Satu Hari di Bulan Desember

496 35 8
                                    

Author Pov

Bumi terus berputar mengelilingi porosnya. Rotasi bumi? Yah.. begitulah konon dulu Copernicus menyebutnya, yang turut diaminkan oleh Galileo.

Tak peduli seberapa tua usia bumi, tapi nyatanya tak pernah sekalipun ciptaan Tuhan nan patuh ini berpikir untuk mengistirahatkan dirinya.

Begitu disiplinnya ia, hingga terus berputar dan berputar mengililingi sumbu porosnya. Semuanya selesai dalam 24 jam setiap harinya, tidak kurang tidak lebih.

Membuat sang surya tak punya pilihan lain kecuali terbit di kala pagi dan kembali masuk ke peraduannya saat malam menjelang.

Waktu tak pernah sekalipun membeku. Hari terus berganti dengan bermacam namanya, menemani setiap anak manusia menguntai berupa-rupa kisah hidupnya.

"Tiinnnn.. tiiiinnnnn.."

Deru suara klakson mobil yang terparkir manis di pelataran istana cinta Lee Seung Gi dan Moon Chae Won, terdengar berdentang bertalu-talu menyemarakan pagi hari bangunan megah di kaki gunung Seokseong, Gyeonggi do itu.

Jarum jam yang menunjukkan waktu hampir pukul 9 pagi, membuat Seunggi mau tak mau harus 'memaksa' sang istri untuk bergegas keluar.

Hanya butuh waktu sekejap mata, sebuah suara sahutan yang tak kalah melengkingnya terdengar dari balik pintu rumah itu.

Bak paduan suara yang tak paham arti kata harmoni, pagi ini Lee Seung Gi 'dipaksa' untuk menyaksikan dentang suara klakson, lengkingan suara Chaewon, dan dendang suara sekawanan burung liar yang hinggap di pohon palm rumahnya.

Semuanya tak mau kalah, semuanya saling bersuara, dan semuanya tak segan untuk saling bersaing mewarnai pagi hari Lee Seung Gi.

Sungguh aneh tapi nyata, tapi tampaknya si penonton bernama Lee Seung Gi itu cukup terhibur dengan pertunjukan paduan suara yang 'sedikit' memekakan telinga ini. Mulut pria itu bahkan sampai terkekeh sendiri mendengarnya.

Dari dalam mobilnya, pandangan Seunggi kini mengarah lurus pada kaca spion disisi kanannya.

Selesai dengan urusan paduan suara, secepat kilat tatapan mata tajamnya kini beralih memaku gambaran raga si penyahut bunyi klaksonnya tadi yang mendadak memunculkan diri dan terpantul dalam cermin kecil spion mobilnya.

Mata Seunggi lekat memperhatikan gerak-gerik Chaewon dengan tatapan memuja.

Selangkah.. dua langkah..

Mata Seunggi masih getol memperhatikan bayangan Chaewon yang kini tengah berlenggak-lenggok didalam layar kaca spion mobilnya. Dari mulai saat wanita itu keluar dari pintu rumah mereka, lalu melenggang kearahnya.

Seperti orang gila, hanya dengan melihat tontonan semacam itu, mulut Seunggi benar-benar tak sungkan untuk tersenyum sedemikian lebarnya.

"Ahh.. cham, dinginnya" ucap Chaewon sambil masuk kedalam mobil dengan sedikit tergesa.

Seperti biasa, wanita itu langsung ambil posisi dan duduk tepat di sisi sang suami. Kali ini dengan sebuah tas berwarna Cokelat tua yang tergeletak di pangkuannya.

Layaknya seorang balita yang tak paham tata cara memakai sabuk pengaman, Moon Chae Won pasrah saja saat sepasang tangan kekar milik suaminya itu terulur dan melilitkan sabuk pengaman ke dadanya.

Ingatkah kalian, jika diawal tadi Lee Seung Gi sendirilah yang menyuruh istrinya untuk cepat-cepat?

Tetapi, ya ampun, lihatlah sekarang. Lelaki itu jugalah yang kini malah seolah enggan untuk beranjak.

Alih-alih terbirit-birit menekan pedal gas, Lee Seung Gi nyatanya masih betah untuk menubrukkan pandangannya ke raga molek sang istri.

Chaewon yang ditatap pun cuek saja, sama sekali tidak risih ditatap terus menerus seperti itu.

'Sudah biasa' pikir Chaewon sedikit besar kepala.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When I Meet Your MomWhere stories live. Discover now