Batman dan Segelas Americano

77 11 14
                                    

Taken from a prompt : I just want to know your name because u r cute but here I am scrawling 'Batman' onto your stupid cappucino' (americano in my case lolol)

Dean dan Castiel bukan punya saya.

[minor reference to t&s]

Castiel menatap gelas kopi Americano di tangannya dengan pasrah. Ini sudah yang kesepuluh kalinya dia menuliskan nama-nama aneh di gelas kopi untuk orang yang sama.

Di hadapannya berdiri seorang pria tinggi dengan rambut pirang gelap, matanya yang sehijau zamrud berkilau di bawah cahaya matahari yang menerobos jendela kafe. Dia mengenakan pakaian yang senada dengan minggu lalu; kaus berlapis kemeja kotak-kotak dan jaket kulit serta celana jeans yang kelihatannya hanya dicuci sebulan sekali.

"Siapa lagi namamu?"

"Batman."

Batman, hebat. Minggu kemarin dia bilang namanya Beyoncé, dan minggu kemarinnya lagi Britney Spears.

Tidak ada yang beres dari keduanya.

Castiel hanya ingin tahu namanya, for god's sake apa susahnya sih itu?

"Tolong tunggu sebentar, pesananmu sedang diproses."

Si 'Batman' tersenyum miring padanya, mengucapkan terima kasih singkat. Perlahan wajah Castiel memerah, dia berkedip, tidak sadar matanya terus terbuka memandangi pelanggannya yang satu itu.

'Batman' bergeser posisi agar tidak menghambat antrian setelah membayar Americano hangatnya. Dia berdiri di sebelah konter dekat rak gula cair, menunggu sambil mengetuk-ngetuk jarinya dengan irama Stairway To Heaven milik Led Zeppelin, sesekali bersenandung sambil menghentakan kaki.

Castiel tahu persis iramanya dan tanpa sadar dia terbawa suasana dan ikut bernyayi dengan lirih.

"Kau tau Zeppelin?" Tanya 'Batman', manik hijau zamrudnya seakan memancarkan cahaya penuh harap.

"Semua orang tahu Zeppelin."

"Tidak juga, kebanyakan teman-temanku tidak pernah mendengarnya."

"Teman-temanmu tidak keren."

"Benar, hampir aku memutuskan persahabatan tapi aku ingat aku orang baik."

Tawa renyah lolos dari mulut Castiel.

Suasana kafe jadi hangat, ocehan-ocehan kecil 'Batman' jadi teman Castiel selama melayani pelanggan yang terus mengekor di antrian panjang. Bahkan ketika satu gelas americano atas nama Batman tiba, si pirang gelap itu sama sekali tidak berpindah dari tempatnya.

Castiel, secara terang-terangan dalam hatinya, mengakui dia senang mendengar 'Batman' bercerita. Suara bass yang keluar dari bibir merah berisi disatukan dengan mesin penggiling kopi adalah musik tersendiri bagi telinganya.

Lebih keren dari Zeppelin.

"Siapa lagi pemusik yang kau suka?" Tanya si Batman, menyeruput kopinya yang mengepul membuat pipinya jadi merona kemerahan.

Cantik, batin Castiel.

"Aku suka Elvis."

"Hey, aku bisa menyamai Elvis."

Batman dan Segelas Americano (destiel coffee shop au)Where stories live. Discover now