9. BOS STARLA

Start bij het begin
                                    

"Panutan gue." Larissa menggelengkan kepalanya seraya bertepuk tangan.

Starla menepuk-nepuk dadanya. "Hidup seperti Starla!"

Natasya hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua temannya itu. "Eh, terus sekarang Dewa jadi babu lo beneran?"

"Yah, dia sih nggak mau karena katanya gue curang dan itu nggak sah. Tapi, dia sendiri juga sih yang malu. Gue mah bodo amat."

"Si Sheril gimana, tuh? Pasti dia nggak terima cowoknya jadi babu cewek lain."

"Yah, gue nggak ada urusan sama pacarnya Dewa." Starla memakan cemilannya dengan cuek.

"Gue bingung deh, padahal kan dulu isunya mereka udah putus," celetuk Larissa.

"Berantem doang kali," sahut Natasya.

"Nggak usah ngomongin mereka, lah. Nggak penting," ujar Starla, "mending ke kantin, cemilan gue udah habis."

"Yuk, gue juga pengen jajan," sahut Larissa.

"Lo berdua tuh, ya. Gue lagi diet." Kesal Natasya.

"Ya ampun Caca, badan udah kayak lidi layangan masih mau diet? Lo mau sekurus apa, sih?" tanya Starla seraya menggelengkan kepalanya.

"Tau, nih. Badan lo udah bagus gitu, apalagi yang didietin?" tambah Larissa.

"Cowok tuh ya bukan anjing, mana mereka selera sama tulang," ucap Starla menohok. "Mending makan." Gadis itu beranjak dari posisinya.

"Dasar setan-setan diet," cibir Natasya. Namun, gadis itu ikut berdiri menyusul Starla dan Larissa yang sudah beranjak menuju kantin.

"Enak, ya, jadi anak kelas dua belas. Deket ujian, tapi guru jarang banget masuk," ucap Larissa.

"Bimbelnya malesin," sahut Starla.

"Katanya kan ini masa-masa paling indah. Senior year."

"Duh, males banget gue ngeliat kantin kalau ada Pinkan lagi nge-bully," ujar Natasya seraya menatap ke salah satu meja di kantin.

Di sana terdapat Pinkan dan ketiga temannya, sedang mem-bully anak kelas sepuluh. Semakin tinggi kelas, gadis itu semakin sering membully adik tingkat terutama kelas sepuluh. Inilah yang membuat budaya senioritas tidak pernah pudar.

Karena setiap tahun akan ada angkatan yang membalas dendam kepada angkatan bawahnya atas apa yang mereka rasakan oleh angkatan di atas mereka. Begitu terus, sampai Indonesia menjadi negara maju.

"Sta-lah? Mana Starla?" tanya Larissa saat sadar gadis itu tidak ada di sebelahnya.

"Bukannya tadi sama-oh my god!" Seru Natasya ketika melihat temannya itu tengah menghampiri Pinkan dan teman-temannya yang sedang membully adik kelas.

"Seru, nih. Ikutan dong," ujar Starla menghampiri Pinkan dan teman-temannya.

Pinkan menoleh, menatap Starla dengan alis terangkat satu. "Ngapain lo?"

Starla balas menatap. "Lo semua ngapain? Gue mau ikut dong, kayaknya seru."

"Lo nggak usah sok kenal, deh." Pinkan memutar malas kedua bola matanya.

"Yaudah, kenalan. Nama gue Starla, panggil aja Bos. Kalian?" Starla menjulurkan tangannya mengajak berkenalan.

Pinkan menghiraukan Starla. Dan lebih memilih melanjutkan kesenangannya memainkan anak kelas sepuluh di hadapannya itu. Tidak ada yang berani menyelamatkan Fitria-anak kelas sepuluh yang menjadi korban bully Pinkan dan teman-temannya.

Starla menggelengkan kepalanya ketika wajah Fitriah dicoret Pinkan dengan menggunakan lipstick, belum lagi makanan gadis itu yang mereka masukan sambel dan cuka.

Gemas, Starla meraih segelas es teh yang masih penuh kemudian menumpahkan seluruh isinya ke atas kepala Pinkan. Seketika keadaan kantin hening, ditambah Pinkan dan teman-temannya yang terkejut akibat sikap spontan Starla.

"Gue dulu juga suka nge-bully orang, itu karena kepala gue lagi panas. Mungkin sekarang lo juga sama, makanya gue siram es teh, biar dingin." Starla tersenyum dengan tanpa rasa bersalah.

"Dan lo," Starla menoleh ke arah Fitria, "menjadi makhluk berstatus wanita, bukan alasan lo untuk jadi sosok yang lemah."

"Sialan!" Kesal Pinkan, gadis itu sudah bersiap mengangkat tangannya, hendak menampar Starla. Namun, tiba-tiba tangan gadis itu melayang di udara.

Kehebohan di kantin siang itu belum berakhir. Tentu saja, itu karena barusan, Dewa menahan tangan Pinkan yang ingin menampar Starla.

Starla mengerjap menatap sosok itu dari posisinya, kemudian ia menarik senyum. "Pekerjaan pertama, selalu lindungi Bos."

*SCELUS*

SIAPA YANG GEMES?!!!

Follow instagram!

(at) we.are.eagle
(at) Dewa_ryoji
(at) Starla.alsca
(at) cantikazhr

Dewa : Scelus (Tersedia di Gramedia)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu