalan keluar dari kamar mom, dan mencari cari Buster. Biasanya dia selalu mengikutiku, namun dimanakah dia berada? Ah, biasanya ia bersembunyi di loteng.

Dan, aku berranjak ke loteng rumahku yang berada tepat di atas kamar mom. Aku berjalan perlahan lahan menaiki tangga, karena aku bukanlah orang dengan keseimbangan yang bagus sehingga bisa saja terjatuh.

Dan ketika aku membuka pintu, bau busuk merasuki hidungku. Ugh! Smells like blood. Aku membuka pintu sambil menutup hidungku, sebentar lagi aku akan memanggil Mandy karena ada tikus mati di dalam.

Dan yang aku saksikan sebentar lagi adalah suatu kengerian bagiku. Potongan daging tergantung di langit langit, seperti tercabik cabik. Aku berjalan memasuki loteng dengan mulut menganga, tidak tahu apa yang harus menjadi respon ku.

Perlahan, kakiku menyenggol sesuatu yang menggelinding. Siapa yang bermain bola di loteng yang penuh dengan darah dan berbagai benda menjijikan ini? Dan ketika aku melihat ke bawah, benda tersebut menyerupai kepala dengan bulu cokelat di sekitarnya. Dan kemudian, aku melihat Buster. Buster yang teronggok dengan mata melotot di bawah kakiku. Buster yang hanya tersisa kepalanya saja.

Aku berlutut dan mengambil kepala Buster di tanganku. Dan kemudian, pintu terbuka lalu nampaklah siluet wanita tua yang ku kenali sebagai Mandy berteriak histeris.

Ia memandangku dengan wajah khas Adolf Hitler penuh horror berlari ke bawah. Dan apa yang terjadi setelah itu membawaku kepada dad.

...

Gimana? Kurang apa? Komen duonkk.... bagi yg maw baca, tengkiu aja dehh. #YOLO

Psycho wardWhere stories live. Discover now