"Levi! Ayok berangkat!" Dari luar, Farlan meneriaki. "Iya!" Levi segera keluar.

"Astaga... suamimu itu." Kata Isabel sambil terkekeh.

Isabel, istrinya Farlan. Sekarang berkerja di mansion Ackerman juga. Dulunya peracik minuman keras di suatu bar. Namun sejak Farlan menikah, Kuchel menyuruh Isabel untuk menjadi koki di Mansion Ackerman. Lagipula masakan Isabel enak.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Isabel. "Baik!" Jawab Eren. "Kalau dia?" Tanya Isabel sambil mengelus - elus perut Eren. "Baik sekalii~" jawab Eren lagi.

"Isabel - san sendiri bagaimana? Belum berniat?" Tanya Eren. "Yah begitulah." Jawab Isabel singkat. "Kau sudah beri nama?"tanya Isabel.

Eren tediam. Iya juga, dia tidak pernah mekikirkan namanya. "Wah belum ya?" Eren manyun.

.

"MANA ADA SII!" Pekik Farlan sambil mengacak - ngacak surainya. Sudah sepuluh gerobak gulali di hampiri. Nyatanya tak ada juga.

"Coba tanya yang itu." Kata Levi. Mereka berdua menghampiri toko harum manis milik si mas mas dengan sedikit kerutan diwajahnya.

"Ada gulali ga?"

"Ya ada lah mas, namanya juga dagang gulali."

"Kalau yang pelangi?"

"Ada dong!"

"Yang pedas?"

"Ada do- MANA ADA GULALI PEDAS?!" Pekik si mas ketika menyadari pertanyaan Farlan.

"Saya maunya yang pedas!" Farlan ngotot.

"Ada apa ini?" Dari balik dinding, muncul wanita bersurai pirang.

"Petra?" Ujar Levi. "Levi?"

"Woah, ga nyangka Levi jadi suka yang manis - manis!" Kata Petra.

"Ini buat Eren!" Bantah Levi tegas.

"Eren?! Waah... Honey, buatkan yang spesial!" Pekik Petra senang.

"Eren? Siapa?" Tanya pria yang dipanggil 'honey' oleh Petra.

"Eren! Itu loh yang brunet manis unyu - unyu itu!" Kata Petra, gemas sendiri menceritakan Eren.

"Istrinya dia! Levi." Kata Petra sambil menunjuk Levi.

"Dan Levi, ini Oluo~" Kata Petra mengenalkan mereka.

Oluo mengulurkan tangannya. "Oluo." Levi menyambutnya. "Levi."

"Jadi bisa buatkan?" Tanya Farlan. "Bisa dong!" Jawab Petra. Petra segera mengambil alih.

"Mau yang apa?" Tanya Petra.

"Yang warna pelangi..."

"Oke!" Petra menyiapkan gula - gulanya.

"... rasa pedas." Sambung Farlan.

"...."

Hening.

Petra menatap suaminya. Kemudian tertawa. "Pedas ya? Mana ada!" Kata Petra.

"Haah... aku tak mengerti apa yang ada dipikiran Eren." Ujar Levi sambil memijat pangkal hidungnya.

"Kalau begitu kan tinggal diberi bubuk cabai saja kan?" Usul Petra.

Gantian Levi dan Farlan yang saling bertatapan.

"YA TUHAN! KENAPA BARU KEPIKIRAN!" Pekik Farlan Gemas. Sedangkan Levibkrmbali memijat pangkal hidungnya.

"Honey. Belikan bubuk cabai!" Suruh Petra. "Tapi-" "sudah belikan saja!" Oluo pasrah.

- [Completed]Where stories live. Discover now