Prolog • #0

73 13 2
                                        

"Apa?" sahutku diiringi dengan air mata yang terus membanjiri wajahku, pipi dan akhirnya pun sampai ke ujung bibirku. Rasanya, asin. Sama seperti perasaan hatiku yang terasa asin sampai sekarang aku berdiri didepan kekasih—well, aku tidak tahu apakah aku masih ingin mengganggapnya sebagai kekasihku karena aku sudah terlanjur muak dengan semua kebohongan ini.

"Kamu bisa pergi sekarang, p'Chit! Aku tidak butuh kamu. Buat apa aku berpura-pura membutuhkanmu saat kamu sendiri membohongiku dengan sebuah fakta yang aku sendiri tidak percaya akan teriadi diantara kita," lanjutku, masih dengan tatapan membunuh yang aku lontarankan kepadanya.

Chittaphon Leechaiyapornkul, orang yang paling didambakan setiap insan di kampus ini, semua orang bilang mustahil untuk menjadi kekasihnya sebagaimana menariknya dirimu di kampus. Dulu, dengan segala kepercayadiriean aku berusaha menjadikannya miliku dan bahkan saat mendapatkannya saja aku masih bisa berlagak sombong. Aku bukan seorang yang terkenal, primadona sepertinya, kata mereka. Disaat setiap orang dengan masalah percintaannya yang pahit, akupun ternyata dihadapkan dengan kenyataan pahit kalau benar adanya.... tidak semua orang bisa menjadi miliknya.

......tidak semua orang, kecuali primadona lainnya.

Benar kata mereka. Kau harus tau levelmu ketika kau mengagumi seseorang. Apakah kau memiliki apa yang dia miliki ataukah kau hanya mengidolakannya?

Maka cuplikan kalimat tersebut sangat layak diberikan kepada orang yang layak menjadi miliknya, primadona lainnya yang adalah........murid paling berpengaruh di kampus, sosok yang juga diidolakan oleh semua orang sama seperti Chittaphon, dan itu bukanlah aku.

Lee Taeyong, namanya.

"Nat! I am not what you think I am! I am not dating Johnny! No! It might be Ten!" jelas Chittaphon.

Apalagi ini? Ten? Siapa Ten? Jelas-jelas kemaren siang aku memergoki Chittaphonku sedang bermesraan dengan nyamannya dengan sosok Taeyong ini. Lama-lama aku muak dengan semua bullshitnya. Lelaki memang paling mampu membuat cliche untuk menutupi kebodohannya dan tidak akan benar-benarr tulus saat mereka memohon maafku.

"Bukan kamu? Siapa? Karakter hayalan kamu? Apa ini aku tidak mengerti! Udahlah, aku tidak peduli mau seterkenal apa kamu, if you are no longer my type than you ARE not,"

Kecewa dan kesal, aku pun baru saja hendak pergi meninggalkan orang yang minggu lalu masih aku sayangi, aku pikirkan, aku peluk lingkar lengannya dengan nyaman dan kini itu hanyalah memori karena dia...... is not straight.

"Nat! Wait! Lemme explain this! Please, on behalf of us, we are so sorry, Ten will be so sorry to know that you have noticed. Kamu mau kan memaafkan Kami?"

xx

Effervessence will be continued on EVERY MONDAY

Flabbergasted will be continued on EVERY FRIDAY

fun fact : vommenting takes only less than a minute to be done yet it gives win/win solution to both sides. bye,xx mortivery ❤️

Flabbergasted • TAETEN x ocOù les histoires vivent. Découvrez maintenant