Untuk Teddy

44 9 2
                                    

Semua karakter disini punya Tante Jo, aku cuma pinjam aja. Sebelumnya cerita ini pernah aku publish di blog pribadiku. Maaf kalo gaje dan typo yang bertebaran.

Happy Reading ^^

Harry Potter, kepala Auror muda di dunia sihir tengah duduk didalam kantornya yang redup. Sesekali ia membaca tumpukan berkas yang ada di meja. Beberapa hari ini banyak sekali kasus yang membuat kepala Harry pusing. Harry memijat kepalanya sampai terdengar ketukan pintu dari luar kantornya. Harry mempersilakannya masuk.

"Halo kepala Auror yang terhormat," ternyata itu adalah Ron Weasley, sahabat baik Harry sejak masih bersekolah di Hogwarts. Harry dan Ron lalu berpelukan dan saling menepuk punggung.

"Hentikan leluconmu Ron," Harry berseru gusar, ia sedang tidak ingin bergurau, "Sampai kapan kau mau meledekku".

Ron hanya tersenyum jail mendengar ucapan Harry, "Mau sampai kapan kau duduk diantara tumpukan kertas itu? Istri dan anak-anakmu sudah menunggu. Hari ini kau tidak boleh pulang terlambat Harry."

Harry segera merapikan mejanya dan setelah selesai ia segera pulang ke Grimmauld Place Nomor 12 bersama Ron. Seseampainya di Grimmauld Place Nomor 12, mereka melihat banyak hiasan di dinding rumah tersebut. Ginny menyambut mereka ketika Harry dan Ron masuk. Disana ada seluruh keluarga Weasley, kecuali Charlie yang sedang bekerja di Rumania.

"Akhirnya Kau pulang juga Harry,"Ginny memeluk Harry. "Kami sudah tidak sabar untuk memulai acaranya. Dan Kau, Ron," Ginny menambahkan kepada kakaknya. "Hermione bilang Kau harus menjemputnya sekarang."

Ron awalnya ingin protes kepada Ginny karena ia baru saja datang, tetapi ketika melihat wajah adiknya yang sepertinya akan murka akhirnya ia berkata. "Baiklah Aku akan pergi sekarang," Ron pun segera bergegas pergi menuju rumahnya di The Burrow untuk menjemput istri dan kedua anaknya, Hugo dan Rose. Harry dan Ginny menghampiri Teddy yang sedang bermain bersama Victoire, Dominique, dan James. "Sudah waktunya acara dimulai Teddy sayang," seru Ginny lembut sambil menggendong James putra sulungnya yang bau berusia dua tahun. "Selamat Ulang tahun Teddy," Ucap Harry sebelum mencium kening Teddy.

"Terima kasih Dad Harry," jawab Teddy yang langsung memeluk Harry. Harry memang sudah menganggap Teddy Lupin sebagai anaknya, begitu pula dengan Teddy yang sudah menganggap Harry dan Ginny sebagai orang tuanya, serta James dan Al sebagai adik-adiknya. Harry membalas ucapan Teddy dengan senyuman penuh kasih sayang dan Harry membalas pelukan Teddy.

"Dimana Al ?" Harry menanyakan putra bungsunya kepada Ginny setelah Teddy melepaskan pelukannya. "Al ada di taman belakang bersama Andromeda," Jawab Ginny. "Sebaiknya aku memanggil mereka untuk memberi tahu bahwa pestanya akan dimulai".

Harry mengambil James dari pelukan Ginny dan tangan kanannya meraih tangan Teddy, lalu berjalan ke ruang keluarga tempat dimana Kue ulang tahun sudah disiapkan. Victoire menuntun adiknya Dominique mengikuti Harry.

"Nah, Teddy." Kata Harry sambil memegang punggung Teddy dengan tangan kanannya. Bersamaan dengan itu Ron Hermione dan Rose datang dengan membawa banyak hadiah untuk Teddy.

Tak lama setelah mereka datang, Mrs. Tonks yang saat itu juga datang memasuki ruang keluarga memasang wajah tanpa ekspresi.

"Huh," desah wanita yang sudah tidak muda lagi itu tak enak hati, " Aku benar-benar sudah merepotkan kalian semua ."

"Tak apa Andromeda," Jawab Ron dengan tulus.

"Benar apa yantg dikatakan Ron," sambung Harry. "Lagipula ini semua tidak sebanding dengan apa yang sudah Tonks dan Lupin lakukan untuk kami".

"Terima kasih anak-anak," seru Mrs. Tonks sambil memeluk Harry dan Ron seperti anak kecil. Semua yang ada disana pun tertawa melihat Harry dan Ron yang dipeluk seperti anak kecil oleh Mrs. Tonks.

Mereka semua bernyanyi untuk Teddy. Teddy memang masih sangat kecil saat kehilangan kedua orangtuanya, tapi ia tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang dari orang-orang disekitarnya, walaupun sesekali ia merasa sangat merindukan Tonks dan Lupin.

"Dad, terima kasih untuk semuanya," Teddy meneteskan air mata. "Semoga Mommy dan Daddyku yang sudah menjadi bintang disana juga merasakan cinta yang kalian berikan untukku."

Harry menghapus air mata Teddy, "Hussst, jangan menangis sayang. Ingat hari ini usiamu sudah delapan tahun. Aku berjanji sebelum kau masuk Hogwarts, aku akan menceritakan semua kisah tentang kedua orang tuamu."

"Benarkah?" mata Teddy langsung berbinar. Ia langsung memeluk erat Harry.

Selesai.

Sekali lagi maaf buat cerita gaje ini. Cerita sebenernya aku buat beberapa tahun lalu, tapi entah kenapa mau publish disini.

Makasih buat temen-temen yang mau nyempeti buat baca fanfic gaje ini ^^

Untuk TeddyWhere stories live. Discover now