💣

3.4K 347 23
                                    

'Terjadi ledakan di salah satu gedung di daerah Apgujeong. Pelaku peledakan belum diketahui saat ini. Polisi masih menyelid-.'

Siaran berita itu terhenti karena ada video call masuk di layar GPS mobilnya, tertera nama 'Full Sun' beserta foto si pemanggil. Ia sudah hafal dengan kebiasaan dari orang yang menelfonnya, tangannya terlebih dulu mengecilkan volume, sebelum menerima panggilan itu.

"HYUNG, KAU DIMANA?? CEPAT KEMARI KITA ADA PEKERJAAN. URGENT" Dugaannya benar suara si penelfon tidak akan menyelamatkan indera pendengarannya kalau saja ia lupa menurunkan volume telfonnya.

"Bisakah kalau kau sekali saja tidak teriak-teriak? Atau aku akan mengurungmu dikamar mayat lagi"Mark kembali melajukan mobilnya ke markasnya

Mendengar kata kamar mayat, wajahnya kelihatan pucat "Hehehe, maaf hyung. Jangan kau setega itu lagipula kalau aku pingsan lagi, kau juga yang susah. Terakhir kali kau mengeluh berat karena menggendongku, akhirnya kau malah menyeretku. Ingat??"

"Salah sendiri punya badan berat. Jelaskan saja kasus itu saat aku sampai disana, sebentar lagi aku akan sampai. Jeno sudah disana?"

"Seseorang yang kau tanyakan baru saja sampai."

"Baiklah, aku tutup."

🔫🔫🔫

Pintu lift terbuka, salah seorang tersebut baru sampai di tempat kerjanya. "Bongsik!!!" Ia memanggil tanpa menghiraukan tatapan orang-orang yang ada diruangan itu.

"Berhenti memanggilku begitu, itu nama kucingku bukan aku, chan." Yang dipanggil bongsik memasang wajah kesalnya.

"Tapi nama itu terdengar lucu untukmu"Haechan mengerucutkan bibirnya keukeuh.

Jeno menghela nafas pasrah, "Hih, tapi kau hanya boleh memanggilku begitu saat hanya kita saja. Oke?"

Haechan membuat gestur tangan tanda ia setuju. Tak lama, pembicaraan mereka terhenti saat pimpinan mereka sampai disana.

"Selamat pagi" Sapa keduanya

"Pagi, kau ikut keruanganku" Sapanya singkat lalu menunjuk salah satu dari mereka untuk menerima informasi

🔫

"Ada kasus baru apa?"
Haechan selaku sekretarisnya meletakkan berkas dalam keadaan terbuka diatas meja

"Semalam sekelompok teroris melakukan pengeboman salah satu gedung di daerah Apgujeong. Pimpinan Lee meminta Hyung ikut turun tangan dalam kasus ini, dan menyuruh untuk menunjuk beberapa anggotamu untuk membantu menuntaskan atas kasus ini.." Jelasnya menunjukkan foto-foto kejadian ledakan semalam, surat informasi dari kepolisian dan surat putusan dari pimpinan pusat.

"..Menurutku ini bukan kasus teroris biasa, karena Hyung diikut sertakan dalam kasus ini"

"Teroris? Ada video saat kejadian dari rekaman CCTV terdekat, atau CCTV di gedung itu?"

“Menurut Kepolisian CCTV yang ada di dekat TKP telah dinonaktifkan oleh pelaku tapi kami akan mencoba untuk menyelidiki  lagi dimenit sebelumnya, untuk CCTV di gedung itu sedang dipindai.”

"Baiklah. Lalu... Kau dapat darimana foto-foto ini?"

"Salah satu dari kepolisian dan satunya dari tim bagian penyelidikan"

Mark mengernyitkan dahinya menelisik foto-foto itu, "Hmm, baiklah kalau begitu, kau boleh kembali"

Haechan hendak meninggalkan ruangan itu tapi perintah dari pimpinannya mengintrupsinya.

Shadow UnitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang