Scorpius Malfoy, kau telah membuka kotak pandora sekarang.

"Maka jika kau mati aku tak akan ikut bersamamu."


***


Cahaya rembulan yang temaram telah mampu memberikan ketenangan bagi gadis bersurai pirang yang khas itu. Ditambah dengan berdiri di menara astronomi seperti ini membuat hatinya --setidaknya-- jauh lebih tenang.

Rhea memejamkan kelopak matanya secara perlahan berharap secara perlahan pula masalahnya menghilang. Ia tahu masalah ini tak akan mudah berlalu. Tetapi apa salahnya mencoba kabur untuk beberapa menit kedepan?

Lagi-lagi ia menggenggam mahkota bunga pemberian sahabat masa kecilnya --Apollo-- dengan begitu erat. Meski mahkota ini seharusnya milik saudara kembarnya sendiri namun Apollo telah resmi memberikan mahkota itu padanya. Sehingga ia tak seharusnya di cap sebagai perebut 'kan?

Mahkota ini hak patennya. Mahkota ini pula secara resmi diberikan Apollo kepadanya bukan kepada Lyra.

Rhea membuka kelopak matanya dan langsung menggulirkan pandangannya pada bulan dan bintang yang masih setia mengeluarkan cahayanya. Mereka begitu kuat, iri sekali melihat terangnya cahaya mereka meski berjarak sangat jauh dari tempatnya berpijak.

Ditatapnya mahkota itu sejenak sebelum akhirnya ia menjatuhkannya dari menara astronomi.

Sudah saatnya ia berhenti.

Sudah saatnya ia melihat orang lain --yang mungkin saja-- mencintainya dan tak akan menyakitinya seperti ini.

Hanya masalah cinta dan ia rela mengorbankan saudaranya sendiri?

Bodoh.

Namun begitu keyakinan kuatnya untuk pergi datang, sekuat itu juga ketahanan hatinya untuk bertahan datang.

Hati dan otak memang selalu tak bisa diajak bekerjasama.

Rhea menghela nafasnya dan mengelus bulu burung hantunya dengan lembut.

"Sudah saatnya kau mengirimkan surat ini pada Mom. Jaga dan sampailah di Manor dengan selamat ya."

Burung hantu itu langsung mengepakkan kedua sayapnya dan pergi meninggal sang pemilik. Ah, indah sekali melihat kepakan sayang burung yang selama ini ia rawat dengan penuh sayang.

"Kau mengirim surat pada siapa?"

Sedikit terkejut namun Rhea berhasil menguasai dirinya kembali.

"Mom, siapa lagi?"

"Aku? Mungkin, hehehe."

"Untuk apa aku mengirimkan surat padamu jika setiap hari kita bertemu, Potter?"

James Potter mengendikkan bahunya. "Kau tak tahu Rhe, gadis seumuranmu mengirimkan surat pada seseorang yang disukainya meski mereka setiap hari bertemu."

Masih tak menatap James, Rhea menjawab, "Aku bukan mereka."

"Ya kau bukan mereka. Kau Aquila Rhea Malfoy."

Secara perlahan James mendekati Rhea dan berdiri di sampingnya. Ditatapnya gadis bersurai pirang itu. Ah, lihatlah bahkan gadis ini tak mau repot-repot balik menatapnya seperti apa yang ia lakukan pada Apollo.

"Mencoba berhenti, eh?"

"Entahlah."

"Kau pernah berkata padaku bahwa sudah saatnya kau tak mengalah seperti dulu. Lalu apa ini?"

"Aku hanya mencoba berhenti."

"Jika tak berhasil?"

"Maka akan kukejar sampai aku mendapatkan apa yang seharusnya kumiliki."

"Lalu jika ada orang lain yang menyukaimu apa kau mau berhenti mengejarnya?"

"Menyukai? Bukan mencintai?"

"Perasaan itu mungkin saja berkembang. Apa salahnya mencintaimu?"

Rhea menyeringai lalu menoleh menatap James yang juga menyeringai. "Kau menyukaiku ya, Potter? Siap menerimaku dengan semua masalah yang kumiliki?"




















Tbc
Selamat hari Senin ya 😄
Buat kalian yang menjalankan ibadah puasa dan menantikan hari Raya Idul Fitri, tetap semangat ya 💪

Tinggal nanti malam sholat tarawihnya dan kurang sehari lagi puasanya.

Saya sebagai penulis buku abal untuk menyalurkan fantasi kalian mengucapkan,

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1440 H 🎉

Maaf ya saya ngucapinnya sekarang, kalau nunggu hari Rabu kasihan kalian yang nunggu muehehehe

Be My Boyfriend (Sequel A New Wife)Where stories live. Discover now