"Gue suruh pulang. Kasihan, mereka balik dari Malaysia kemaren nggak ada tidur. Langsung ke sini dan jagain lo, gue takut mereka sakit. Nggak papa 'kan?" sahut Ajrina.

Arjuna mengangguk. "Lo sendiri kenapa nggak pulang, Kak? Tar lo ikutan sakit."

"Kalau gue pulang, yang jagain adek gue yang ganteng ini siapa, dong? Diculik suster nakal ntar." Ajrina terkekeh.

Arjuna memutar kedua bola matanya malas. "Serius. Lo pulang aja, gue nggak papa."

"Kenapa sih suka banget sendirian?" Ajrina menggelengkan kepalanya, "ntar, kalau ada yang jagain lo baru gue pulang."

Ketukan pintu membuat percakapan Ajrina dan Arjuna terhenti. Ajrina segera berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Tidak lama, gadis itu kembali dengan dua orang di belakangnya.

"Siapa?" tanya Arjuna yang tak melihat kedatangan Starla dan Dewa.

"Pacar lo, tuh," ujar Ajrina.

"Jun, apa yang sakit?" tanya Starla ketika sampai di sebelah brankar Arjuna.

"Menurut lo, apa?" Arjuna balik bertanya.

"Perut ya, pasti?" ujar Starla seraya melirik ke arah perut Arjuna yang tertutup selimut.

Arjuna mengangguk singkat. Kemudian ia melirik ke arah Dewa. "Bolos?"

Dewa hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian, cowok itu memilih mundur dengan duduk di sebuah sofa yang memang tersedia di ruangan VVIP.

"Nah, mumpung ada yang jagain lo. Gue pulang bentar, ya. Mau mandi sekalian bantuin Mama bawa baju-baju lo," ucap Ajrina, Arjuna mengangguk.

"Hati-hati, Kak," ujar Starla.

"Iya. Titip bentar, ya." Ajrina menunjuk Arjuna dengan dagunya, kemudian gadis itu melangkah keluar menyisakan hanya Arjuna, Starla dan Dewa di ruangan itu.

"Ini semua gara-gara Sheril, kenapa coba dia bisa sampe diculik? Kan jadi lo yang kena, Jun," kesal Starla.

Dewa yang mendengarkan itu hanya diam seraya memainkan ponselnya. Membuka tutup aplikasi satu ke aplikasi lain seperti tidak ada kerjaan. Ah iya, tumben sekali sekarang Sheril jarang menelepon atau men-chating dirinya.

"Udah, Star. Nggak papa."

"Gu-"

"Permisi," perhatian mereka teralih pada seorang petugas yang membawa makanan. "Ini makan siang untuk pasien."

"Makasih," ucap Starla. Kemudian, petugas itu pergi. "Makan dulu, nih."

Namun, Arjuna hanya diam.

"Kenapa? Makanan rumah sakit emang rumornya nggak enak, Jun. Tapi makanan pasien VVIP kayaknya sedikit 'beda'." Komentar Starla kala melihat penampilan makanan bak ditata seperti di restoran.

"Gimana gue makannya?" tanya Arjuna, menunjuk posisi dirinya sendiri.

"Yah, maaf. Lupa." Starla terkekeh pelan, "gue naikin dikit, bagian atas biar lo bisa makan?" Arjuna hanya mengangguk, kemudian Starla mencoba untuk menaikan sedikit kasur Arjuna agar cowok itu bisa makan tanpa tersedak.

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin