Ai hanya diam saja

"Ai, kenapa juga kau ??" Tanya Rei

"Tidak ada," Ai menggeleng cepat

"Hmmm," Rei memasang wajah curiga

"Kau menjaga jarak kan dengan Aoi ?," Ucap Naru seraya masih menenggelamkan wajah nya pada tumpukan tangan nya

Ai menunduk, menandakan bahwa yang dikatakan oleh Naru adalah benar

"Aku melihat mu saat perjalanan menuju sekolah," ucap Naru lagi

"Kurasa itu akan menjelaskan mu, Naru-san," nada Ai lirih

Yukari yang sedari tadi menyimak pembicaraan teman teman nya, masih tetap tidak mengerti apa yang mereka bahas

"Apa yang kalian bahas ?? Sebegitu jahatnya aku kah hingga kalian tidak mau menjelaskan ??,"

"Ettoo °°°°" ekspresi mereka bersamaan

"Sudahlah, Yukari, intinya saat ini, aku benar benar kesal," ucap Naru dengan tatapan malas

"Pada siapa ??,"

"Seseorang,"

"Siapa orang itu ??," Yukari terus bertanya, membuat Naru ingin menguburnya hidup hidup

"Ha-"

"Kita bicara," sesaat suatu suara terdengar di belakang Naru, teman teman nya pun turut terkejut. Naru melihat dibelakang nya, benar dugaan nya, Hajime datang menghampirinya

"Ikut aku," Hajime menarik paksa tangan Naru

"Lepaskan," Ai menggenggam tangan Hajime yang mana menarik paksa tangan Naru

"Dengar, ini urusan ku dengan nya, kau tidak ada hak untuk ikut campur," celutuk Hajime

"Tidak ada hak ? Tapi, aku memiliki hak untuk menghalangi Hajime-san menyakiti Naru-san," Ai tidak mau kalah

"Lepaskan tangan mu dan biarkan aku menyelesaikan nya dengan Naru, sendiri," Hajime memicingkan matanya pada Ai

Perlahan Ai melepaskan cengkraman nya, "kalau kau berbuat macam macam padanya, aku tidak akan segan melakukan hal yang sama pada Hajime-san,"

"Terserah padamu, Naru, ayo,"

"Kenapa aku harus menurutimu," tanya Naru dengan datar

"Naru, ikut aku du-"

"Kemana ? Kenapa ? Bukankah kau memang sudah jemu menjadi teman ku ?," Naru menatap Hajime dengan senyum pahit

Rei memberi kode agar segera menyingkir dari tempat mereka

"Naru, biarkan aku menjelaskan nya, semuanya," Hajime berusaha tenang setenang mungkin

"Menjelaskan apa hah ? Kau hanya ingin meminta maaf ? Sekedar itu ? Dengar Hajime, memang orang tua ku berhutang budi pada keluarga mu, tapi, kau tidak bisa memperlakukan ku seenaknya,"

"Aku tidak memperlakukan mu seenaknya,"

"Lalu apa ? Kalau kau sudah tidak menerima ku di keluarga mu lagi, baik, aku akan mengemasi barang barang ku," Naru sengaja menabrak Hajime untuk memberi jalan padanya agar ia lewat

"Naru," Hajime menarik kembali tangannya

"Hajime, perbuatan mu jujur tak termaafkan bagiku," lirih Naru datar

Mendengar hal itu, Hajime langsung mengangkat wajahnya, menatap Naru tidak percaya

"Hari ini aku akan pulang sendiri, terima kasih telah mengantarku," Naru segera menyingkir kan tangan Hajime dari tangan nya dengan kasar lalu ia berlalu pergi

"Naru ! Hey !," Mengejarnya pun sia sia, karena dirinya terlanjur jauh karena ia berlari

"Sial !," Hajime mengumpat pada dirinya

"Ah ! Apa yang harus ku lakukan," Hajime frustasi

Naru kembali pada kamar mandi, ia memukul tembok kamar mandi yang keras itu. Melepas amarah nya dengan memukul tembok, sebenarnya tidak lah baik. Merugikan diri sendiri dan orang lain

"Aku benci !," Teriak nya menggema di satu kamar mandi tersebut

Tak terasa, jam pulang pun tiba, para murid mengemas seluruh barang barang mereka

"Ai, kenapa kau menjauh dari Aoi ?," Tanya Arata tiba tiba

Ai terkejut sejenak, namun ia berusaha tenang dalam menjawab pertanyaan Arata, "tidak ada,"

"Tidak ada ? Apa maksud mu ? Setiap kali Aoi dekat dengan mu, kau berusaha menghindari nya, seolah kau membuat dinding diantara kalian," celutuk Arata

"Hahh, dengar, Arata, aku tahu siapa aku, aku hanya seorang murid biasa, sementara dia ? Dia seorang idol. Idola para gadis disini," Ai berusaha menghindari Arata hendak pulang

"Oh begitu, jadi kau tidak memikirkan perasaan Aoi padamu ? Ia mencintai mu, bagaimana kalau dia hanya memandang mu ?,"

Ai hendak menanggapi, namun ia lebih memilih diam daripada terus berdebat

Hajime tampak bingung, haruskah ia menunggu, atau meninggalkan Naru. Dan saat itu lah, sebuah ide terlintas di otaknya

Hajime akan menunggu, di tempat yang mungkin agak jauh dari area sekolah dan bisa memantau Naru dari tempat ia menunggu tanpa harus keluar

"Maafkan aku, Naru," ia merasa bersalah












To Be Continued
Story By SatsuAoi15

School And Love #Wattys2019Where stories live. Discover now