epilog

1.4K 126 15
                                    

Hinata datang dengan perasaan kalut luar biasa, tarikan nafasnya terputus putus, pompa pada jantungnya naik luar biasa ketika langkah kaki bukan lagi berjalan melainkan langkah kaki berlari. Peluh yang mengalir dipelipis tak ia hiraukan ketika maniknya menangkap sesosok lelaki yang ia cari sedari tadi dengan santai nya berbaring nyaman seraya bersenandung ria di balik gorden putih yang menutupi ranjang pasien. Oke hinata cukup geram, kakinya ia langkahkan masuk penuh kedalam ruang kesehatan yang selalu saja bernuansa putih disana sini. Ia tutup kembali pintu yang terbuka, menyibak gorden dengan satu hentakan kasar membuat yang berbaring menatap sinis kearah si mungil.
"Apa?" ucap tsukishima ketus, yang dipandang bukannya menjawab lebih memilih mendudukkan tubuhnya diatas ranjang, mau tak mau tsukishima yang berbaring harus ikut duduk memberikan ruang untuk sang oranye. Perlu kalian ketahui bagaimana tinggi pemuda kacamata itu bila berbaring selalu akan memenuhi ranjang ukuran single bed itu.

"Bagaimana kau tahu aku disini?" seraya melepaskan headphone yang sedari tadi bertengger di telinganya.
"Sugawara-san" ucapnya.
"Aaah dasar si tua itu" tsukishima tahu,julukan ibu memang pantas untuk sugawara yang selalu saja terlalu perhatian pada kohai nya. Manik karamel masih betah menatap intens si dominan, memperhatikan setiap inchi lekukan wajah tampan tsukishima, tangannya terangkat hanya untuk menyentuh luka sobek diujung bibir tsukishima. "Sudah diobati,tenang saja".

Hinata masih diam, menurunkan lagi tangannya. Menunduk dalam tak mampu menatap tsukishima yang balik menatap intens ke si kecil.

" lihatlah dirimu" ucap tsukishima, jengah juga melihat hinata yang biasanya berisik dan suka merengek diam membatu seperti ini "kau kesini berlari? Keringat mu astaga hinata-kun,sungguh kau ini masih bocah atau apa?" seraya mengusap keringat di wajah hinata.

"Demi mulut gombal oikawa-san kei, aku kesini karna khawatir dengan mu, dan kau malah mencerca keringat ku? Aku kecewa sekali" tetapi tetap saja menerima afeksi tsukishima.

Si kacamata terkekeh kecil mendengar ucapan ketus hinata, dalam hati berkata ia imut walau sedang menggerutu "aku tahu" ia hentikan kegiatan ayo mengelap keringat hinata ku, tangan besar itu ia gunakan menarik wajah hinata lebih mendekat ke wajahnya "terima kasih" kemudian mencium lembut dahi si mungil.

Cukup lama,hingga suara hinata menginstruksikan nya untuk menghentikan kegiatan itu.
"Jadi, siapa yang menang? Aku tak melihat kageyama disini?" ia dekatkan tubuhnya agar bisa masuk kedalam pelukan hangat tsukishima, tsukishima? Senang senang saja, jarang sekali hinata bisa semanja ini kepadanya.

Dieratkan pelukannya kepada hinata memikirkan sebentar jawaban yang pas untuk sang terkasih "aku tak tahu, ku rasa dia" alis hinata terangkat menandakan ia butuh penjelasan lebih "dia memukul ku sekali, dan aku membalasnya 5 sampai 7 kali". Seketika tubuh hinata tegak menatap nyalang kearah tsukishima
" itu tak adil namanya bodoh".

Kesal juga dikatai hinata bodoh yang notebane nya ia lebih pintar dari si bocah ini.
"Awal nya aku hanya ingin memukul nya sekali,namun geram juga ketika mendengar ucapan bocah itu".
" apa yang ia katakan kepadamu" menyamankan diri didalam pelukan tsukishima.

