LOVE TRIANGLE ; COMPLICATED CASE

Start from the beginning
                                    

"Pasangan?" Ai membatin. Dirinya sudah memutuskan dari awal kalau berpasangan tentu saja ia akan berpasangan dengan Aoi. Namun, jika itu tidak ada gangguan sama sekali.

"Diantara gumpalan salju yang jatuh, dibawah sinar rembulan, ditengah dinginnya badai salju. Disaat itulah, cinta kalian yang membara menghentikan itu semua. Menari bersama, di dunia kecil kalian. Lalu, disaat saat terakhir, masing masing pasangan laki laki akan mencium pasangan perempuan nya diterangi dengan cahaya bulan. Ahh~ betapa bagus nya ideku!" Sang guru rupanya asyik sendiri membayangkan 'skenario cinta' nya.

"Kurasa sensei jomblo waktu dia SMA," bisik Naru pada Hajime.

"Apa yang dimakan sensei tadi ya?" Yukari berbisik pada Rei.

"Hush, kau tidak boleh mengganggunya disaat saat ia seperti ini. Kau tahu? Wanita tak pernah salah dalam hal percintaan," Rei membalas bisikan Hikari.

"Benar juga. Tapi, kurasa tentang ciuman itu-"

"Berlebihan," Ucap Yukari dan Rei bersamaan.

"Ko-kostum nya?" Aoi giliran bertanya karena suasana mendadak sepi karena guru mereka yang bertingkah aneh.

"Ah ibu lupa, karena tidak seru kalau hanya bermain ski, maka ada hadiah untuk pasangan terbaik," mendengar kata hadiah saja membuat para murid membelalakkan matanya. Inilah yang di tunggu mereka, sebuah hadiah jika mereka menang.

"Saa, itu saja, persiapkan diri kalian untuk kompetisi nanti!"

"Kau bersama ku 'kan? Hajime?" Naru tampak memohon pada Hajime untuk berpasangan dengannya.

"Tentu saja," Hajime mengelus lembut surai lebam milik Naru.

"Rei-chan~ aku tahu kostum yang bagus!" Shun menghampiri Rei dengan perasaan berbunga bunga.

"Benarkah?"

"Nee, Yukari, bagaimana kalau kita merancang kostum nya sekarang? Akan lebih baik begitu," Haru mengajak kekasihnya itu untuk merancang kostum mereka.

"Baik!"

"Hikari akan berpasangan dengan ku 'kan?" Tanya Rui dengan tatapan polos khasnya.

"Tentu saja!"

Jika semua sibuk memilih pasangan, bagiamana dengan pasangan yang rumit satu ini? Siapa lagi kalau bukan Aoi dan Ai. Bukannya berbicara satu sama lain, mereka malah saling melirik satu sama lain. Mungkin karena malu untuk mengatakan 'mau kah kau berpasangan dengan ku?'

"Yo, Aoi, bagaimana kalau kita bertanding ski sekali lagi?" Tiba tiba You datang dan menghancurkan quality time Aoi dan Ai.

"Eh? K-kalau itu, baiklah,"

Ah, kedua kalinya Ai diabaikan oleh Aoi. Yah, sudahlah, Ai menerima jika memang ia tak bisa membantu mengubah sifat ketidakpekaan Aoi padanya. Bukanlah hak seseorang untuk mengubah seseorang.

Aoi sempat melihat Ai. Ah, ia terlambat mengajak Ai sebelum kedahuluan orang lain yang mengajak nya.

BRUK!

Ai yang melamun karena memikirkan Aoi hingga dirinya tidak berkonsentrasi pada jalan yang di tempuh nya. Rencana, ia akan pergi ke kamarnya, namun tampaknya, ia menabrak seseorang.

"Kau tidak bisa lihat lihat ya kalau sedang berjalan?" Ucap seorang itu yang baru saja Ai tabrak.

"Ma-maafkan saya!" Ai segera membungkuk 90° sebagai permintaan maaf nya.

"Suara itu, Koganeiro? Kau kah itu?" Tampak nya, seseorang yang Ai tabrak itu mengenal dirinya dari suaranya. Tentu saja, Ai yang mendengar nama marganya disebut segera menegakkan diri kembali. Karena tidak mengenali wajah seorang yang ditabraknya, Ai mengamati wajah itu lekat lekat.

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now