M.A.S

3.6K 317 47
                                    

Ini ff awalnya cast itu Minho x Yuri, pernah aku post di salah satu blog juga beberapa tahun lalu wkwk. Kepikiran buat publis disini.

Ini ff dibuat 5 tahun lalu. Maklumin ya kalo bahasanya alay-alay gimana gitu wkwk.

😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

Disinilah aku. Berjalan dengan senyuman manis yang tak pernah lepas saat menginjakan kaki di bangunan megah yang pernah menjadi tempatku menuntut ilmu. Setelah 3 tahun aku pergi dari Korea untuk sekolah desainer di Paris, aku memutuskan kembali ketanah kelahiranku untuk merintis usaha disini. Sebelum itu, kusempatkan waktu untuk mengunjungi sekolah tingkat SMA-ku dulu. Tak banyak berubah ternyata, walau ada beberapa bangunan yang direnovasi. Ini hari Minggu, wajar jika suasana disini sepi.

Cklk!Jepretan kameraku kembali berbunyi. Kini aku tengah berada di lapangan. Aku ingat sekali, disinilah tempat yang cukup memiliki banyak kenangan. Disinilah aku duduk dan menatap kagum kepada seorang pria yang notabene seorang kapten basket. Ah, pria itu. Aku kembali mengingatnya. Bagaimana kabarmu selama ini? Apa kau masih sendiri? Haha, semoga jawabannya iya. Kau tahu? Hatiku masih memilihmu sampai detik ini.

Aku tersenyum simpul dan berjalan menuju ruang kesenian. Sedikit kudekatkan kepalaku dan menaruh telapak tanganku tepat diatas dahi, saat melihat keadaan ruang kesenian melalui jendela. Piano itu, piano itu masih ada disana. Ingin sekali aku memainkannya seperti dulu.

Ya. Piano itu salah satu benda bersejarah dalam hidupku. Bersama piano itu, kuciptakan lagu-laguku untuknya. Pria yang sangat aku cintai.

Setetes air mata jatuh begitu saja. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa sangat merindukannya. Dia bukan kekasihku. Hanya sebatas pria yang kukagumi diam-diam.

Tak mau menunggu lama, aku pun segera beranjak menuju lantai dua. Ruang kelasku dulu.

Disana, tepat disana masih berdiri loker siswa. Loker itu tetap berada di depan kelas. Dulu, aku sering sekali menaruh bekal, permen dan lain-lain di loker Mingyu. Yap, nama pria yang kumaksud adalah Kim Mingyu. Mungkin kalian bertanya bagaimana bisa aku memasukan semua itu kedalam loker Mingyu? Jawabannya adalah, Mingyu memang mendapatkan loker yang bisa dibilang rusak. Jadi, tidak sulit untuk membuka loker itu dan memasukan berbagai hadiah yang kusiapkan untuknya.

Perlahan ku pegang knop loker itu, tapi kenapa keras? Astaga, ternyata loker ini sudah di perbaiki. Dan pemilik loker itu bernama Kim Jean. Mmm, lagi-lagi pria. Kini, kualihkan pandanganku ke arah loker bekas milikku. Loker itu tepat berada di pojok kanan. Cukup jauh dari letak loker milik Mingyu. Dan nama yang tertera disana adalah Jung Chaeri. Aku pun beralih ke arah kelas dan mencoba membuka pintunya.

Syukurlah ruangan ini tidak dikunci. Aku sempat terpana melihat keadaan ruangan ini sekarang. Banyak perubahan disini. Dulu, ruangan ini bercat putih, namun sekarang berubah menjadi warna hijau muda. Dulu tidak ada lemari besar di samping kursi guru, namun sekarang berdiri lemari jati dengan warna coklat.

Aku beranjak menuju tempat dudukku dulu. Lagi-lagi aku tersenyum senang. Beberapa kali aku mengambil gambar disini. Mataku berhenti pada meja pojok disana. Tempat duduk pria itu. Tubuhku kembali bergerak menuju bangku itu. Jari-jariku perlahan mengusap lembut mejanya. Lagi-lagi aku tersenyum miris.
“Kau merindukanku? Hahaha. Tidak mungkin bukan? Apa kau sudah menikah" lirihku pelan seraya mengusap meja itu.

Sungguh, aku benar-benar sangat merindukannya. 3 tahun aku pergi bukan tanpa alasan. Aku memutuskan pergi ketika aku melihat pria itu dan seorang wanita berciuman di taman saat hari kelulusan.

Flashback on
Terima kasih, Tuhan. Aku lulus dengan hasil yang cukup memuaskan. Aku terus berjalan kegirangan menuju taman. Di taman itulah setiap harinya aku menghabiskan waktu senggang saat di sekolah. Langkah kakiku berhenti saat melihat pemandangan menyakitkan. Pria itu, ia berciuman mesra dengan seorang gadis yang kutahu sangat dekat dengannnya. Kututup mulutku yang terbuka lebar dengan telapak tanganku agar tak menimbulkan suara. Tangisku pecah saat itu juga. Bertahun-tahun aku memendam perasaan padanya. Bertahun-tahun aku bertahan untuknya. Bertahun-tahun aku mengaguminya diam-diam. Bertahun-tahun aku melindunginya dari jauh. Haruskah ku hapus rasa itu sekarang?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(ONESHOOT) Memories at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang