Tubuh mereka berdua tertutup selimut, sekali lihat saja Sakura langsung tau apa yang baru saja terjadi.
Ia mengguncang tubuh Sasuke perlahan, "hei, bangun." katanya.
"jam berapa sekarang.?" Sasuke bertanya.
"jam tiga."
"astaga, aku baru saja memejamkan mata." Sakura memutar matanya.
"aku akan membuatkan kopi, setelah itu pulanglah."
"ck." Sasuke menggerutu, tapi ia mulai memakai pakaiannya satu persatu.
.
Sasuke pov
Aku tersenyum sepanjang perjalanan, Hinata benar-benar manis. Wajahnya, lehernya, dadanya, semua yang ada pada dirinya.
Aku menahan diri sekuat mungkin, tapi caranya melepaskan pakaiannya satu persatu membuatku tak tahan dan lepas kendali.
Ia bahkan tak menyadari aku sudah berasa disana saat ia baru membuka pintu.
Sial, membayangkan dirinya membuat juniorku kembali terbangun.
Aku tidak sabar menunggu saat akan nengulanginya lagi.
Pov end
.
Aku terbangun karna Sakura membangunkanku.
"Hinata, bangun. Kau tidak kerja.?"
"lima menit lagi Sakura." kataku sambil menarik selimut agar lebih menutupi tubuhku.
"tapi hampir jam sembilan." aku bergegas bangun, hingga jatuh dari kasur.
"aduh.!" aku mengerang. "waaaa, a-apa yang.? " aku memandangi tubuh telanjangku, dari dada hingga ke perut terdapat banyak bercak merah. Dan ada cairan lengket mengalir di antara kedua pahaku.
"sa-Sakura." aku merengek, tapi ia malah merebahkan dirinya di kasur. Cepat berangkat, nanti bosmu marah.
Aku melakukan rutinitasku dengan perasaan yang campur aduk.
.
.
"Hinata, kau taukan tidak boleh memakai syal saat sedang bekerja.? " wanita cantik berambut pirang yang tengah mengomeliku ini adalah atasanku.
"ta tapi saya sedang tidak enak badan." kilahku.
"dua hari ini kau terlambat masuk kantor, dan hari ini yang lebih parah. Terlambat satu jam dan tidak mengenkan seragam kerja dengan benar." hardiknya. Aku di panggil ke ruangan khusus hanya untuk di marahi.
"kemasi barangmu dan segera menghadap pak kepala."
Aku menghela napas lelah, kemarin aku tidur sampai larut malam gegara teman-teman Sakura. Dan malam tadi aku nyaris tidak tidur karna seseorang memperkosaku.
Aku tidak menyangka, sex pertamaku ku lakukan dengan pacar temanku sendiri.
Bagaimana jika Sakura tau, apa dia akan membenciku.? Memusuhiku, lalu mulai mengusirku dan menghancurkan hidupku seperti yang terjadi di film-film.?
Aku menggeleng, asal Sakura tidak tau. Semua pasti akan baik-baik saja.
Setidaknya ia tampan.
Aku memukul kepalaku sendiri, karna otakku dengan lancangnya memikirkan hal yang memalukan seperti itu.
Walaupun dalam relung hati terdalamku, aku mengakui bahwa Sasuke memang sangatlah tampan.
.
"permisi." aku berkata takut-takut, setelah mengetuk pintu berwarna coklat itu beberapa kali.
Takutnya pak kepala pengawas yang katanya baru melakukan inpeksi pertamanya ini galak.
Takut kalau aku di pecat.
Takut, kalau...
"masuk." suara itu menyadarkanku dari pikiran liarku.
Punggung lebar yang tengah menatap keluar jendela langsung menyapa penglihatanku.
Aku benar-benar tak menyanka di mall sebesar ini ada ruangan yang seperti ini.
Sangat mewah, dengan cat dinding yany di dominasi warna cream dan furniture dari kayu jati yang di plitur halus sekali, dan setengah dari ruangannya adalah kaca tebal yang membuat cahaya luar bebas masuk ke ruangan ini.
"ku rasa anda menyukai ruanganku."
"ah, tentu saja pak, -" saat orang itu berbalik dan matanya yang legam menatapku, aku tau ketakutanku di atas tidak ada apa-apa nya di banding apa yang kini berdiri di depanku.
Dengan seringai menyebalkan, dan gaya berjalannya yang angkuh.
Aku tak tau kapan, tapi kini ia berdiri menjulang di depanku.
"kenapa kau mengenakan syal di hari yang panas ini, nona.?"
Syal ku yang malang teronggok si lantai, memperlihatkan leherku yang penuh bercak merah. Ia menyeringai, dan aku bersumpah bahwa matanya berkilat saat ia menatapku.
Seseorang, tolong aku.
Maaf sekali, aku dalam kondisi mood yang buruk sekali, hingga gak balas koment kalian satu persatu.