"Ia bilang aku pengecut , itu saja" hinata diam "well, karna memang benar adanya makanya ku hajar lagi wajah menyebalkan itu"

Terdengar kekehan bahagia tsukishima ketika membayangkan betapa senangnya menghajar wajah raja lapangan itu. Perlu diingatkan kageyama masihlah pemain inti klub voli universitas nya, bahkan sudah menjabat sebagai kapten tim mereka, makin besar lah gelar lapangan itu dipundak kageyama ,namun sangat disayangkan yang masih aktif dalam klub voli hanya kageyama,oikawa,kuro,akashi,dan bokuto saja. Yang lainnya? Mereka terkikis yang namanya hukum alam siapa kuat dialah yang bertahan. Hinata memang lah hebat dalam bermain voli namun cedera yang ia dapat diawal semester pertama membuatnya harus berhenti dengan impiannya itu. Bohong bila hinata tak depresi, ia bahkan sempat ingin bunuh diri karna hal tersebut,beruntung tsukishima dapat mencegah si manis itu,mungkin karna alasan itulah tsukishima berhenti bermain voli, ia bilang hanya tak ingin melakukan aktivitas berat yang membebankan masa remajanya,tapi itu hanyalah alasan agar bisa sedikit meringankan beban si mungil.

"Kau gila" gumam hinata merenggangkan pelukan mereka "licik".
Sungguh tsukishima tak tahan untuk tak mengecup lembut pucuk kepala hinata dan berakhir mengecup bibir si kecil singkat. Cukup membuat hinata mematung sebelum akhirnya sang dominan mengeratkan lagi pelukan mereka.

" aku tahu, aku juga mencintaimu "
Tunggu
Sepertinya ada yang salah
"Hei,kapan aku berucap aku mencintaimu" tsukishima makin saja terkekeh keras, oh imutnya pemuda mungil ini.
"Jadi kau tak mencintaiku?"
"Kapan aku bilang aku tak mencintaimu?"

Gemas sekali tsukishima dibuat hinata "well, aku tahu, terima kasih"
Bingung juga hinata ingin menjawab apa, namun ketika mendengar gumaman tsukishima,ia tak bisa untuk tak tersenyum bahagia saat itu.
"Aku bahagia sekali,terima kasih".
" aku juga terima kasih"






                                    End

                                Omake

Kageyama terdiam menatap yachi yang sedang membersihkan luka luka diwajahnya, memperhatikan tangan lentik itu begitu telaten membersihkan lukanya.
"Kau gila kageyama-kun, kau membiarkan si rubah berkacamata itu memukulmu seenaknya,kau benar benar gila" seraya membubuhkan alkohol diatas kapas putih, mulutnya tak henti menggerutu kesal. Sekelebat bayangan hinata mampir dikepala si raja,membuatnya tersenyum lembut kearah yachi, lucu juga pikirnya.

"Aku benar benar akan memarahi tsukishima besok,ingatkan aku untuk itu, dan kau" ucapnya tajam tapi malah lebih imut dimata kageyama "jangan berani berani mencari masalah lagi dengan tsukishima ataupun hinata, aku tak mau mengurusmu lagi".

Bukannya berpikir,kageyama lebih memilih tertawa lepas melihat tingkah yachi,membuat yang ditertawakan mengernyit bingung.
" baiklah, aku tak lagi begitu" agak mendekatkan wajahnya kearah yachi,mengecup singkat pipi chubby sang wanita "terima kasih" ucapnya tulus. Oh yachi-san seketika memerah membuat kageyama semakin gencar tertawa. Imut pikirnya lagi.

                              Real end








Oke hanya 3 chapter, tak apalah ya. Sebenarnya ini kisah yang aku ambil dari sedikit banyak kisah ku,tapi endingnya mungkin beda,kali disini ku buat happy ending kalo nyatanya mah aku harus kehilangan dua orang itu 😭 . Well gak apa2 lah ya itung2 harapan buat kedepannya. Disini juga aku buat sugawara sifatnya kek temen aku, maafkeun 😶 . aku minta maaf kalo banyak typo nya huhuhu 😭,
Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen yah, dengan apresiasi kalian untuk vote dan komen membuat kami para penulis semakin semangat untuk membuat tulisan lain untuk kalian 😚😚

Oh iya aku lagi suka lagu2 seventeen yang judulnya home,dont wanna cry,smiling flower, sama lagu2 bts guweh army bruh 😎, aku nulis ini sambil denger lagu hug sama smiling flower dari seventeen, mungkin bakal ngena banget sih. Silahkan didengarkan

Babay semua salam cinta dari akuh 💕

BE MINETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon