Ch.01 The First time

1.1K 153 37
                                    

Dia merasa seperti sampah ketika bahkan seharusnya lebih dari itu. Bangchan sendiri merasa dia menjijikkan, dengan rambut berminyak mencuat disegala arah, dengan tangan kasar dan wajah lelah. ada kerutan – kerutan yang dia yakini akan memperparah ketampanannya. kantung mata yang tebal dan dia merasa kotor. punggungnya sakit karena dia sudah duduk disana seperti berabad – abad, tentu sudah tiga hari dia tidak bergerak dan terus memproduksi. dan sekarang dia merasa sekarat.

Tangannya membanting kearah keyboard dan dia merasa begitu menyedihkan ketika mengusap wajahnya kasar. dia harus membersihkan diri, dan jiwanya. atau bahkan membersihkan telinganya yang telah tersumbat. mendengar satu lagu yang dia kerjakan sekarang secara berulang dalam tujuhpuluhdua jam adalah hal yang membuatnya mati rasa. Kepalanya butuh penyegaran. dia mendongak ketika pintu ruangannya terbuka, menampilkan wajah Jisung yang menatapnya dengan keprihatinan yang dibuat – buat, sudah terlampau paham dengan sifatnya. Bangchan memberikan cengiran lucu dan ringisan ketika Jisung mendesah malas.

"Kukira kamu bakalan mati di dalam. angkat kaki terus mandi, kamu bau, hyung. menyedihkan" Bangchan mencibir malas, sebelum akhirnya bangkit dengan ringisan karena dia praktis mendengar tulangnya patah dengan peregangan yang tiba – tiba. "Buat musik ga mungkin ngebunuh, Han--, duh aku ngerasa semua tulangku patah! tapi aku masih keliatan muda kan?" Jisung mencibir, menendang kaki Bangchan untuk segera bergerak. "Kamu kayak gelandangan. sana mandi!" ia menaikkan bahunya malas sebelum beranjak untuk pergi ke kamar mandi.

Jisung mendengus, sebelum memilih untuk masuk ke studio. membersihkan barang yang berantakkan. bungkus makanan dan gelas – gelas kopi kosong. terkadang menyebalkan melihat bagaimana Bangchan terlalu keras dan berhasil membawa dirinya keluar dari kekuatan tubuhnya, tapi disisi lain Jisung tau bahwa Bangchan tidak akan melewatkan pengisian energi. setiap kali Jisung membawa makanan atau minuman, itu selalu habis dan tidak butuh banyak usaha untuk menasehatinya tentang makan dan minum. Selesai membersihkan ruangan dan menyemprotkan pengharum, Jisung memilih untuk melihat – lihat. itu adalah karya yang sama sekali belum selesai dan belum memiliki kemajuan dari dua hari yang lalu, dan itu berarti Bangchan hanya mengubah sedikit bagian dan tidak berhasil untuk mengembangkannya.

Stuck?

Oh.

"Hyung mau pergi sekarang?"

Bangchan hampir melompat ketika Jisung memanggilnya. Bahkan tanpa suara, Jisung seolah – olah bisa merasakan kehadirannya. Ada ringisan sebelum cengiran lebar muncul di wajah Bangchan yang sudah lebih segar. Wajahnya berseri dengan rambut basah yang jatuh diantara matanya. Kaos putih kebesaran dan celana skinny robek-, style yang selalu dipakai ketika dia akan menghabiskan waktu mencari inspirasi-, atau bersenang – senang.

"Ooh Han! gimana sih caranya bisa se-peka itu? aku selalu takjub sama kamu" Bangchan mencibir, mengabil jaketnya yang tersampir di sofa. membiarkan Jisung berputar di kursinya untuk menatapnya dengan dua lengan yang dilipat, mengamatinya dengan pemahaman yang kuat. "Yah, apapun. jangan main terlalu berlebihan. pulang nanti kamu udah harus selesaikan lagunya. Deadline sebentar lagi, hyung. kerjaan di perusahaan masih banyak. kasihan Minho hyung yang kerjain semuanya" Bangchan terkikik sebelum melompat dengan cepat kearah Jisung dan menepuk kepalanya. "Oke oke. tenang aja aku bakalan selesaiin sebelum deadline terus ngurusin perusahaan deh. Aku pergi. Sampaikan salam aku sama Minho, oke? Dah, Hannie!"

Jisung memukul tangan nakal Bangchan sebelum dengan keras menendang punggung yang lebih tua. mengomel karena-, kenapa sih pengusaha muda yang suka bikin janji – janji untuk memproduksi musik ke agensi – agensi besar bertingkah seperti anak kecil? yah, selain dengan hobi gila anak itu tentu saja.

"Kali ini siapa pelacur beruntungnya Bangchan hyung, ya?"











...

















Fill You Up |Bangchan X Yoongi|Where stories live. Discover now