"Ya ampun Bibi, masih aja suka drama korea." Starla tertawa geli.

"He he, saya balik ke belakang dulu ya, Non. Permisi," pamit Bi Jumiati.

Setelahnya, Starla kembali pada kegiatannya menonton kartun seraya memakan pancake yang telah dibuatkan oleh Bi Jumi.

Sekitar dua puluh menit lamanya, hidung Starla mencium bau khas maskulin Arjuna. Maka gadis itu mendongak dan mendapati cowok itu sudah berada di depannya.

"Makan mulu," cibir Arjuna.

"Jahat banget lo ngatain gue," kesal Starla.

"Lo ngapain mendadak ke sini? Pake acara nggak bilang."

"Gimana gue mau bilang, pinter. Lo aja di telepon susah banget, pasti hape lo mode pesawat lagi, kan?" tebak Starla yang sudah paham betul kebiasaan Arjuna.

Arjuna nyengir, menampilkan deretan gigi putihnya. "Kan bisa telepon di WhatsApp."

"Lo lupa, kalau lo nggak pernah punya kuota? Kalau lo lagi nggak di rumah, mana bisa lo di telepon sih, Junaaa!" gemas Starla, gadis itu hampir saja menjambak rambut cowok di hadapannya.

"Yaudah, maaf, deh. Balik ke topik, kenapa mendadak ke sini? Bagus-bagus Dewa lagi nggak ke rumah gue, udah gue bilang kalau dia suka ke rumah gue mendadak, kan?" ujar Arjuna panjang lebar.

"Kangen, sih," kekeh Starla.

"Serius."

"Tadi malem gue ngajak Dewa makan, dia ngeliatin gue mulu pas gue makan. Kayaknya rencana kita udah mulai berhasil, sih," ucap Starla.

Arjuna menyunggingkan senyumnya. "Kalau gitu, sering-sering aja lo ajak dia keluar. Biar cepet."

"Gu-" suara Bel rumah Arjuna, membuat ucapan Starla terhenti. "Siapa coba yang namu pagi-pagi gini?"

Arjuna menoleh ke arah Starla. "Mending lo sembunyi di kamar gue sekarang, kunci pintunya."

"Emang itu siapa?" tanya Starla.

"Gue nggak yakin, tapi kayaknya itu Dewa."

"Dia ngapain ke sini?" Starla berbisik seraya menatap risih ke pintu.

"Udah gue bilang, dia suka dateng ke rumah gue mendadak. Udah, buruan lo masuk kamar!" Titah Arjuna, Starla menganggukkan kepalanya kemudian berlari dan bersembunyi ke kamar Arjuna.

Setelah merasa aman, Arjuna kemudian berjalan menuju pintu. Tebakannya benar ketika sosok Dewa hadir.

"Lama amat," komentar Dewa yang langsung masuk begitu saja ke dalam rumah Arjuna.

Arjuna mengikuti Dewa dari belakang, cowok itu menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan kasar. Seraya memejamkan mata dan memijit pelipisnya.

"Kenapa?" tanya Arjuna, was-was.

"Gue lagi pusing mikirin siapa sebenarnya pengkhianat di EAGLE," ujar Dewa.

Arjuna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Lama kelamaan juga pasti kita bakalan tahu."

"Lamanya itu," Dewa membuka matanya, menatap Arjuna, "sampai kapan?"

"Ya, sabar aja. Pasti kita semua bakalan tahu."

"Btw, di depan mobil siapa, tuh?" tanya Dewa.

"M-mobil Ajrina, iya, dia baru beli lagi," jawab Arjuna asal.

"Ganti mobil mulu kakak lo perasaan."

"Ya, udah punya duit sendiri mah beda. Gue minta jajan bulanan aja kadang malu," ucap Arjuna berusaha mengalihkan obrolan.

"Kita ditakdirkan buat menghabiskan harta keluarga, Jun. Nggak usah malu minta duit," ujar Dewa, cowok itu terkekeh.

Hanya pada Arjuna, sosok Dewa yang terkenal dingin dan pendiam menjadi lelaki yang benar-benar berbeda 180 derajat. Tentu karena Arjuna benar-benar tahu sifat Dewa sejak mereka masih kecil.

"Lo enak anak tunggal, gue kan punya Kakak," balas Arjuna.

"Dia kan cewek, dapet lebih dikit. Tetep semuanya pasti lo yang bakalan pegang, CEO Arjuna Pradipta. Boleh juga."

"Mikir lo kejauhan."

Dewa terkekeh. "Ajrina tadi duduk di sini, ya?"

Dahi Arjuna mengkerut, "kenapa emang?"

"Bau parfumnya lengket," ucap Dewa, "bau vanilla, kayak nggak asing."

Pasti itu parfum Starla.

To be continued

Boleh minta 500 komentar untuk part ini 😎?

Bantu cantika dengan cara share cerita ini ke teman-teman kalian, lalu komen dan vote cerita ini juga, thx. I pulm you🍑

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Where stories live. Discover now