"Yokatta, Naru kembali," ucap Rei senang

"Huh, aku trauma," celutuk Naru

"Hm, Naru, kalau terjadi pertengkaran antara kau dan Hajime, jangan sampai terjadi seperti ini lagi ya," Nasehat Rei

Naru mengangguk

"Kemarin, aku sempat bermimpi, Hajime meminta maaf padaku," Naru bercerita

"Wah ! Hajime bisa minta maaf juga ya !," Yukari kagum

"Tapi, dia mengucapkan nya seolah itu nyata, memang nyata," ucap Naru dengan ekspresi tidak percaya

"Itu bagus, kalau menjadi kenyataan mengapa tidak ?," Rei terkekeh

Six Gravity dan Procellarum berkumpul dalam satu ruangan khusus disekolah mereka. Mereka hanya bercerita dan bermain seperti biasa

Hajime juga sempat menceritakan bahwa Naru menjadi korban penculikan masal. Mendengar hal itu, terkejutlah teman teman nya yang tidak ikut dalam menyelamatkan Naru

"Yokatta naa, Naru-san selamat," ucap Kakeru lega

"Um ! Bagaimana dengan Ai ?," Tanya Koi tiba tiba yang mengejutkan Aoi

"Entahlah, Aoi yang bersamanya," Hajime melirik Aoi

"Uh-oh itu dia sedikit terluka, tapi sudah ku atasi itu," ucap Aoi sempat hilang konsentrasi nya

"Tapi, mendengar cerita Hajime-san dan yang lainnya. Aku jadi teringat, kata ibu ku," Iku berkata

"Apa ?,"

"Kalau kita memiliki rasa ingin melindungi, tidak terima, cemburu, khawatir, merasa seseorang di sisi kita itu berharga, itu tanda kita sedang jatuh cinta," jelas Iku

"Kalau seseorang yang kita anggap itu berharga adalah seorang laki laki bagaimana ? Itu yaoi namanya !," Koi tidak terima

"Gadis maksud ku !," Iku tidak mau kalah

"Koi," Hajime menegur dan segera lah Koi diam

"Wah~ Ikkun sudah menjadi dewasa~," puji Shun

"T-tapi, itu tergantung pilihan hati kita. Jika kita memiliki semua rasa itu. Itu artinya kita benar benar jatuh cinta pada seseorang itu," lanjut Iku

"Kau pernah merasakan nya ?," Tanya Hajime yang dijawab gelengan oleh Iku

"Aku rasa, Hajime-san, Haru-san, Shun-san, Aoi-san dan Arata-san memiliki rasa semua itu. Apakah kalian jatuh cinta dengan mereka ??," Tanya Iku tiba tiba

Hajime diam, ia mempertimbangkan yang Iku katakan. Aoi memang jatuh cinta, hanya saja, karena penolakan Ai mentah mentah itu, membuatnya terus berusaha mendapatkan hati Ai. Arata bahkan tidak tahu Yuki bagaimana. Shun sendiri ? Mengagumi sosok seorang Tsubaki Rei. Haru ? Entahlah belum terpikirkan oleh nya sebuah cinta

"Ahaha, sepertinya kalian iya," Iku tertawa

Semua mata tertuju pada Ai yang terbalut beberapa perban. Beberapa dari siswa laki laki di kelasnya sempat menanyakan kenapa, Ai terpaksa menjawab dengan kebohongan

"Luka luka ini,pasti Aoi yang mengobatinya. Ya ampun, sampai paha lagi." Ai menjadi malu

Jam pelajaran pun dimulai, Aoi yang kebetulan duduk di samping Ai, diam diam memperhatikan nya. Arata bahkan duduk tepat dibelakang Yuki

Ai yang merasa diperhatikan hanya bisa, merona, ia sadar hanya saja tidak ia respon,karena malu. Mengingat kejadian semalam yang tiba tiba Aoi mencium nya

Bel pertanda istirahat pun tiba, semua murid meninggalkan kelas tak terkecuali. Hajime menghampiri Naru yang duduk di bangku nya sendiri

"Hey, bagaimana keadaan mu ?," Tanya Hajime

"Lebih baik, terima kasih," ucap Naru menunduk

"Ya, maafkan aku, seharusnya aku menunggu mu kemarin,"

Naru berdiri,membuat Hajime bingung. Terkejut lah ia karena Naru memeluk nya

"Aku takut.. jangan tinggalkan aku.. lagi.." ucapnya terbata bata, mencengkram erat seragam Hajime

Hajime merasa terkejut, tapi ia merasa bisa mendekap tubuh Naru. Ia balas memeluk nya

"Aku berjanji, tidak akan meninggalkan mu,"

Ai duduk termenung di kursi depan kelasnya ketika Aoi menghampiri dan duduk di samping nya

"Bagaimana luka mu ?," Tanya Aoi

"Masih sakit, tapi tidak apa apa,"

"Syukurlah, maaf tidak bisa melindungi mu,"

Ai menggeleng cepat, "I-itu sudah cukup !,"

Aoi tersenyum

"A-aoi apakah s-saat mem-membalut luka ku kau tidak melihat sesuatu" tanya Ai sedikit malu malu, sangat malu

"Hm ? O-oh itu, aku sempat melihat," Aoi menggaruk tengkuknya

"K-k-kau melihat nyaa ?!," Ai terkejutnya

"I-iya, sesuatu yang putih," Aoi menunduk

"Apaa ?!!," Ai sedikit menampar Aoi

"I-ittai.." Aoi memegangi pipi nya

Melihat Aoi yang meringis sakit, tersadarlah Ai akan perbuatan nya, "ma-maaf, maafkan aku.." Ai mendekat kan duduknya, ia juga memegang pipi Aoi yang sempat ia tampar

"Ah," Aoi kembali meringis

Ai pun beranggapan untuk mencium pipi Aoi agar menjadi lebih baik

Rui melewati kantor guru ketika dirinya baru saja dari kamar mandi. Ia melihat sosok gadis berambut merah muda panjang, sepertinya murid baru














To Be Continued
Story By SatsuAoi15

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now