"Yuta, kau lihat J?" Taeyong mendapati Yuta baru saja datang dan duduk di bangkunya. Sama seperti respon yang lain, matanya langsung membuka lebar sekali saat diajak Taeyong bicara.

"Ya, kulihat dia naik ke--" Seperti sudah paham, Taeyong berdiri dan menarik bibirnya keatas. Tersenyum senang.

Kaki kurusnya berjalan cepat. Langkah besar ia ambil agar cepat sampai. Melewati beberapa anak tangga yang berjumlah sangat banyak. Sampai matanya menangkap postur tubuh atletisnya di bawah sinar matahari. Lihatlah bagaimana kulitnya menjadi lebih bersinar berkali-kali lipat. Suatu pemandangan bernilai seni bagi Taeyong.

"J~" Yang terpanggil menoleh dan tersenyum menyambut Taeyong yang berlari memeluknya.

"Hey." katanya begitu lembut.

"Aku merindukanmu lagi, padahal kemarin kita menghabiskan seharian bersama" Keduanya membuat jarak sedikit jauh tapi dengan tangan yang masing-masing masih terikat di pinggang.

"Manis sekali. Kau ingin pergi kesuatu tempat hari ini?" J menyubit pelan hidung Taeyong.

"Uhm, hari ini aku ada jadwal konsultasi. Maaf ya J, kita bisa pergi akhir pekan ini. Bagaimana?" J mengangguk sambil menampakkan senyumnya yang indah disertai lubang cacat di pipi fluffy-nya.

"Kau tahu J? jika sebuah pohon ditumbuhi bunga sakura sangat lebat berarti ada jiwa yang terperangkap di pohon itu."

"Ya. Kurasa itu jiwa anak kucing yang kukubur dulu. Kau lihat bagaimana bunga itu tumbuh semakin banyak." Mereka beralih menikmati bunga sakura yang jatuh berterbangan.

"Indah sekali.." ucap Taeyong tanpa sadar.

"Kau lebih indah Yongie dan aku tidak menerima penolakan."

Taeyong tertawa kecil dengan semu merah di pipinya. Mengiyakan pria J yang tidak pernah bosan menggodanya.

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Taeyong langsung bergegas menuju tempat Dr. Taeil. Kantornya berada dekat sekolahnya, cukup berjalan kaki sudah sampai tempat tujuan.

"Siang, dok. Aku Taeyong." Suaranya pada sensor kamera di dekat pintu setelah memencet bel kunjungan.

Tak lama ada suara pintu terbuka menampakkan seorang pria berperawakan tidak begitu tinggi namun sangat tampan. Mempersilahkannya masuk.

"Apa kabar, Taeyong. Hari ini kau terlihat berbeda." Taeyong hanya tersenyum menjawabnya.

"Kopi atau teh?" tawarnya. Biasanya dia akan memilih kopi untuk bisa merelaxkan tubuhnya di sesi konsultasi. Tapi kali ini dia memilih teh.

"Hm, duduklah dimanapun kau nyaman. Aku akan kembali.."

Taeyong memilih duduk di sebuah kursi memanjang yang bisa disebut sebagai semi ranjang. Karena posisi tubuh akan seperti orang duduk namun punggung bisa relax karena sandaran yang agak kebelakang.

"Baiklah, coba ceritakan apa yang terjadi." Dr. Taeil kembali membawa segelas teh hangat.

"J kembali. Jaehyunku sudah kembali dan dia berubah sangat banyak. Aku senang dia menjadi sosok yang lebih lembut, baik, dan memperlakukanku sangat berbeda dari biasanya. Bahkan ketika aku sengaja tidak menurut untuk menggodanya dia akan mengangguk saja menurutiku. Yah bisa dibilang Jaehyunku lebih penurut sekarang."

"Bagaimana dia kembali? Kemana saja dia selama ini?"

"Saat itu aku sedang melukis di ruanganku, tiba-tiba dia ada di depanku. Berdiam diri tanpa berkata apapun. Kupikir itu hanya halusinasi tapi setelah kulihat baik-baik. Dia nyata. Tapi ada yang aneh, dok. Ketika kutanya darimana saja dia, malah bilang 'Maaf aku baru datang dan menemukanmu sekarang'."

JAEYONG || SEREIN ✔Where stories live. Discover now