Malam ini dingin.
Dingin sekali hingga membuat ku mengenakan dua lapis kain pada tubuhku. Ini pertanda Musim dingin telah tiba meskipun salju pertama belum turun juga.
Aku berkutat pada sebuah buku catatan kecil berwarna putih bersama sebuah pulpen yang ujung kepalanya berbentuk boneka rilakkuma, pulpen kesayanganku.
Tidak, aku tidak sedang belajar. Semenjak kembali ke masa ini aku bahkan tidak pernah belajar dengan serius.
Malam ini aku sibuk memikirkan beberapa hal tentang Gyuri. Aku mulai mencoret-coret beberapa momen yang menurutku mungkin berhubungan dengan kepergiannya.
Brakk
"Romsaeee kau tidak dengar ya!"
Aku terkejut dan segera menoleh ke arah pintu.
"Iya? Apa kak?". Kak Roa memutar kedua bola matanya.
"Dari tadi aku memanggilmu! Ada tteokbokki, kalau tidak mau ya sudah!"
Blam
Ia menutup pintu dengan keras.
Memang lebih baik jika saat ini aku keluar saja.
Aku keluar menyusul kak roa yang tengah santai duduk di sofa. Disana kak Roa sibuk memakan tteokbokki sendirian.
"Jiheon mana?"
"Belajar, dia besok ada ulangan katanya"
"Ibu?"
"Entahlah.." Kak Roa sibuk memakan tteokbokki sambil matanya fokus menonton TV. Aku memandanginya. Ia mengenakan setelan baju yang rapi seperti dia akan pergi keluar?
Kak Roa cantik sekali, Rasanya benar-benar berbeda, andaikan ia tahu bagaimana jadinya ia di sepuluh tahun kedepan.
Kak Roa mengecek ponselnya seketika setelah mendengar ponselnya bergetar.
"Yeahh" Serunya kegirangan. Kemudian ia bergegas akan pergi.
"Kakak mau kemana?"
"Peduli apa kau?" Ia mencibir sambil mengenakan sepatu.
"Kak.."
"Apa? Kau mau mengadukan ku ke ibu? Aku tidak perduli!" Ia berdiri dan mengambil tas kecil miliknya.
"Jangan pernah berkencan dengan Pria bermarga-"
"Apa sih.." potongnya dan kemudian menutup pintu dengan keras.
Kuharap dia baik baik saja.
***
Gyuri akhirnya datang dengan senyuman yang terlalu manis untuk pagi ini.
"Princess Saerom sekarang datangnya pagi pagi sekali yaa" aku tersenyum balik
"Tapi princess selalu datang terlambat"
"Kata siapa?" Gyuri bertanya dengan serius sambil mendekatkan kursinya kepada ku. Akupun memberi isyarat agar dia semakin mendekat.
"Kata ku" bisikku.
"Yaaa" Gyuri kesal dan memanyunkan bibirnya.
"Maka dari itu, mulai saat ini bukan aku princess nya, tapi.. kau" aku menyentuh kedua pipinya dan terlihatlah dua pasang bulan sabit dari matanya.
"Oke, panggil aku princess gyul, kau dengar itu jiwon??" Seru gyuri yang tiba-tiba berdiri dan menepuk punggung jiwon yang baru saja datang.
YOU ARE READING
If Only I Could Protect You
FanfictionPenyesalan selalu datang di akhir. itu yang selalu aku dengar. namun boleh kah aku berharap bahwa penyesalanku bukanlah akhir dari segalanya? Aku masih mengharapkan sebuah akhir yang bahagia. Aku bahkan tidak mengharapkan dia untuk kembali lagi. ti...
