Buku ditutup, keringat dingin mengalir dati pelipis pemuda berambut hitam itu. Jantung berdetak cepat, kata larangan yang tertulis di halaman terakhir buku di tangannya menganggu otaknya.
Tangannya gemetar, buku terjatuh. Terjebak dalam rasa takut namun penasaran adalah sesuatu yang sangat mengganggu jiwanya. Sedikit, ia memilih untuk menghilangkan rasa penasaran dan meneguhkan hati.
Kepala menoleh, sedikit demi sedikit, dengan mata tertutup. Dirasa cukup, mata terbuka dan saat itu pula mata hitam kebiruan itu melebar.
Seseorang, di hadapannya, satu detik ia bisa melihat wujud menyeramkan di hadapannya. Memegang pena, tinta merah, tanpa bola mata. Hingga di detik berikutnya, pena itu menusuk tepat mata Kageyama, dan tak ada yang tahu apa yang terjadi setelahnya.
Apapun yang terjadi, jangan pernah menoleh ke belakang setelah membaca kisah ini, jangan pernah.
...
Meneguk ludah, Sugawara melempar buku di tangannya, tubuh bergetar. Bagaimana bisa di buku itu tertulis nama kouhainya yang hilang tiga hari lalu.
Ia takut, namun entah kenapa seperti ada magnet yang membuatnya penasaran dan ingin menoleh ke belakang. Tekad dibulatkan, ia memutar kepala hanya untuk memastikan bahwa tak ada apapun di belakangnya.
Sedetik kemudian, matanya melebar.
"S-senpai, giliranmu jadi tokoh utama ceritanya."
